Kota Padang
Laut di Padang Kian Memprihatinkan: Nelayan Menjala Sampah, Bukan Ikan
Sampah plastik mendominasi di jala nelayan elo pukek di Pantai Purus, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Kondisi seperti ini sudah berlangsung sej
Penulis: Nandito Putra | Editor: Fuadi Zikri
Saat diminta pendapat soal maraknya sampah plastik, Syifa mengaku kalau dia masih sering beli minuman atau makanan berkemasan plastik.
"Hampir tiap hari aku jajan yang ada plastiknya, di rumah juga, kalau dihitung-hitung ada tiga kantong sampah plastik yang dihasilkan," katanya.
Syifa bilang, laut seharusnya bersih dari sampah. Karena kalau kotor, ikan-ikan bisa tercemar plastik.
Pengetahuan itu Syifa peroleh dari postingan di media sosial.

"Aku pernah lihat kalau ikan yang kita makan itu ada plastiknya," tuturnya.
"Awalnya aku ga percaya ada plastik di dalam ikan. Mana mungkin, tapi sekarang sepertinya beneran," Syifa melanjutkan.
Pengunjung lainnya yang juga melihat aktivitas elo pukek adalah Rifki, 25 tahun.
Seperti Syifa, pegawai di salah satu bank swasta ini juga menyoroti banyaknya sampah yang terjerat jala nelayan.
Menurut Rifki, sampah plastik di laut itu datang dari sungai.
"Kalau orang buang sampah ke laut saya belum pernah lihat, tapi di sungai sering," katanya.
Saat ditanyai soal tercemarnya laut Padang, Rifki mengharapkan peran pemerintah yang lebih aktif lagi.
"Kepada masyarakat juga harus diedukasi supaya tidak buang sampah ke sungai," ujar Rifki.
Ikan berganti plastik
Berdasarkan laporan World Economic Forum pada tahun 2016 lalu, lautan diperkirakan akan mengandung 1 ton plastik pada setiap 3 ton ikan di tahun 2025.
Kemudian, pada tahun 2050 akan lebih banyak plastik daripada ikan di lautan.