Zoni Hendri yang Tolak Keras Sawahnya Jadi Kompleks Perumahan: Sudah Banyak yang Tawar
Zoni Hendri (47) terus menolak tawaran orang yang ingin membeli dan mendirikan kompleks perumahan di lahan sawah miliknya di Kuranji, Kota Padang
Penulis: Nandito Putra | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Sawah- sawah di Kota Padang kian tergerus. Keberadaannya berganti dengan bangunan-bangunan beton yang menjulang.
Masifnya pembangunan kompleks perumahan menjadi salah satu penyebabnya. Kian tahun luas sawah di Kota Padang terus berkurang.
Senin pagi, Zoni Hendri (47) tengah sibuk mencangkul di tengah sawah miliknya di Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Ia merupakan seorang dari sekian banyak petani yang kerap kali didatangi sejumlah orang dengan tujuan menawar sawahnya,
Saat ditemui TribunPadang.com, Zoni menghentikan pekerjaannya. Ia bercerita sawahnya sering ditawar untuk dijadikan kawasan perumahan.
“Saya tidak akan mengizinkan kalau sawah ini dijual,” kata Zoni sembari beristirahat di pondok kecil pinggir sawah.
Baca juga: Cerita Jarisman, Petani di Padang yang Bertahan Garap Sawah di Tengah Kepungan Perumahan
Lahan sawah yang digarap Zoni terlihat di kepung sejumlah perumahan yang ada di kelurahan itu. Pemandangan yang lapang tak lagi terlihat dari tengah sawah.
Zoni berkisah, dulu perumahan itu semuanya adalah sawah dan ladang milik masyarakat setempat.
Sejak 15 tahun terakhir, satu persatu bangunan beton di sekitar sawahnya mulai bermunculan yang seiring berjalannya waktu terus bertambah banyak.
Menurut Zoni, luas sawah yang kini tersisa di kawasannya lebih kurang empat hektare. Adapun sawah yang kini digarapnya adalah milik kaum atau suku.
"Sekarang coba lihat, sekeliling sudah dibangun perumahan,” ungkapnya sembari melirik bangunan yang membelakangi sawahnya.
Baca juga: Pemko Padang dan FPR Tetapkan Luas Lahan Sawah yang Dilindungi di Kota Padang Seluas 2.404,75 Ha

Menurut Zoni, menjual sawah sama dengan menjual hasil keringat leluhur. Sawah ini merupakan warisan dari hasil meneroka yang dulunya rimba hingga menjadi lahan subur.
“Moyang kita susah-susah membuka sawah, lalu kita menjualnya? Apakah kita tidak memikirkan anak cucu selanjutnya?,” tuturnya.
“Daripada terbengkalai atau dijual, biarlah saya yang menggarap,” tegasnya.
Zoni adalah orang yang keras menantang penjualan lahan kaum untuk pembangunan perumahan. Meski sawahnya kerap ditawar mahal.