Cerita Jarisman, Petani di Padang yang Bertahan Garap Sawah di Tengah Kepungan Perumahan

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Belum lindap benar di ingatan Jarisman, 57 tahun, ketika tempatnya kini tinggal masih berupa hamparan sawah.

Namun situasinya berubah dalam satu dekade terakhir.

Ekspansi pembangunan perumahan telah menghilangkan banyak lahan sawah di kawasan tempat Jarisman tinggal.

Dia tinggal di Kelurahan Anduriang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

Dia merupakan salah satu orang yang masih bertahan menjadi petani sampai sekarang.

Baca juga: Dibangun di Lahan Bekas Sungai, Perumahan Nanggalo Padang Bisa Banjir 5 Kali Setahun

Sawah miliknya berada tepat di depan gerbang menuju salah satu perumahan.

15 meter dari tempatnya berdiri, salah satu sisi dinding rumah warga berbatasan langsung dengan sawah miliknya.

Jarisman mengatakan, sebelum ada perumahan, lahan sawah di Kelurahan Anduriang bertaut dengan sawah yang ada di Kelurahan Ampang.

“Yang ada sawah cuma arah ke sini, di Ampang sudah jadi rumah semua,” katanya kepada Tribunpadang.com, Senin (10/10/2022).

Pria yang lahir dan besar di Anduriang ini mengatakan, pada tahun 2000-an keluarga besarnya masih memiliki lahan sawah seluas empat hektar.

Baca juga: Petani Gagal Panen karena Hama Wereng di Padang Dapat Ganti Rugi Rp 6 Juta/hektare

Lahan sawah itu, lanjutnya, juga ikut dijual oleh ninik mamaknya.

Alasan dijual karena tidak ada lagi keturunan perempuan di keluarganya yang akan mewarisi sawah tersebut.

“Sekarang tidak ada lagi sepetak pun, sudah habis semua,” katanya.

Kini Jarisman menggarap empat petak sawah milik orang lain dengan skema bagi hasil.