Menteri KKP di Sumbar

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono: Maelo Pukek Budaya yang Harus Dilestarikan

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI) Sakti Wahyu Trenggono menyambangi Kota Padang Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Minggu.

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR
Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono tengah menarik jala yang sudah dilempar ke laut pada tradisi maelo pukek di Pantai Purus Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, Minggu (21/8/2022). 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Wahyu Bahar

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI) Sakti Wahyu Trenggono menyambangi Kota Padang Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (21/8/2022).

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono dalam lawatannya ke Kota Padang ini dalam rangka meresmikan tugu kampung Tematik Elo Pukek di Pantai Purus.

Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, tradisi maelo pukek oleh nelayan di Sumbar khususnya Kota Padang mesti dirawat kedepannya.

Baca juga: Tradisi Maelo Pukek di Pantai Padang akan Dijadikan Destinasi Wisata

Menurutnya, maelo pukek bukan hanya menimbulkan dampak ekonomi bagi nelayan.

Lebih dari itu, ia menilai bahwa tradisi maelo pukek juga sebagai upaya pelestarian lingkungan laut dari sampah.

"Maelo pukek ini sebuah budaya yang harus dilestarikan," kata Trenggono saat sambutannya, bertempat di Panggung Cimpago Pantai Puruih, Minggu (21/8/2022).

Baca juga: Mengintip Nelayan Pantai Padang Perbaiki Jaring, Persiapan Menangkap Ikan Lewat Tradisi Maelo Pukek

Ia memberi usul kedepannya tradisi maelo pukek bisa diagendakan sebagai perlombaan.

"Kalau perlu dibuat suatu kegiatan positif ke depannya, misalnya perlombaan maelo pukek pada momen HUT RI setiap tanggal 17 Agustus," ujar dia.

Perlombaan itu, misalnya melombakan tradisi maelo pukek, dimana pemenang ditentukan berdasarkan jumlah sampah yang diangkut nelayan atau masyarakat.

"Jadi itulah perhatian kita terhadap kelestarian laut," kata dia.

Baca juga: Daya Tarik Tersendiri Maelo Pukek di Pantai Padang, Masyarakat Dapat Ikan Maco dan Baledang

Diketahui, masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan di Pantai Purus masih menggunakan cara tradisional dalam menangkap ikan yaitu dengan maelo pukek.

Maelo pukek ialah teknik tradisional nelayan di sebagian besar pesisir barat Sumbar.

Maelo pukek dalam bahasa Indonesia berarti menarik pukat atau jala.

Tradisi maelo pukek juga sebagai upaya pelestarian lingkungan laut dari sampah.
Tradisi maelo pukek juga sebagai upaya pelestarian lingkungan laut dari sampah. (TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR)

Jadi biasanya, terlebih dahulu nelayan akan melempar jala ke laut, dengan jarak ratusan meter dari bibir pantai.

Jala kemudian di lempar, dan kemudian sejumlah nelayan menarik jala itu dari pinggir pantai secara bersama-sama.

Selanjutnya, nelayan menarik jala dengan kedua tangan dalam posisi berbaris hingga jala sampai di daratan kembali.

Lalu, nelayan akan memanen ikan yang sudah terjaring pada jala itu. Selain ikan, terkadang sampah biasanya juga ikut terbawa ke daratan.
(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved