Pemko Padang Bentuk Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting, Libatkan Tim Pendamping Keluarga
Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Padang
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Mona Triana
Laporan Reporter TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Padang akan membentuk tim percepatan penurunan angka stunting.
"Penurunan angka stunting sudah menjadi program nasional. Untuk itu, kita merasa perlu membentuk tim percepatan penurunan stunting, yang akan melibatkan berbagai unsur di kecamatan, kelurahan maupun di tingkat RT/RW," keterangan Wako Padang Hendri Septa, Senin (6/6/2022).
Baca juga: Rakernas Apeksi 2022 di Padang, Asisten 1 Pemko Padang: Multi Efek Pemulihan Ekonomi Pascapandemi
Baca juga: Raih Nilai SKD CPNS Pemko Padang Tertinggi, Yunita Fadila Lega Terima SK CPNS 2021
Hendri Septa mengatakan tim tersebut juga akan di-backup oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Setiap 150 keluarga yang mempunyai anak berumur 5 tahun kebawah dan ibu hamil akan didampingi 3 orang tim pendamping dari PKK, kader KB dan tenaga kesehatan.
Senada dengan Wako Padang, Sestama BKKBN Pusat Tavip Agus Rayanto menuturkan, penurunan angka stunting harus dilakukan secara gotong-royong.
Baca juga: 110 CPNS Pemko Padang Terima SK, Hendri Septa: Nikmati dan Jangan Meminta-minta Pindah Tempat Kerja
Baca juga: Komitmen Pemko Padang Panjang Turunkan Angka Stunting Jadi 14 Persen pada 2024
Dengan melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, masyarakat, tokoh adat, alim ulama dan orang tua.
"Untuk itu kami berharap dukungan dari Pemerintah Kota Padang untuk menekan angka stunting di Kota Padang semaksimal mungkin," harapnya.
Baca juga: Wujudkan ASN Berkualitas, Pemko Padang Panjang Gelar Bimtek Penyusunan AKPK
Baca juga: UPDATE: Kebakaran di Terminal Kiliran Jao Sijunjung, Api Hanguskan 11 Ruko, Tidak Ada Korban Jiwa
Hal ini dilakukan semata-mata demi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas demi pencapaian visi Indonesia tahun 2045.
"Yakni memiliki manusia Indonesia yang cerdas yang komprehensif, berkarakter kuat, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alam dan memiliki peradaban unggul," pungkasnya. (*)