Hewan Ternak di Sumbar Positif PMK
Putus Penyebaran PMK: Perketat Pengawasan Ternak Masuk Sumbar di Perbatasan, Cek Kesehatan Hewan
Adrizal mengatakan, petugas terkait, utamanya dari Dinas Peternakan di daerah untuk berjaga di perbatasan Sumbar.
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: afrizal
Laporan Reporter TribunPadang.com, Wahyu Bahar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Dekan Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand), Dr. Adrizal merekomendasikan pemerintah daerah untuk memperketat lagi pengawasan masuknya hewan ternak di wilayah perbatasan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Hal itu dikatakannya sebagai salah satu cara untuk memutus rantai penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
Adrizal mengatakan, petugas terkait, utamanya dari Dinas Peternakan di daerah untuk berjaga di perbatasan Sumbar.
Baca juga: Pemko Payakumbuh Buka Kembali Pasar Ternak, Ini Syarat Bagi Ternak yang Akan Masuk
Baca juga: Sekretaris MUI Padang: Hewan Ternak Tertular PMK Kategori Berat Tidak Sah Dijadikan Hewan Kurban
Setiap hewan ternak yang datang dari luar Sumbar mesti diperiksa, baik itu kelengkapan administrasi hingga pengecekan kesehatan hewan.
Langkah tersebut, kata Adrizal mesti dilakukan mengingat merebaknya PMK di Sumbar disinyalir berasal dari daerah tetangga, seperti Aceh dan Sumatera Utara.
"Lebih diperketat lagi hewan yang masuk ke Sumbar, jadi petugas mesti selektif lagi. Kalau ditemukan gejala PMK tidak bisa diizinkan masuk ke Sumbar," ujar Adrizal kepada TribunPadang.com di ruangan kerjanya, Kamis (2/6/2022).
Berkenaan dengan itu, ujarnya, pihak terkait juga mesti menimbang sebaran populasi hewan ternak di Sumbar.
"Jangan sampai, karena pengawasan terlalu ketat, populasi hewan ternak seperti sapi menipis di Sumbar, dan tidak sesuai dengan kebutuhan," kata dia.
Baca juga: 130 Ternak Terjangkit PMK di Payakumbuh: Angka Kematian Nihil, dan Sebagian Mulai Sembuh
Baca juga: Sebanyak 297 Hewan Ternak di Padang Pariaman Terinfeksi PMK, 3 Diantaranya Sudah Dinyatakan Sembuh
Apalagi, kata dia, beberapa waktu ke depan akan memasuki lebaran Idul Adha 2022, sehingga kebutuhan sapi akan semakin banyak.
Ia mewanti-wanti agar pelaksanaan hari raya Qurban nantinya tiada sapi betina produktif yang disembelih. (*)