Kota Bukittinggi
Jadwal Operasional Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi, Pengunjung Bisa Masuk Gratis
Berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Campago Ipuh, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, museum ini dapat menambah wawasan Tribunners
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: afrizal
TRIBUNPADANG.COM- Museum rumah kelahiran Bung Hatta Bukittinggi, Sumatera Barat bisa dikunjungi sejak pagi.
Terletak di pusat kota, museum Bung Hatta ini menawarkan wisata sejarah yang akan mengedukasi pengunjung.
Berbagai koleksi pribadi sang proklamator bisa ditemukan di museum ini.
Baca juga: Mengenal Rujak Sutan Mudo Bukittinggi yang Mendunia, Jajanan Segar untuk Berbuka Puasa
Baca juga: Mengenal Masjid Nur Taqwa di Padang Panjang, Miliki Kubah Warna Hijau Mirip Masjid Nabawi Dahulu
Berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Campago Ipuh, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, museum ini dapat menambah wawasan Tribunners terkait riwayat hidup bapak Proklamator Indonesia ini.
Selain komponen dan perkakas yang ada di rumah kelahirannya, di sini terdapat beragam foto dan dokumentasi semasa hidup Wakil Presiden Indonesia yang pertama itu.
Di sini, Tribunners juga dapat mengenali silsilah keluarga Mohamad Hatta, baik dari garis keturunan ibu maupun keturunan ayah.
Para pengunjung yang datang, nantinya akan dipandu oleh seorang edukator yang akan menjelaskan seisi rumah kelahiran Bung Hatta tersebut.
Sehingga, bukan hanya sekedar berkunjung dan melihat-lihat saja.
Sekilas tentang Rumah Kelahiran Bung Hatta
Saat TribunPadang.com berkunjung, Edukator Museum, Yossy Rumiyuli (25) mengatakan, museum ini sebetulnya merupakan replika dari rumah kelahiran Bung Hatta sebelumnya.
Walakin, museum ini dibangun menyerupai bangunan aslinya, baik ukuran bangunan, arsitektur dan tata letaknya hingga setiap komponen yang ada didalamnya.
"Bangunan ini masih berada di lokasi yang sama dengan bangunan sebelumnya," ujarnya sembari menjelaskan ranji keturunan Bung Hatta dari garis keturunan ibu, Selasa (5/4/2022).
Yossy menuturkan, Rumah Kelahiran Bung Hatta yang sebelumnya ambruk nyaris rata dengan tanah.
Sehingga, pemerintah setempat ketika itu membangun ulang rumah kelahiran Bung Hatta ini pada tahun 1994 hingga 1994, dan langsung jadi museum.
Setiap properti yang ada di dalam museum juga merupakan replika dari yang aslinya, namun dibuat serupa, mulai dari ukuran hingga tata letaknya.
"Yang masih asli tinggal di sini adalah sumurnya, sampai sekarang nasih ada," imbuhnya.
Lebih rinci Yossy menjelaskan, di museum ini terdapat foto-foto Bung Hatta dari masa ia kecil yang masih sekolah hingga ia menjadi Wakil Presiden mendampingi Soekarno.
"Di sini juga ada foto keluarga Bung Hatta, mulai dari ibu, paman, dan anak istrinya," tambah Yossy.
Kemudian, dia melanjutkan, selayaknya rumah pada umumnya, rumah ini terdapat beberapa kamar.
Selain kamar Bung Hatta, di sini terdapat dua kamar pamannya, yaitu Haji Idris dan Saleh St. Sinaro.
"Di sini juga ada kamar kakek dan neneknya," ucap Yossy.
Gratis
Bagi Tribunners yang ingin berkunjung, Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta ini buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.
Museum ini tidak memungut uang registrasi terhadap pengunjungnya yang datang. Bahkan setiap pengunjung bakal mendapatkan cinderamata menarik dari museum.
Salah seorang pengunjung asal Jakarta, FY Rahmat mengaku terkesan dengan Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta yang hingga kini masih terjaga dengan baik.
Ia yang haru saja menamatkan studi sarjananya itu juga takjub dengan komponen di dalam rumah yamg juga masih terjaga dan asri.
"Memang serasa masih berada pada jaman dahulu, tempo dulu," katanya kepada TribunPadang sembari melihat-lihat foto dan lukisan Bung Hatta.
Ia yang mengaku pengagum H Agus Salim itu memperoleh cukup banyak pengetahuan tentang Bung Hatta dari museum ini, mulai dari riwayat hidupnya hingga silsilah keluarga.
"Di sini saya juga bisa melihat bahwasanya Bung Hatta ini adalah orang terkemuka di Minangkabau, orang berpendidikan dan disiplin tinggi," tuturnya.
Rahmat berharap museum ini terus terawat sampai kapan oun sehingga dapat menjadi ruang pendidikan bagi siapapun yang berkunjung. (*)
