Kota Pariaman
Apa Itu Malingka Carano Jo Arai Pinang? Sekretaris LKAAM Pariaman Sebut, Lambangkan Basa-basi
Festival Malingka Carano Jo Arai Pinang terselenggara pada hari Kamis (24/3/2022) yang diikuti oleh 75 siswa Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Festival Malingka Carano Jo Arai Pinang terselenggara pada hari Kamis (24/3/2022) yang diikuti oleh 75 siswa Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Pariaman.
Berkenaan dengan itu, Sekretaris LKAAM Kota Pariaman Priyaldi menjelaskan makna dari tradisi malingka carano jo arai pinang (melingkar carano dengan arai pinang) itu.
Priyaldi mengatakan, carano adalah benda budaya yang melambangkan baso jo basi atau kesiapan dari tuan rumah dalam berbagai kegiatan-kegiatan tradisi di Minangkabau khususnya di Kota Pariaman.
"Secara fisik, carano merupakan benda yang terbuat dari loyang," kata Priyaldi, Kamis (24/3/2022).
Namun, secara non fisik, kata dia, carano itu adalah melambangkan baso jo basi, sopan santun, atau keikhlasan tuan rumah dalam menanti tamu.
Kemudian, carano itu melambangkan tempat untuk memberikan seserahan bahwa tuan rumah dan tamu itu adalah punya hubungan yang baik atau keterikatan, dan prosesinya ialah saat menjalin arai pinangnya.
"Maka dari itu lah adanya prosesi manjalin carano dengan arai pinang itu," kata dia.
Baca juga: Kapolda dan LKAAM Sumbar Bersilaturahmi, dan Bahas Keadilan Restoratif, dalam Penyelesaian Perkara

Dia menyampaikan, isi carano itu ialah limo badunsanak (lima bersaudara) atau siriah salangkoknya.
Isinya terdiri dari lima item, yaitu sirih, pinang, gambir, sadah, dan tembakau.
Secara umum kata Priyaldi, banyak masyarakat mengetahui isi carano itu hanya daun sirih saja.
"Carano itu dilingkari dengan arai pinang, arai pinang itu dijalin, yang maksudnya menjalin silaturahim, itulah maknanya," tutur dia.
Dijelaskannya lagi, orang yang hadir di rumah atau tamu yang datang ke suatu suku atau kaum mesti menjalin silaturahim.
Jadi malingka carano jo arai pinang itu dalam rangka menjalin silaturahim.
Adapun keistimewaan carano itu juga, karena melambangkan lengkapnya tokoh ninik mamak dan elemen masyarakat.
"Kalau tidak lengkap, harus dicari kesepakatan antara tuan rumah dan yang menanti, apakah diteruskan atau tidak," kata dia lagi.
Baca juga: Walau Sulit Malingka Carano Jo Arai Pinang, Pelajar SD Pariaman Akui Penting Lestarikan Adat Budaya

Baca juga: LKAAM Pariaman Berikan Gelar Adat Sutan Lauik Sati Nan Batuah Kepada Danlantamal II Padang