Kota Pariaman
Walau Sulit Malingka Carano Jo Arai Pinang, Pelajar SD Pariaman Akui Penting Lestarikan Adat Budaya
Siswi kelas VI SD 17 Kampung Baru ini mengaku sedikit kesulitan menyelesaikan carano yang dilingkari arai pinang.
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: afrizal
Laporan Reporter TribunPadang.com, Wahyu Bahar
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN- Seorang peserta Festival Malingka Carano Jo Arai Pinang di Kota Pariaman, Safira Johan (12) menilai kegiatan festival yang diikutinya sangat penting untuk melestarikan kebudayaan Minangkabau.
Ia mengaku sangat antusias dengan gelaran Festival Malingka Carano Jo Arai Pinang itu.
"Saya sangat antusias karena budaya Minangkabau ini harus dilestarikan," kata Fira kepada TribunPadang.com, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Unjuk Kebolehan 75 Murid SD/MI di Festival Malingka Carano Jo Arai Pinang Kota Pariaman
Baca juga: Dinas Sosial P3A Padang Pariaman Verifikasi Kelayakan 2.860 Data Penerima Bantuan Sosial PKH Baru
Siswi kelas VI SD 17 Kampung Baru ini mengaku sedikit kesulitan menyelesaikan carano yang dilingkari arai pinang.
"Sedikit sulit, karena di bagian awalnya, yang sulit itu menjalin arai-nya tersebut," kata dia yang biasa dipanggil Fira ini.
Fira dalam festival ini berhasil menyelesaikan carano-nya, kurang dari 30 menit batas waktu lomba.
Selain itu, kepiawaiannya malingka carano ini juga baru ia pelajari.
"Tadi saya cukup gugup, karena teman-teman yang lain ada yang lebih cepat menyelesaikannya," pungkas dia.

Diketahui sebelumnya, 75 siswa dari seluruh Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat ikuti Festival Malingka Carano Jo Arai Pinang.
Para peserta pada festival ini diminta menampilkan kepiawaian dalam menjalin Arai pinang dan melingkarinya ke carano.
Pantauan TribunPadang.com, semua peserta ikuti lomba ini dengan menggunakan pakaian adat Minangkabau.
Para pemenang nantinya akan menerima tropi dan juga uang tunai.
Adapun kegiatan ini diinisiasi oleh Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Pariaman dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pariaman.
Ketua LKAAM Pariaman Genius Umar melalui sekretarisnya Priyaldi mengatakan festival ini ialah salah satu bentuk pelestarian adat dan kebudayaan Minangkabau.