Berita Populer Padang
POPULER PADANG: Solar Langka di Padang Sopir Ngeluh, Sopir Minta Ada Penjagaan di Setiap SPBU
Berikut ini berita Populer Padang selama 24 jam terakhir yang tayang di TribunPadang.com. Ada berita tentang solar Langka di Padang
TRIBUNPADANG.COM - Berikut ini berita Populer Padang selama 24 jam terakhir yang tayang di TribunPadang.com.
Ada berita tentang Solar Langka di Padang, Sopir Ngeluh Habis Waktu buat Ngantre: Susah Kali Hidup Sekarang.
Kemudian berita Solar Langka, Sopir Truk di Padang Minta Ada Penjagaan di Setiap SPBU, Agar Tidak Terjadi Kecurangan.
Baca juga: Update Solar Langka di Sumbar, PT Pertamina : Realisasi Penyaluran Sudah Over 13 Persen
Baca juga: Pedagang Dekat SPBU Keluhkan Antrean Truk Isi Solar, Kendaraan Tutup Warung hingga Pembeli Berkurang
Baca juga: Solar Langka, Sopir Truk di Padang Minta Ada Penjagaan di Setiap SPBU, Agar Tidak Terjadi Kecurangan
Simak berikut ini beritanya:
1. Beberapa waktu belakangan masyarakat kesulitan mendapatkan BBM jenis solar sehingga terjadi antrean panjang di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Pantauan TribunPadang.com terlihat BBM jenis solar dipasok ke SPBU Pisang Jalan By Pass, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumbar.
Daftar harga SPBU 14-251-518 ini seperti bio solar Rp 5.150, dexlite Rp 13.250, pertalite Rp 7.850, pertamax 92 Rp 9.200, dan pertamax turbo Rp 14.800 per liternya.
Antrean kendaraan pun terjadi.
Petugas keamanan atau security yang bertugas melakukan pengaturan agar tidak terjadi saling terobos oleh pengendara sehingga teratur.
Selain itu, kendaraan yang menunggu antrean juga berderet sampai ke badan jalan. Terlihat kendaraan mobil truk berjejer.
Sulitnya mendapatkan solar tersebut dirasakan seorang sopir, Lusmizar (62).
"Solar susah (mendapatkannya), antrean saat ini saja, susah kita," katanya.
Ia menjelaskan, antrean sekali mengisi BBM jenis solar bisa menghabiskan waktu hingga setengah hari.
Selain itu dia juga harus rela menunggu dengan jumlah antrean yang panjang.
"Kita juga susah, karena harus antrean di depan kedai-kedai orang kan," sambungnya.