Gempa Guncang Pasaman Barat
Pengungsi Mulai Diserang ISPA dan Diare, Dokter: Dirasakan Semua Kalangan Termasuk Anak-Anak
Salah seorang petugas dokter yang berjaga, Ahmad Sukri mengungkapkan, umumnya penyakit yang menjangkiti pengungsi adalah ISPA.
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: afrizal
Laporan Reporter TribunPadang.com, Muhammad Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, PASAMAN- Berbagai penyakit mulai menjangkiti para pengungsi di Kabupaten Pasaman, Senin (28/2/2022).
Salah satunya seperti yang terjadi di posko pengungsian yang ada di Kantor Kecamatan Tigo Nagari daerah setempat.
Salah seorang petugas dokter yang berjaga, Ahmad Sukri mengungkapkan, umumnya penyakit yang menjangkiti pengungsi adalah ISPA.
Selain itu, kata dia, juga ada ada penyakit diare yang menyebabkan sakit perut, flu dan batuk hingga demam.
Baca juga: Pengungsi di Kabupaten Pasaman Mulai Diserang Penyakit, Mayoritas Demam Batuk hingga Gatal-Gatal
Baca juga: Update Pencarian Korban Tertimbun Longsor di Pasaman, Lima Orang Belum Ditemukan
"Umumnya ini dirasakan oleh semua kalangan pengungsi, termasuk anak-anak," ucapnya kepada TribunPadang.com, Senin (28/2/2022).
Ia menuturkan, banyaknya penyakit itu menjangkiti masyarakat dari hasil pemeriksaan terhadap keluhan masyarakat.
"Kita ketahui ini dari hasil pemeriksaan kepada pengungsi di posko kesehatan," katanya.
Sebelumya diberitakan, Kepala Puskesmas Ladang Panjang, Ismail juga mengatakan hal yang sama.
Ia menuturkan bahwa ada peningkatan jumlah kunjungan pengungsi yang di periksa ke posko kesehatan dari hari ke hari.
"Sehari ini saja kunjungan ada 476 pengungsi," ucapnya.
Ia menerangkan, penyakit ini menjangkit tidak hanya di posko pengungsian Kantor Camat Tigo Nagari, namun dari semua posko pengungsian yang ada.
Baca juga: Anjing Pelacak dari Unit K-9 Polda Sumbar Bantu Pencarian Korban Longsor Gempa di Pasaman
Baca juga: Pengungsi Gempa Pasaman Barat Butuh Selimut, Obat nyamuk, Popok Bayi, Makanan dan Minuman
Dari laporan yang masuk ke pihaknya, bukan hanya sekadar penyakit itu saja, namun juga ada penyakit kulit yang dikeluarkan pengungsi.
"Banyak juga yang gatal-gatal," ucapnya.
Soal penyebab, Ismail menambahkan, terjadi lantaran menurunnya daya tahan tubuh para pengungsi. (*)