Kisah Elfin Nugraha Seorang Penyandang Disabilitas, Berhasil Taklukkan Gunung Talang dan Marapi
Inilah kisah seorang pemuda disabilitas yang mampu mendaki dua gunung yang ada di Sumatera Barat (Sumbar). Kegiatan mendaki ini dilakukannya dibalik
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Inilah kisah seorang pemuda disabilitas yang mampu mendaki dua gunung yang ada di Sumatera Barat (Sumbar).
Kegiatan mendaki ini dilakukannya dibalik keterbatasannya sebagai penyandang disabilitas daksa polio.
Pemuda yang penuh semangat ini bernama Elfin Nugraha (25), lulusan SMK 2 Padang jurusan Rekayasa Perangkat Lunak.
Baca juga: KISAH Nagari Garabak Data Kabupaten Solok: Jalan Berlumpur, Lebih Lelah Daripada, Naik Gunung Talang
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 Halaman 72: Tradisi Rasulan di Gunung Kidul
Saat ini, akun Instagram pribadi dari Elfin Nugraha dipenuhi dengan foto kenangan saat mendaki ke Gunung Marapi dan Gunung Talang.
Penuh semangat, itulah dirinya. Meraih puncak tertinggi bagi dirinya sendiri dalam perjalanan hidupnya dengan menggunakan kedua tangannya.
Diketahui bahwasanya kedua kakinya kena polio sejak sedari ia kecil.
Baca juga: KISAH Nagari Garabak Data Kabupaten Solok: Jalan Berlumpur, Lebih Lelah Daripada, Naik Gunung Talang
Baca juga: JAWABAN Tematik: Apa Jenis Cerita Fiksi Berjudul Kisah Putri Tangguk?
"Nama saya Elin Nugraha yang berumur 25 tahun," kata Elfin memperkenalkan dirinya saat dihubungi TribunPadang,com melalui WhatsApp.
Ia tinggal di Kelurahan Ranah Parak Rumbio, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumbar.
"Aktivitas saya sehari-hari adalah menolong orang tua dan ada kerja di komputer untuk mengelola Youtube," ujarnya.
Baca juga: Kisah Petualangan Oki dan Nirmala akan Diangkat Jadi Film Serial, Dibintangi Tissa Biani
Baca juga: Kisah Seorang Guru untuk Anak Berkebutuhan Khusus, Kelas 4 SD Tema 6: Subtema 2 Pembelajaran 1
Selama hidupnya, Elfin bercerita telah menaklukkan atau mendaki dua gunung.
"Gunung Talang dan Marapi," katanya.
Gunung Marapi sukses dilakukannya pada pendakian di awal tahun 2021.
Sedangkan Gunung Talang berhasil ditaklukannya pada pertengahan tahun 2021.
"Untuk perjalanan menuju puncak Marapi dibutuhkan waktu selama tiga hari," katanya.
Baca juga: Kisah Perjuangan Badut di Padang, Jalan Kaki Cari Nafkah Demi Hidupi Keluarga
Baca juga: Fakta di Balik Kisah Viral Pernikahan di Tengah Sawah Tak Ada Tenda dan Tamu
Namun, dirinya mampu mencapai atau melakukan pendakian menuju puncak Gunung Talang dengan waktu satu hari.
"Kalau untuk motivasi untuk melakukan pendakian itu, waktu itu saya pernah melakukan pendakian pertama kali pada tahun 2019," katanya.
Saat pertama kali itu dilakukannya bersama dengan teman-temannya.
Baca juga: Kisah Buyuang Amai, Penjual Sapu Lidi di Guguak 50 Kota, Tak Bisa Melihat, Butuh Rumah Layak Huni
Baca juga: Kisah Pengrajin Aksara Timbul Jati Belanda di Kawasan GOR H Agus Salim, Sudah Keliling Indonesia
Elfin Nugraha mengaku tidak mencapai puncak dan berhenti di tengah perjalanan.
"Dari sanalah saya tertantang untuk mendaki lagi," tegasnya.
Setelah melakukan pendakian, ia mendapatkan pengalaman bahwasanya mendaki adalah tantangan hidup.
"Untuk pengalaman dalam melakukan pendakian adalah tantangan hidup. Hidup ini butuh proses untuk sukses," katanya.
"Selagi ada usaha dan kerja keras, pasti bisa itu. Itu yang bisa saya petik dari melakukan pendakian itu," katanya.
Baca juga: Kisah Desi, Juru Parkir di Padang yang Besarkan Lima Orang Anak, Ada yang Beri hingga Rp 200 Ribu
Ia menganggap perjalanan pendakian Gunung Marapi lebih sulit daripada Gunung Talang.
"Namun, dari dua gunung itu ada kelebihannya masing-masing," katanya.
Pada saat melakukan pendakian, dirinya mengaku ada yang mendampingi dengan sabar untuk mencapai puncak.
"Momentum perjuangan saya juga diabadikan dalam bentuk video yang telah di upload ke Youtube Lentera Alam," katanya.
Kata dia, semua orang bisa mendaki gunung dan termasuk penyandang disabilitas.
Baca juga: Kisah Pengrajin Aksara Timbul Jati Belanda di Kawasan GOR H Agus Salim, Sudah Keliling Indonesia
"Namun untuk disabilitas melakukan pendakian tentu dengan cara yang berbeda," katanya.
Ia berharap tidak ada meremehkan para penyandang disabilitas dan jangan menghakimi.
"Jangan mematahkan semangat disabilitas. Karena yang mengetahui sampai dimana kemampuan diri sendiri adalah kita sendiri," katanya.
Kata dia, kemampuan seseorang itu bukan diketahui oleh orang lain. Namun, oleh diri sendiri.
"Kepada teman-tema disabilitas, jangan mendengar kata-kata orang yang bisa menjatuhkan diri anda sendiri," katanya.
Ia telah melakukan rencana hebat dan penuh semangat kembali, yaitu dengan melakukan pendakian kembali pada tahun 2022 ini.
"Rencananya sudah lebaran nanti, kita akan ke Gunung Tandikat," katanya.
Ia berpesan, masyarakat yang penasaran dengan perjuangannya bisa melihat Youtube Lentera Alam. (*)