Banjir Galugua Kapur IX

Update Kondisi Terkini Masyarakat Galugua Lima Puluh Kota Terkena Banjir dan Longsor, Butuh Sembako

Bencana alam banjir dan tanah longsor menimpa masyarakat Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, Sabtu (1/1/2022) dini hari.

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
istimewa
Banjir dan longsor terjang Galugua, Kabupaten Lima Puluh Kota 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Bencana alam banjir dan tanah longsor menimpa masyarakat Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, Sabtu (1/1/2022) pukul 02.00 WIB dini hari, saat warga terlelap tidur.

Bencana itu memporak-porandakan sarana dan prasana umum, infrastruktur jalan dan jembatan di kawasan tersebut.

Setidaknya ada 4 unit rumah mengalami rusak berat.

Disamping itu sebanyak 194 unit rumah terendam banjir.

Baca juga: Relawan yang Turun ke Lokasi Banjir di Galugua Sebut Ada 4 Jorong Terdampak Luapan Air Sungai

Baca juga: Banjir Longsor di Galugua Lima Puluh Kota, Jalan dan Komunikasi Terputus, Warga Butuh Makanan Pokok

Rumah masyarakat ada yang permanen, semi permanen, dan rumah papan.

"Ada empat unit rumah hancur dan ada yang hanyut. Ada yang bergeser posisinya, rumah dipenuhi lumpur," kata perangkat nagari di Galugua, Mar Efendi (41).

Lebih kurang 38 hektar perkebunan warga rusak.

Lalu, lebih dari 10 titik jalan rusak terkena longsor, baik jalan Provinsi Sumatera Barat dan jalan Kabupaten Lima Puluh Kota.

Baca juga: Bencana Banjir dan Longsor di Galugua Lima Puluh Kota, Wali Nagari: Bantuan Terkendala, Jalan Putus

Baca juga: Banjir dan Longsor di Awal Tahun, Rendam Rumah Warga hingga Akses Jalan Terputus di Lima Puluh Kota

Disamping itu satu buah polongan jalan kabupaten putus dan satu buah rakit penyeberangan Sumbar-Riau hanyut terbawa arus sungai Batang Kampar.

Kondisi sekarang air sudah mulai surut dan warga mulai melakukan pembersihan.

Mar Efendi mengungkapkan bahwa masyarakat membutuhkan sembako, karena selama bencana masyarakat tidak bisa bekerja.

"Selain itu kini masyarakat masih dilanda rasa khawatir, cuaca belum stabil, masih was-was. Warga belum berani meninggalkan rumah untuk bekerja," ungkap Mar Efendi.

Mar Efendi saat itu menjadi salah satu orang yang mengetahui dahsyatnya peristiwa tersebut.

Ia menyaksikan sendiri dampak yang dihasilkan pasca banjir meski kini sudah mulai surut.

"Masyarakat sudah tertidur kala itu. Di situlah banyak rumah-rumah masyarakat yang terendam. Hujan deras," ucapnya.

Baca juga: Update Banjir dan Longsor di Lima Puluh Kota, BPBD Imbau Warga di Daerah Aliran Sungai Waspada 

Baca juga: Banjir dan Longsor Landa Lima Puluh Kota, Kebutuhan Warga Masih dalam Pendataan

Ia melanjutkan, setelah tahu banjir melanda, masyarakat yang rumahnya agak tinggi, turun membantu warga yang dipinggir sungai secara gotong royong.

"Malam itu warga mengungsi ke rumah yang lebih tinggi," kata Mar Efendi.

Mar Efendi mengatakan warga mengalami kesulitan saat kejadian tersebut, banjir datang secara tiba-tiba dan listrik mati.

Baca juga: Banjir dan Longsor Terjang Sejumlah Wilayah di Lima Puluh Kota, Akses Jalan Terputus di Galugua

Baca juga: POPULER SUMBAR: Jalan di V Koto Timur Amblas Sejak 2018, Banjir di Pasaman

Untung masih ada warga yang belum tidur, sehingga masih bisa diimbau langsung untuk mengungsi.

Tidak hanya itu, jaringan telekomunikasi juga tidak ada.

Warga hanya bisa memanfaatkan wifi di kantor wali nagari setempat.

"Di sini umumnya sekali setahun dilanda banjir dan longsor. Yang terparah dan terdampak masyarakat ya sekarang," ungkap Mar Efendi.

Baca juga: Pemko Pariaman Bantu 1 Ton Beras untuk Korban Banjir Ulakan, Genius Umar Bersua Suhatri Bur

Setiap hujan, warga tidak bisa keluar dari Galugua.

Hal tersebut karena akses jalan yang sulit, jarak dari Galugua ke kecamatan sekitar 36 km, sepanjang 12 km jalan yang berada di Nagari Galugua sulit diakses. Jika terjadi hujan bisa menghabiskan waktu tempuh selama 12 jam.

"Jalan sudah mulai diperbaiki, tapi belum keseluruhan, dilakukan bertahap," terang Mar Efendi.

Baca juga: Capai 79 Persen Angka Vaksinasi, Kadis Kesehatan Padang Dipindahkan ke Perpustakaan dan Kearsipan

Ia berharap pemerintah sedikit saja memprioritaskan pembangunan di Galugua terutama akses jalan.

Kemudian jika ada normalisasi sungai Batang Kampar, banjir bisa diantisipasi lebih awal.

Sebab, meluap sedikit saja langsung menerjang perkampungan di Galugua. (*)

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved