Suka Duka Kehidupan Seorang Nelayan di Kota Pariaman, Melaut Selama 20 Tahun, Pernah Diterpa Badai
Aktivitas melaut tentu menjadi hal sudah biasa bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Umumnya masyarakat pesisir pantai berprofesi sebagai n
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Mona Triana
"Kalau ada ular, mungkin itu yang kami makan, sedangkan kami hanya makan ikan yang ditangkap dengan umpan umang-umang, dan untuk minum kami memetik buah kelapa yang ada di sana, dan itu 4 hari berturut-turut kami lakukan," ujar dia lagi.
Kondisi saat itu badai tiada teduh, sehingga menyebabkan beberapa pohon kelapa patah dihantam badai.
Kejadian tersebut, seingat dia terjadi pada kurun waktu sepuluh tahun yang lalu, tepatnya sebelum hari raya Idul Adha.
Baca juga: VIRAL Kakek 71 Tahun Jago Bikin Konten TikTok di Padang, Ngaku Sering Dihujat, Ini Kisahnya
DI kondisi lain, Risman juga menceritakan pengalamannya saat diterpa badai.
"Kapal (perahu) saya terbalik karena badai, dan untungnya saat itu saya dan rekan-rekan masih berada di tepian laut, belum sampai di tengah-tengah," kata Risman.
Suka dan duka bagi dia saat melaut ialah sebuah keniscayaan, bagaimana tidak, ia sudah menggeluti profesi sebagai nelayan sejak remaja dahulu.
Namun, Risman tidak hanya bergantung nasib kepada aktivitas melaut, karena ia bisa saja bekerja secara serabutan seperti sebagai kuli bangunan.
"Tergantung musim ikan juga, kalau sedang musim ikan, bagusan jadi nelayan, kalau tidak ya harus mencari penghasilan dari pekerjaan lain," tuturnya.
Baca juga: Pelajari Kisah Semut dan Merpati, Tema 2 Kelas 3 SD Halaman 68 70 71 Subtema 2
Kendati demikian, Risman mengaku berprofesi sebagai nelayan memiliki rasa sakit dan senangnya.
"Saat senangnya, Alhamdulillah sekali, ketika ikan banyak, Rp 2 juta semalam bisa didapat, serendahnya Rp 500 ribu dalam semalam," ungkap Risman.
Kondisi baik seperti itu imbuh dia tentu tidak setiap saat dirasai, meskipun begitu ia mengaku bersyukur dengan keadaan tersebut.
"Karena tidak setiap hari berpenghasilan yang lumayan, maka saat ikan banyak dan terjual, saya akan menabung untuk persiapan, jika dilain hari cuaca memburuk atau umpan jauh dari ikan tangkapan," paparnya.
Baca juga: Kisah Nenek Martini Hidupi 2 Cucu yang Ditinggal Orang Tua di Padang, Hampir Diusir dari Kontrakan
Biasanya ikan hasil tangkapan akan ia distribusikan ke los ikan di Pasar Pariaman, tergantung banyaknya tangkapan.
"Biasanya saya oper ikan ke Pasar, rentang 50 bahkan hingga seberat 200 Kilo gram," ucapnya.
Namun, ketika cuaca buruk, lanjut dia terkadang memang tidak ada pendapatan sedikitpun, ia memperkirakan perbandingan cuaca baik dan buruk dengan skala 1 banding 1.