Paten Nasi Padang Instan Karya Fakultas Teknologi Pertanian Unand Didaftarkan

Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas (Unand) Kota Padang mendaftarkan paten inovasi Nasi Padang Instan

Penulis: Rima Kurniati | Editor: afrizal
ISTIMEWA
Ilustrasi: Nasi Rendang Instan, Inovasi Fateta Universitas Andalas (Unand). 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas (Unand) Kota Padang mendaftarkan paten inovasi Nasi Padang Instan

Pendaftaran paten ini dilakukan tim peneliti Fateta Unand kepada LPPM Unand pada Jumat (26/6/2021).

Tim peneliti dari Fateta Unand, ini terdiri dari Feri Arlius Datuak Sipado, Daimon Syukri, Cesar Welya Refdi.

Baca juga: Fateta Unand Siap Pasarkan Nasi Rendang Instan, Kisaran Harga Rp 30 Ribu per Kemasan

Baca juga: Produk Nasi Rendang Instan Segera Hadir di Kota Padang, Inovasi Fateta Universitas Andalas

Ketua tim peneliti, Feri Arlius mengatakan, paten ini didaftarkan atas inovasi penelitian menciptakan nasi, rendang, dendeng dan sayuran yang dapat disimpan sampai 1 tahun pada suhu ruangan biasa.

"Termasuk paten pemanas air instan (self heating) untuk memasak dan menghangatkan kembali nasi, rendang, dendeng, dan sayuran tersebut," kata Feri Arlius, Sabtu (26/6/2021) melalui rilis yang TribunPadang.com terima.

Ia menjelaskan inovasi ini, hasil penelitian yang dilakukan sejak 3 bulan yang lalu di Laboratorium Pangan dan Hasil Pertanian Fateta Unand. 

Pendaftaran paten Nasi Padang Instan hasil inovasi tim peneliti Fakultas Teknologi Pertanian Unand kepada LPPM Unand pada Jumat (25/6/2021)
Pendaftaran paten Nasi Padang Instan hasil inovasi tim peneliti Fakultas Teknologi Pertanian Unand kepada LPPM Unand pada Jumat (25/6/2021) (istimewa)

Tim peneliti berhasil mendapatkan metode yang tepat untuk mengawetkan nasi, rendang, dendeng dan sayuran sehingga bisa tahan lama dalam penyimpanan.  

Ia menjelaskan, dehidrasi atau pengurangan kadar air dari nasi dan sayuran yang dilakukan pada suhu dan waktu tertentu menghasilkan nasi dan sayuran dehidrasi yang kemudian disimpan dalam kemasan vacuum.  

Rendang dan dendeng juga dilakukan sterilisasi dan pengemasan vacuum.

Agar dapat dikonsumsi, maka nasi, rendang, dendeng dan sayuran tersebut perlu dipanaskan lagi selama 5–10 menit.  

Untuk ini, tim peneliti juga menciptakan kantong pemanas instan yang apabila direndam dengan air, maka akan membuat air menjadi panas dan mendidih.

"Pemanas instan ini didesain untuk mendapatkan suhu yang tepat untuk memanaskan nasi, rendang, dendeng dan sayuran pada berbagai kemasan," tambahnya.

Dengan metode ini, tanpa menggunakan zat-zat kimia dalam pengawetan, nasi, rendang, dendeng dan sayuran dapat tahan sampai 1 tahun lebih.

"Nasi dapat disajikan untuk dikonsumsi hangat-hangat seperti baru saja dimasak dengan cita rasa yang tidak berubah atau tidak berbeda dari makanan biasa," ujarnya.

Lebih lanjut Feri Arlius, yang juga Dekan Fateta Unand menjelaskan bahwa saat ini beberapa pihak swasta sudah menghubungi dan menyatakan tertarik untuk bekerjasama dalam memproduksi Nasi Padang Instan ini sehingga produk ini bisa segera tersedia di pasar.  

Alat-alat yang diperlukan dalam memproduksi Nasi Padang Instan ini juga tidak memerlukan biaya investasi yang tinggi.

Sehingga produk ini nantinya dapat dijual dalam harga yang tidak mahal dan sesuai dengan kemampuan konsumen.

Nasi Padang Instan ini dapat menjadi produk alternatif yang digunakan masyarakat untuk kebutuhan pangan pada berbagai keadaan seperti naik haji, mendaki gunung, camping, dan bantuan pangan untuk daerah yang sedang terkena bencana alam.

Pada saat menerima pendaftaran paten Nasi Padang Instan ini, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unand Uyung Gatot, menyampaikan bahwa dalam waktu 2 hari ini akan mengeluarkan sertifikat pendaftaran paten.

"Selanjutnya menyampaikan dokumen paten kepada Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia untuk diproses lebih lanjut," ungkapnya. 

Sementara itu, Rektor Universitas Andalas, Prof. Dr. Yuliandri mengapresiasi inovasi yang sudah dilakukan oleh Tim Peneliti Fateta.

Ia berharap hasil penelitian ini dapat segera diproduksi bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia industry (DUDI). 

"Tim peneliti, telah melakukan suatu langkah inovasi, terutama dalam menghasilkan berbagai produk unggulan yang dapat dimaanfaatkan oleh masyarakat, apalagi dengan makanan khas Nasi Padang, yang sudah dikenal luas oleh masyarakat," ungkapnya.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved