Pemprov Sumbar Galang Bantuan untuk Perantau Minang Korban Gempa Sulbar dan Banjir Kalsel

Pemprov Sumbar Galang Bantuan untuk Perantau Minang Korban Gempa Sulbar dan Banjir Kalsel

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
TRIBUN-TIMUR.COM/NURHADI
Kondisi dampak gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Sulbar - 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) akan menggalang sumbangan untuk perantau Minang korban gempa di Sulawesi Barat (Sulbar) dan banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Sumbangan itu dilakukan bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumbar.

"Kita (Pemprov Sumbar) ikut bersama ACT  mengirim 1.000 ton pangan ke Kalsel dan Sulbar," kata Irwan Prayitno, Rabu (20/1/2021).

Baca juga: Perantau Minang di Sulbar Berharap Bantuan Dana Segar, Armon: Bantuan Barang, Rumit

Baca juga: Perantau Minang di Mamuju dan Majene Bertahan di Tenda Pengungsian, Gempa Susulan Terjadi Lagi

Irwan Prayitno menyebutkan, pihaknya sudah menyurati bupati dan wali kota untuk ikut bersama.

Kemudian ACT juga akan langsung berkoordinasi dengan Biro Bina Mental Setdaprov Sumbar untuk menggalang dana baik yang dari Pemprov maupun masyarakat. 

Tidak hanya itu, Unand dan beberapa kelompok, kata Irwan Prayitno, sudah datang ke Sulbar berapa hari lalu. 

"Kita ikut membantu dengan dana dari sumbangan. Kalau dana dari kita enggak banyak, kalau APBD enggak mungkin," ungkap Irwan Prayitno

Puluhan KK

Sekitar 50 kepala keluarga atau KK perantau Minang mengalami dampak akibat gempa yang terjadi di Sulawesi Barat.

Ketua Harian Ikatan Keluarga Minang Sulawesi Barat (IKM Sulbar) Malaqbi, Armon berharap bantuan berupa bantuan uang dari kampung halaman.

Menurutnya, saat ini sekitar 50 KK perantau Minang berada di pengungsian menyusul terjadinya gempa di Sulawesi Barat.

Sejauh ini jelasnya, sejumlah bantuan sangat diperlukan oleh para pengungsi yang bertahan di tempat penampungan sementara itu.

"Ya, yang namanya dalan kondisi begini. Tentunya, semua pasti dibutuhkan. Bisa berbentuk sembako, popok anak-anak, bisa juga dalam bentuk uang, dan lainnya," kata Armon saat dihubungi TribunPadang.com, Senin (18/1/2021).

Dijelaskannya, jika Pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatera Barat ingin membantu, akan lebih efektif dalam bentuk uang.

"Kalau Pemerintah Provinsi Sumbar memang mau membantu, lebih efektif dalam bentuk dana segar," katanya.

Dikatakan, bantuan dana segar bisa dibagikan langsung kepada warga agar dapat membeli kebutuhan masing-masing.

Dijelaskannya, kebutuhan tersebut seperti biaya untuk memperbaiki rumahnya agar dapat dihuni kembali.

"Karena kalau sembako kan rumit, siapa yang akan mengurus, apalagi kita terpisah-pisah di sini," katanya.

Dijelaskannya, jika dalam bentuk barang dalam perjalanan juga bisa dijarah sehingga tidak sampai ke tangan mereka.

"Kalau (bantuan) barang rumit, siapa nanti yang bakal menjemput, belum nanti dijarah orang. Orang lain meminta apabila tidak kita kasih, maka kita pun serba salah juga," kata Armon.

Dijelaskan, saat ini bantuan yang paling cepat itu adalah dalam bentuk dana segar, sehingga penyalurannya mudah.

Lagi pula imbuhnya, pertanggungjawaban dalam bentuk uang dinilainya justru lebih mudah.

Baca juga: Perantau Minang di Mamuju dan Majene Bertahan di Tenda Pengungsian, Gempa Susulan Terjadi Lagi

Baca juga: Puluhan KK Perantau Minang jadi Korban Gempa di Mamuju Sulbar, Kini Masih di Pengungsian

Awal Kejadian Gempa

Armon menceritakan awal gempa terjadi pada Kamis (14/1/2021) dengan kekuatan 5.9 SR sekitar pukul 14.30 WIB.

Selanjutnya, terjadi gempa susulan dengan kekuatan 6.2 SR pada dini hari.

"Gempanya bukan berayun, tapi seperti naik turun dan saat itu berada di tempat tidur," katanya.

Selanjutnya, dirinya melarikan diri untuk menyelamatkan diri.

"Saat itu listrik dalam keadaan mati, dan segalanya mati. Saya lihat semuanya sudah runtuh, lemari sudah patah-patah," katanya.

Disebutkannya, sampai saat ini belum ada laporan adanya warga asal Sumbar yang meninggal dunia akibat gempa.

"Namun, untuk koorban luka ringan ada sekitar 3-4 orang. Setelah gempa itu turun hujan deras, angin kencang," katanya.

Dijelaskannya, setelah gempa masyarakat pergi menyelamatkam diri tanpa penerangan.

Baca juga: Gempa Sulawesi Barat Menewaskan 27 Orang, 18 Korban di Kabupaten Mamuju, 9 di Majene

Baca juga: Yayasan Semen Padang Salurkan Bantuan Alat Medis dan Oleh-oleh Khas Minang untuk Korban Gempa Mamuju

Perantau Minang Mengungsi

Dilansir TribunPadang.com,  Ketua Harian Ikatan Keluarga Minang Sulawesi Barat (IKM Sulbar) M Armon hingga saat ini warga Sumatera Barat atau Sumbar di daerah yang dilanda gempa dalam keadaan aman.

Menurutnya, tercatat sebanyak 50 kepala keluarga (KK) warga asal Sumbar yang masih bertahan di daerah yang dilanda gempa tersebut.

"Orang Sumbar yang mengungsi akibat gempa itu ada sekitar 50 KK," kata Armon, Senin (18/1/2021).

Sebagaimana diketahui, bencana gempa bumi yang berkekuatan 6.2 SR terjadi pada Jumat (15/1/2021) lalu.

Ada dua lokasi terparah dari dampak kejadian gempa, yaitu di Kabupaten Mamuju dan Meneje, Provinsi Sulbar.

Armon mengatakan perantau yang berada di wilayah Mamuju dan Majene hingga kini masih tinggal di pengungsian.

Baca juga: Puluhan KK Perantau Minang jadi Korban Gempa di Mamuju Sulbar, Kini Masih di Pengungsian

Baca juga: Yayasan Semen Padang Salurkan Bantuan Alat Medis dan Oleh-oleh Khas Minang untuk Korban Gempa Mamuju

Dijelaskannya, perantau tersebut tidak ada yang di rumah. Hal itu, dikarenakan rumah mengalami kerusakan.

"Karena kondisi rumah mengalami kerusakan. Sampai saat ini arus listrik di sebagian wilayah sudah ada yang kembali hidup," katanya.

Sedangkan untuk air bersih, hingga kini belumlah ada yang mengalir, sedangkan masyarakat masih menghadapi gempa susulan.

Akibatnya, masyarakat masih bertahan di pengungsian dan belum kembali ke rumah.

"Ada posko yang kuta buat, tapi ada yang pergi mengungsi ke tempat yang lebih aman seperti tempat temannya," katanya.

Dijelaskan, perantau Minang di sana sebagian ada yang bekerja sebagai pedagang, ada juga yang jadi pegawai di sana.

Sebagian perantau ada yang ber KTP Sulbar dan sebagian masih ada yang ber KTP Sumatera Barat.

"Lengkap semuanya, ada yang masih KTP Sumbar, ada juga yang sudah disini, yang jelas mereka itu yang asli Minang," ujarnya.

Ia juga berharap ada juga bantuan dari kampung halaman. Saat ini banyak kebutuhan karena rumah sudah banyak yang hancur. Dana bantuan diharapkan bisa meringankan kebutuhan pengungsian.

Baca juga: Warga Pasaman Barat yang Diseret Buaya Belum Ditemukan, Tim SAR Sisir ke Hilir Sungai

Gempa Mamuju

Dilansir TribunPadang.com, Gempa dengan kekuatan magnitudo 4,2 kembali terjadi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada Senin (18/1) Pukul 11:11 WIB.

Pusat gempa berada di darat 16 km timur laut Majene dengan kedalaman 10 km.

"Menurut informasi tim relawan yang berada di Mamuju, gempa dirasakan cukup kuat namun tidak sampai menimbulkan kepanikan. Belum ada laporan terkait dampak gempa susulan tersebut," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melalui keterangan tertulis, Senin (18/1/2021).

Raditya mengungkapkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi.

Dirinya mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan. 

Pascagempa, Majene dilanda angin kencang(KOMPAS.com/SUDDIN SYAMSUDDIN)
Pascagempa, Majene dilanda angin kencang(KOMPAS.com/SUDDIN SYAMSUDDIN) (Kompas.com)

"BNPB juga mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam untuk waspada terhadap longsoran dan reruntuhan batu," tutur Raditya.

"Selain itu, bagi yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir, diharapkan untuk selalu waspada dan segera menjauhi pantai apabila merasakan adanya gempa susulan," tambah Raditya.

Baca juga: Viral Mobil Logistik Berisi Bantuan untuk Korban Gempa Majene Dijarah, Polisi Lakukan Hal Ini

Masyarakat, menurutnya, dapat mengikuti perkembangan informasi kegempaan melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada disekitar tempat tinggal.

Sebelumnya, gempa pertama terjadi di Sulawesi Barat dengan kekuatan magnitudo 6,2 pada Jumat, pukul 02.28 WITA. Pusat gempa berada di 4 kilometer Timur Laut Kabupaten Majene.

Pada Sabtu (16/1/2021) pukul 06.32 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan telah kembali terjadi gempabumi dengan kekuatan M5,0 di Kabupaten Majene.

Sebagian artikel ini telah diulas dari artikel yang tayang di Tribunnews.com dengan judul Gempa Kembali Mengguncang Majene Siang Ini

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved