Gempa Mamuju

Perantau Minang di Mamuju dan Majene Bertahan di Tenda Pengungsian, Gempa Susulan Terjadi Lagi

Ketua Harian Ikatan Keluarga Minang Sulawesi Barat (IKM Sulbar) Malaqbi Armon hingga saat ini warga Sumatera Barat atau Sumbar di daerah yang dilanda

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
ISTIMEWA
Suasana di lokasi pengungsian perantau asal dari Sumatera Barat,yang bertahan di tenda pengungsian menyusul bencana gempa bumi yang melanda sebahagian wilayah di Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) lalu. 

TRIBUNPADANG.COM, JAKARTA -- Ketua Harian Ikatan Keluarga Minang Sulawesi Barat (IKM Sulbar) Malaqbi, Armon hingga saat ini warga Sumatera Barat atau Sumbar di daerah yang dilanda gempa dalam keadaan aman.

Menurutnya, tercatat sebanyak 50 kepala keluarga (KK) warga asal Sumbar yang masih bertahan di daerah yang dilanda gempa tersebut.

"Orang Sumbar yang mengungsi akibat gempa itu ada sekitar 50 KK," kata Armon, Senin (18/1/2021).

Sebagaimana diketahui, bencana gempa bumi yang berkekuatan 6.2 SR terjadi pada Jumat (15/1/2021) lalu.

Ada dua lokasi terparah dari dampak kejadian gempa, yaitu di Kabupaten Mamuju dan Meneje, Provinsi Sulbar.

Armon mengatakan perantau yang berada di wilayah Mamuju dan Majene hingga kini masih tinggal di pengungsian.

Baca juga: Puluhan KK Perantau Minang jadi Korban Gempa di Mamuju Sulbar, Kini Masih di Pengungsian

Baca juga: Yayasan Semen Padang Salurkan Bantuan Alat Medis dan Oleh-oleh Khas Minang untuk Korban Gempa Mamuju

Dijelaskannya, perantau tersebut tidak ada yang di rumah. Hal itu, dikarenakan rumah mengalami kerusakan.

"Karena kondisi rumah mengalami kerusakan. Sampai saat ini arus listrik di sebagian wilayah sudah ada yang kembali hidup," katanya.

Sedangkan untuk air bersih, hingga kini belumlah ada yang mengalir, sedangkan masyarakat masih menghadapi gempa susulan.

Akibatnya, masyarakat masih bertahan di pengungsian dan belum kembali ke rumah.

"Ada posko yang kuta buat, tapi ada yang pergi mengungsi ke tempat yang lebih aman seperti tempat temannya," katanya.

Dijelaskan, perantau Minang di sana sebagian ada yang bekerja sebagai pedagang, ada juga yang jadi pegawai di sana.

Sebagian perantau ada yang ber KTP Sulbar dan sebagian masih ada yang ber KTP Sumatera Barat.

"Lengkap semuanya, ada yang masih KTP Sumbar, ada juga yang sudah disini, yang jelas mereka itu yang asli Minang," ujarnya.

Ia juga berharap ada juga bantuan dari kampung halaman. Saat ini banyak kebutuhan karena rumah sudah banyak yang hancur. Dana bantuan diharapkan bisa meringankan kebutuhan pengungsian.

Baca juga: Warga Pasaman Barat yang Diseret Buaya Belum Ditemukan, Tim SAR Sisir ke Hilir Sungai

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved