Menkes Budi Gunadi Beberkan Tiga Faktor Utama Penyebab Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan hasil temuan sementara terkait kasus keracunan yang menimpa peserta

Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Arif Ramanda Kurnia
MBG SIJUNJUNG- Para siswa dan siswi di SDN 29 Muaro, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat sudah mulai menikmati makan bergizi gratis (MBG) yang telah siapkan, Rabu (13/8/2025). Salah satu murid lain bernama Farhan mengatakan makanan yang diterima menunya terdiri dari semur daging, sayur, tahu, dan buah salak. 

TRIBUNPADANG.COM - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan hasil temuan sementara terkait kasus keracunan yang menimpa peserta program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah.

Dalam rapat bersama Komisi X DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025), Budi menjelaskan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan epidemiologi untuk menelusuri sumber permasalahan sekaligus merumuskan langkah pencegahan.

“Penyelidikan epidemiologi ini dilakukan untuk memastikan penyebab sekaligus menentukan penanganan ke depan,” ujar Budi Gunadi.

Baca juga: ID Pers Istana Wartawan CNN Dicabut Gara-gara Tanya Prabowo soal Keracunan MBG, Tuai Kecaman

Sampel dari Tiga Satuan Pelayanan Gizi

Kementerian Kesehatan mengambil sampel dari tiga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yakni SPPG Makmurjaya di Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor; SPPG Majujaya di Neglasari, Cipongkor; dan SPPG Mekarmukti di Kecamatan Cihampelas. Dari lokasi tersebut, tercatat 1.315 kasus keracunan.

Tiga Penyebab Utama Keracunan

Budi menyebutkan, secara umum keracunan pangan dapat dipicu oleh tiga faktor, yaitu bakteri, virus, dan zat kimia.

Bakteri: salmonella, escherichia coli, bacillus cereus, staphylococcus aureus, clostridium perfringens, listeria monocytogenes, campylobacter jejuni, hingga shigella.

Baca juga: Antisipasi Keracunan MBG Terjadi di Bukittinggi, Wako Ramlan Nurmatias Ingatkan SPPG dan Ahli Gizi

Virus: rotavirus dan hepatitis A virus.

Zat kimia: antara lain nitrit dan scombrotoxin.

“Untuk memastikan hal itu, kami memperkuat laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) di tingkat kota dan kabupaten guna melakukan pemeriksaan mikrobiologi serta toksikologi,” tambah Menkes.

Data Kasus Keracunan MBG

Sejak program MBG resmi berjalan pada Januari 2025 hingga September 2025, tercatat 6.517 orang mengalami keracunan.

Dari total tersebut, Pulau Jawa menjadi wilayah dengan jumlah kasus terbanyak, yakni 45 insiden.

Baca juga: Korban Keracunan MBG Lebih dari 5 Ribu Orang, Pihak Istana Klaim Pemerintah Tidak Tone Deaf

Kemenkes membagi wilayah pemantauan program MBG menjadi tiga, yaitu:

Wilayah I: Pulau Sumatera

Wilayah II: Pulau Jawa

Wilayah III: Indonesia Timur

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved