Pertanda Apa Ribuan Ikan Terdampar di Pantai Sikabaluan Mentawai? Warga: Kami Tak Berani. . .
Ribuan ikan jenis Tandeman ditemukan mati terdampar di kawasan Pantai Sikabaluan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Ribuan ikan jenis Tandeman ditemukan mati terdampar di kawasan Pantai Sikabaluan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Fenomena ikan mati tersebut sempat diposting oleh pengguna akun Facebook Nova Sutila.
Saat dihubungi TribunPadang.com, Nova Sutila mengatakan, fenomena ini dilaporkan sudah terjadi sejak, Kamis (7/1/2021) pagi.
Baca juga: Fenomena Aneh di Pinggir Pantai Mentawai, Kemunculan Ikan Tandeman Mengundang Perhatian
Menurut Nova Sutila, ribuan ikan mati yang memenuhi bibir Pantai Sikabaluan itu cuma fenomena alam bisa.
"Bagi kami warga Sikabaluan (kejadian) itu hal biasa," ujar Nova Sutila.
Nova tak berani menyimpulkan bahwa fenomena itu sebagai petanda akan datangnya bencana, seperti yang ramai diperbincangkan warganet.
"Kami tidak berani mengaitkannya dengan yang lain," kata Nova Sutila.
Baca juga: Fenomena Aneh di Sumbar, Ribuan Ikan Terdampar di Pantai Sikabaluan Mentawai
Nova Sutila menambahkan kejadian ikan melimpah hampir setiap tahun.
Warga, sebutnya, beramai-ramai memungut ribuan ikan tersebut untuk dibawa pulang ke rumahnya dan dikonsumsi.
Ikan yang terdampar tidak perlu ditangguk lagi, warga tinggal pilih saja.
Meski berulang setiap tahun, tapi menurut Nova Sutila, ikan tersebut tidak pernah menepi.
Baca juga: Update Corona Indonesia Pecah Rekor 3 Hari Berturut, Kasus Indonesia Terbanyak ke-4 di Asia
"Mungkin kali ini jumlah ikan cangkuak terlampau melimpah atau mungkin suhu air yang menyebabkan ia menepi," imbuhnya.
Saat ini kondisi di Sikabaluan, kata Nova, baik dan aman-aman saja.
"Kemarin memang ramai yang melihat, tapi bagi kami itu hal biasa," sebut Nova Sutila.
Ribuan Ikan Terdampar
Ribuan ikan terdampar di bibir pantai Pantai Sikabaluan Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar).
Foto fenomena aneh tersebut viral di media sosial Facebook dan Instagram.
Dalam foto tersebut, ikan-ikan yang menepi di pantai, diserbu oleh warga untuk diambil.
Baca juga: Sudah Tes Swab 37 Kali, Gubernur Sumbar Tetap Siap Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin
Kepala Pelaksana BPBD Kepulauan Mentawai, Novriadi saat dihubungi TribunPadang.com membenarkan fenomena tersebut.
"Saya sudah konfirmasi ke Kadis Perikanan Mentawai. Menurutnya hal ini fenomena alam biasa, karena adanya perubahan iklim," kata Novriadi, Jumat (8/1/2021).
Dikatakannya, planktonnya banyak dan perairannya cukup bagus sehingga banyak ikan.
Ia juga menyebutkan, pihaknya juga sudah melakukan konfirmasi ke Camat Sikabaluan Siberut Utara.
Baca juga: Vaksinasi Perdana 13-15 Januari 2020, Dibagi 3 Kelompok Besar, Ada Presiden hingga Tokoh Agama
"Memang terjadi banyak ikan di tepi pantai. Itu akibat adanya banyak planton di lokasi tersebut dan perairannya bagus," katanya.
Ia menyebutkan, ikan di lokasi tersebut sedang banyak sehingga dibawa ombak ke bibir pantai.
Dikatakannya, masyarakat yang melihat ikan tersebut datang untuk mengambilnya.
Dijelaskannya, masyarakat yang memasaknya dan memakannya tidak mengalami apa-apa setelah memakan ikan tersebut.
"Ikannya aman-aman saja," katanya.
Baca juga: Bebas dari Lapas Gunung Sindur, Kepulangan Abu Bakar Baasyir Dikawal Ketat
Kejadian Serupa di Ambon
Kejadian serupa pernah terjadi di Ambon. Ribuan ikan mati terdampar di sejumlah pantai di Ambon.
Tak hanya ikan, beberapa jenis biota laut lain turut mati misterius.
Peristiwa langka ini pun menghebohkan warga hingga muncul asumsi pertanda tsunami.
Yohanes, salah satu penduduk Desa Hukurila di pesisir Pantai Tihulesy mengatakan bahwa warga tak berani mengonsumsi ikan-ikan tersebut.

"Kami di sini bilang itu jenis ikan batu-batu, tapi kami takut mengonsumsi jangan sampai ikannya terkena racun," ujarnya saat dihubungi Kompas.com Minggu (15/9/2019) malam.
Fenomena terdamparnya ikan di Ambon meluas hingga ke tiga kecamatan.
Awalnya, kasus ikan mati hanya ditemukan di Desa Hukurila dan Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan, kini kasus yang sama juga ditemukan di sejumlah pantai lainnya.
Untuk di Kecamatan Leitimur Selatan misalnya, selain di Pantai Desa Hukurila dan Rutong, kasus tersebut juga ditemukan di Pantai Desa Leahari dan juga Pantai Desa Hutumuri.
“Ikan yang mati terdampar di Kecamatan Leitimur Selatan itu ada di Desa Hukurila, Leahari, Rutong dan di Desa Hutumuri, juga ada,” kata Staf Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Sorong Satker Ambon, Wiwit Handayani, kepada Kompas.com, Senin (16/9/2019).
Sempat beredar isu bahwa fenomena tersebut merupakan pertanda tsunami, sejumlah warga pun mengungsi ke ketinggian.
"Malam ini banyak keluarga saya yang sudah mengungsi ke tempat ketinggian dengan perbekalan seadanya, mereka mengungsi karena beredar isu akan terjadi tsunami malam ini," kata Moses salah satu warga Leitimur Selatan kepada Kompas.com via telepon, Senin malam.
Salah seorang staf BPBD Kota Ambon F Puturuhu, juga mengakui bahwa ada warga di kecamatan tersebut yang telah memilih mengungsi termasuk juga kerabatnya.
“Ada keluarga yang mengungsi ke Hila Tanah Putih malam ini. Beta (saya) sudah mencoba berikan pemahaman bagi mereka terkait kondisi yang ada saat ini,” kata F Puturuhu.

Sebelumnya, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menegaskan bahwa fenomena tersebut tak ada kaitannya dengan gempa maupun tsunami.
Wali kota pun mengimbau masyarakat agar tak panik dan menyebar isu melalui media sosial yang meresahkan.
Richard juga mengajak warga mempercayai informasi resmi dari pihak berwenag seperti BMKG.
“Yang berwenang menyatakan peringatan dini tsunami itu BMKG jadi selama tidak ada peringatan dini tsunami jangan percaya informasi hoaks yang beredar,”katanya. (*)