Gelembung Busa Muncul di Sijunjung, Hasil Pemeriksaan Sementara Tidak Ada Indikasi (0) Gas CO & H2S

Gelembung busa berukuran besar muncul tiba-tiba di Jorong Bukit Gombak, Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
Instagram gerakwartawansijunjung
Gelembung Busa di Sijunjung 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Gelembung busa berukuran besar muncul tiba-tiba di Jorong Bukit Gombak, Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar).

Foto-foto busa berwarna putih itu sudah banyak diunggah di media sosial dan ramai dibicarakan.

Kemunculan pertama gelembung busa tersebut diketahui terjadi sejak Kamis (10/9/2020) pagi.

Kepala DLH Sumbar Siti Aisyah saat dihubungi TribunPadang.com mengatakan, gelembung busa tersebut muncul berwarna putih dan tidak berbau.

Tempat Pembuangan Sampah Liar Masih Ada, DLH Kota Padang Dirikan Posko Pengawasan

Kubus Apung di Banda Bakali Padang Kembali Dipasang, DLH: Akan Dilepas Sebelah Bila Debit Air Naik

Ia menambahkan, tim DLH Sijunjung telah membawa sampel tersebut untuk diperiksa di laboratorium.

"Yang bawa sampel dari DLH Sijunjung, baru tadi (dibawa). Hasil baru keluar paling cepat seminggu," kata Siti Aisyah.

Gelembung Busa di Sijunjung
Gelembung Busa di Sijunjung (Ist/Instagram gerakwartawansijunjung)

Hasil pemeriksaan sementara DLH Kabupaten Sijunjung, kata Siti Aisyah, kandungan gelembung busa tidak ditemukan indikasi (0) gas mudah terbakar (COMB/EX atau LEL) dan tidak ada indikasi (0) gas CO dan H2S.

Namun, yang terdeteksi hanya kandungan O2.

Kubus Apung di Banda Bakali Masih Perbaikan, DLH Pemko Padang: Tahun 2021 Tambah Dua Lagi

Baru 5 Hari Dipasang, Kubus Apung Banda Bakali Padang Dibuka Lagi, DLH Ungkap Alasannya

"Itu baru gasnya. Itu baru dengan alat portable. Kalau cairannya mesti di laboratorium," ungkap Siti Aisyah.

Siti Aisyah melanjutkan, kadarnya rendah makanya tidak terdeteksi.

Artinya, bukan gas yang mesti diukur, tapi fraksinya bukan gas.

"Makanya yang diukur aerosolnya (busa) dan cairannya," tutur Siti Aisyah. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved