Kisah Inspiratif
KISAH Maknah Jualan Bengkoang di Pasar Raya Padang, Suami Terbaring Sakit dan Biayai Sekolah Anak
SEORANG nenek yang akrab disapa Maknah merupakan satu di antara sejumlah pedagang Pasar Raya Padang yang telah menjalani tes swab tenggorokan.
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
Sebab, dirinyalah tulang punggung keluarganya.
Dari hasil berjualan Bengkoang, Maknah mengaku dapat menyokong kehidupan keluarganya, termasuk menyekolahkan seorang anaknya.
Di samping itu, Maknah juga masih harus merawat suaminya yang jatuh sakit sejak dua tahun yang lalu.
"Suami saya tidak bekerja, karena sudah dua tahun sakit lemah badan, cuma bisa duduk dan makan di rumah," ujarnya.
Maknah mengungkapkan dirinya telah menjalani (tes) swab tenggorokan beberapa hari yang lalu.
Hingga saat ini dirinya masih menunggu hasil pemeriksaannya.
• Soal Pengendara Mobil Terobos Posko Cek Poin PSBB Covid-19, Wagub Sumbar: Harus Ditindak Tegas
• 51 Penumpang dan Awak Kapal Ambu-ambu Dikarantina dan Menunggu Hasil Tes Swab
"Sekitar tiga hari yang lalu, saya periksa di Puskesmas Belimbing, karena diajak teman," ungkapnya.
Maknah berharap hasilnya negatif dan bengkoangnya bisa laku serta banyak dibeli.
Maknah pun mengakui bahwa omzet penjualan Bengkoang pada waktu belakangan makin menurun.
Jika biasanya bisa menjual satu karung Bengkoang dalam sehari, akhir-akhir ini sudah sulit untuk mencapai penjualan serupa.
Lantaran, makin sepi pembeli, maka dia berinisiatih untuk mengurangi harga jual Bengkoang.
Menurutnya, dibanding semula dijual Rp10.000 per Kg, kini turun menjadi Rp 5.000 per Kg saja.
Kenyataannya, imbuh Maknah, walaupun harga Bengkoang diturunkan, hanya saja daya beli masyarakat tetap lemah.(*/TribunPadang.com/Rima Kurniati)