Corona Sumbar
Hotel Rangkayo Basa Kota Padang Tutup Sementara, GM Berharap Virus Corona Segera Berlalu
Mewabahnya virus corona atau Covid-19 di Sumatera Barat (Sumbar) membuat sejumlah hotel memilih untuk tutup sementara waktu.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Mewabahnya virus corona atau Covid-19 di Sumatera Barat (Sumbar) membuat sejumlah hotel memilih untuk tutup sementara waktu.
Satu di antaranya Hotel Rangkayo Basa di Kota Padang, Provinsi Sumbar.
General Manager (GM) Hotel Rangkayo Basa, Widadi mengatakan, pihaknya memberlakukan penutupan sementara mulai 1 April 2020 hingga waktu yang belum ditentukan.
"Resmi surat yang kami ajukan ke PHRI itu tanggal 1 April. Tapi, sejak 27 Maret sudah tidak lagi menerima tamu. Sampai kapannya? kami menunggu perkembangan," kata Widadi saat dihubungi TribunPadang.com, Senin (6/4/2020).
Widadi mengutarakan, pihaknya menutup hotel sementara lebih kepada untuk memutus rantai penyebaran covid-19. Artinya mendukung kebijakan pemerintah untuk physical distancing.
• SPS Sumbar Surati SPS Pusat dan Dewan Pers, Terkait Dampak Wabah Covid-19
• Dampak Virus Corona Terhadap Pariwisata di Sumatera Barat Ekstrem, Hotel Banyak yang Tutup
Sebelum ditutup, kata Widadi, SOP dalam hal penanganan Covid-19 pihaknya melakukan hal yang sama dengan hotel lainnya.
Pihak hotel telah menyiapkan handsanitizer dan menyemprot disinfektan di area hotel.
Sejauh ini, ungkapnya, seluruh karyawan berada dalam kondisi sehat dan tidak menunjukkan gejala virus corona.
"Sejauh ini, karyawan kami berjumlah 36 orang semuanya aman, Alhamdulillah," terang Widadi.
Terkait okupansi hotel, Widadi menjelaskan memang dari awal Maret itu sudah (turun okupansinya) karena covid ini sebetulnya sudah banyak (menyebar). Cuma baru diumumkan itu awal Maret.
"Jadi awal saat diumumkan itu kami sudah terasa, langsung terasa dampaknya, imbauan pemerintah memang terasa dampaknya."
"Kalau awal Maret sampai pertengahan itu, sekitar 60 persen (okupansinya), tapi begitu lewat pertengahan Maret turun sampai 10 persen," jelas Widadi.
Sementara hotel ditutup, Widadi menuturkan belum akan menggunakan kesempatan itu untuk renovasi hotel.
Menurutnya, renovasi itu butuh biaya. Pasalnya, awal tahun 2020 pihaknya sudah melakukan renovasi.
"Kami sekarang hanya meliburkan karyawan saja," ungkap Widadi.
Widadi menambahkan karyawan diliburkan tetapi tetap diwajibkan untuk piket.
"Setiap bulan ada yang datang lima kali, enam kali, kan gitu. Gajinya dikasih sekitar 30 persen," ungkap Widadi.
Widadi tak menginginkan pegawainya di PHK, tetapi tentu owner (pemilik) kemampuannya terbatas juga.
• Pajak Hotel, Restoran dan Tempat Hiburan di Padang Dibebaskan April dan Mei, Rp 30 M Berkurang
• Ketua PHRI Sumbar : Walaupun Hotel Tutup, Harus Tetap Bayar Listrik, Biaya Ini dan Itu
Kalau wabah covid-19 berkepanjangan, pihaknya akan mencoba melakukan evaluasi dan melakukan perencanaan ulang.
Untuk persiapan jika wabah covid-19 selesai, menurutnya gak ada masalah karena karyawan sudah ada yang ditugaskan untuk piket.
Selain menjaga aset, mereka juga tetap menjaga kebersihan.
"Harapannya ya sebetulnya sama dengan orang-orang lain. Kita penginnya wabah ini cepat selesai," harap Widadi.
Namun, Widadi ingin ketegasan dari pemerintah, supaya virus corona jangan berkepanjangan.
"Kasihan masyarakat kita yang ekonominya di bawah, kan sama sekali tidak dapat penghasilan. Jika diperpanjang mereka akan lebih sulit," tutur Widadi. (*)