Corona Sumbar
Puncak Covid-19 Diprediksi Mei, Lab Biomedik FK Unand: Butuh 2 Kali Lipat Kapasitas dan Tenaga Medis
Puncak penyebaran virus corona diprediksi terjadi pada akhir Mei 2020 dengan perkiraan berdatangannya pemudik ke Sumatera Barat.
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Puncak penyebaran virus corona diprediksi terjadi pada akhir Mei 2020 dengan perkiraan berdatangannya pemudik ke Sumatera Barat.
Kepala Pusat Diagnotik dan Riset Penyakit Infeksi FK Unand dokter Andani Eka Putra menilai jika terjadi ledakan tersebut dibutuhkan dua kali lipat kapasitas maupun tenaga untuk pemeriksaan swab tenggorokan Covid-19.
• Wagub Sumatera Barat Nasrul Abit Prediksi Puncak Corona Terjadi di Akhir Mei 2020
• Mulyadi Gerakkan Srikandi Demokrat Bantu Pemerintah Tekan Penyebaran Corona
Saat ini tenaga pemeriksaan di Laboratorium Biomedik FK Unand sebanyak 27 orang, dan diperkirakan butuh 50 tenaga pemeriksaan dan dua alat pemeriksaan jika memang terjadi predisksi ini.
"Tenaga bertambah, kapasitas pemeriksaan meningkat, dengan 50 orang dengan dua alat pemeriksaan, saya kira sudah mantap. Saya perkirakan diagnoasa bisa 400 perhari dan saya kira kita cukup," kata dokter Andani, saat jumpa pers online IJTI Sumbar, Kamis (2/4/2020) malam.
• Tangani Corona, Anggaran Kunker hingga Beli Mobil Pimpinan DPRD Padang Dialihkan, Total Rp 6,4 M
• Pemprov Sumbar Akan Berlakukan Jam Malam di Daerah Perbatasan, Upaya Cegah Virus Corona
Dokter Andani mengungkapkan diognasisi Covid-19 ini merupakan bagian penting guna pemisahan kelompok yang terinfeksi dengan kelompok tidak terinfeksi corona.
"Di luar sana harus ada sistem isolasi mandiri, karantina. Pasien covid positif dengan tidak ada gejala harus jelas, supaya jangan sampai tercampur," tambahnya.
• Pemprov Sumbar Siapkan Rp 145 M untuk Bantu Warga Miskin Terdampak Corona, Termasuk Tukang Ojek
• IRT di Padang Positif Corona Meski Tak dari Daerah Terjangkit, Diduga Tertular saat Acara Keluarga
Menurut dalam pencegahan penyebaran Covid-19 harus diterapkan metode praktis, seperti diagnosasa Covid-19 secara cepat dan tepat.
Lanjutnya, sosialisasi tentang pengetahuan pencegahan corona secara masif kepada masyarakat.
"Kemudian pegobatan harus cepat, keempat terpenting adalah lokalisir. Supaya jangan pasien Covid-19 ini disebar-sebar pelayananya. Harus lansung terfokus," ungkapnya.
• Pasien Kelima Positif Corona di Padang Isolasi Mandiri di Rumah, Punya Riwayat dari Jakarta
• UPDATE Corona di Padang 2 April 2020: 6 Pasien Positif, 11 Orang PDP, 75 ODP
Dokter Adani mengungkapkan pelayanan pasien Covid-19 harusnya dilakulan pada satu rumah sakit khusus Covid-19 saja.
"Kalau rumah sakit sudah satu, tidak perlu pusing-pusing lagi, sekarang rumah sakit A, kemudian pasien corona mau dioperasi atau masuk ICU harus dibangun lagi ruangan operasi dan ICU, itukan susah," tambahnya.
• Bertambah 4 Pasien Positif Corona di Riau, Satu di Antaranya Punya Riwayat dari Sumbar
• UPDATE 2 April 2020: Bertambah 4 Warga Riau Positif Corona, Total Jadi 7 Orang
Jika pasien Covid-19 sudah di satu rumah sakit khusus, seperti Rumah Sakit Persahabat baik ODP Covid-19 maupun PDP Covid-19 dicampur tidak masalah.
"Kalau pasien Covid-19 dicampur dengan orang sehat ini bermasalah. saya kira itu yang harus dilakukan," ungkapnya. (*)