Sumbar Tanggap Darurat Corona
Pemprov Sumbar Tetapkan Status Tanggap Darurat Wabah Virus Corona, Berlaku 30 Hari
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menetapkan status tanggap darurat wabah Virus Corona di Sumbar.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Menurut Irwan Prayitno selama ini anggaran tersebut bisa dipakai dan juga sudah disampaikan kepada Bupati/Wali Kota.
"Dana itu akan digunakan untuk mengatasi wabah virus corona, baik dari persiapan pencegahan dan sebagainya," sebut Irwan Prayitno.
Senada dengan itu, Ketua Gugus Tugas Penanganan Corona Sumbar, Erman Rahman mengatakan berkaitan dengan pembiayaan benar akan menggunakan Biaya Tak Terduga (BTT).
Selain itu, alokasi dana juga akan diambilkan dari alokasi Dana Siap Pakai (DSP) BNPB.
Erman Rahman mengatakan untuk jumlah pihaknya belum bisa memastikan.
"Alokasi belum tentu, lihat kebutuhan dari dinas kesehatan, kita kaji dan ajukan ke Gubernur, baru minta ke Bakeuda," terang Erman Rahman.
Ditunjuk sebagai Ketua Gugus Tugas, Erman Rahman mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait sehingga penanganan di gugus tugas betul-betul cepat dilaksanakan di Sumbar.
"Target awal mensosialisasikan kepada masyarakat lakukan semacam edukasi sehingga dengan wabah ini gak usah takut, mari hadapi secara arif dan bijaksana," ucap Erman Rahman.
Tambah RS Rujukan
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan pihaknya akan menambah RS rujukan corona di Sumatera Barat (Sumbar).
Dia mengatakan, saat ini ada dua rumah sakit rujukan untuk menangani pasien suspect corona yakni RSUD Ahmad Mochtar Kota Bukittinggi dan RSUP M Djamil Padang.
"RSP Unand dalam proses saat ini, karena rujukan untuk menangani corona harus ada izin dari Kementerian Kesehatan RI," terang Irwan Prayitno, Senin (16/3/2020).
Kemudian Irwan Prayitno menambahkan, pihaknya juga tengah menyurati Kemenkes agar Fakultas Kedokteran Unand bisa melakukan penelitian untuk mendiagnosis corona.
Hal ini bertujuan agar sampel swap maupun lainnya tidak harus dikirim ke Jakarta.
Menurut dia, jika dikirim ke Jakarta itu susah, bungkusnya untuk virus itu khusus dan susah mencarinya.