Tanggap Darurat Banjir Bandang

Tertimbun Akibat Banjir Bandang, Masjid di Agam Hanya Tampak Atap, Warga Numpang Salat Jumat

Banjir bandang terjadi di Jorong Gelapung, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Agam, Sumbar.

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Saridal Maijar
TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR
Sebuah masjid di Jorong Gelapung, Kabupaten Agam, hanya tampak atap akibat tertimbun banjir bandang. 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Banjir bandang terjadi di Jorong Gelapung, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Agam, Sumbar.

Bencana yang terjadi pada Rabu (20/11/2019) tersebut, juga merusak sebuah bangunan masjid di daerah itu.

Pantauan TribunPadang.com di lokasi, terlihat  alat berat terus bekerja membersihkan material yang menutupi badan jalan.

Pembersihan ini sudah dilakukan sejak Kamis (21/11/2019).

Batuan-batuan besar di teras masjid Jorong Gelapung, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, akibat banjir bandang.
Batuan-batuan besar di teras masjid Jorong Gelapung, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, akibat banjir bandang. (TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR)

BREAKING NEWS: Bupati Agam Indra Catri Tetapkan Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang Jadi 15 Hari 

Sedangkan masjid di lokasi banjir bandang mengalami kerusakan parah.

Bagian depan, belakang, hingga di dalam bangunan masjid dipenuhi lumpur dan batuan.

Bahkan, bangunan ini hanya tampak atap akibat tertimbun tanah yang terbawa banjir bandang.

Terlihat pintu, jendela, kamar mandi, dan peralatan yang ada mengalami rusak.

Hal ini membuat warga tak bisa menggunakan masjid tersebut.

Termasuk untuk menunaikan ibadah salat Jumat bagi kaum pria.

Tanah dan lumpur di bagian dalam masjid hingga mencapai loteng akibat banjir bandang di Agam.
Tanah dan lumpur di bagian dalam masjid hingga mencapai loteng akibat banjir bandang di Agam. (TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR)

Detik-detik Banjir Bandang di Agam Sumbar, Salman Dengar Teriakan Suara Longsor Sudah Datang

Wali Nagari Tanjung Sani, Maizon mengatakan, di setiap jorong di Nagari Tanjung Sani memiliki masjid.

"Di Nagari Tanjung Sani ini ada 11 jorong, dan setiap jorong ada masjid," ujarnya, Jumat (22/11/2019).

Dikatakannya, bahwa saat ini masjid di Jorong Gelapung mengalami kerusakan parah.

Sehingga masjid tidak bisa digunakan, dan warga menumpang di masjid di jorong tetangga.

Lokasi masjid terdekat dari lokasi banjir bandang berjarak sekitar setengah kilometer.

"Masjid di sini digunakan sebagai sarana pertemuan masyarakat untuk melakukan musyawarah, selain untuk ibadah," ujarnya.

Sebuah masjid di Jorong Gelapung, Kabupaten Agam, hanya tampak atap akibat tertimbun banjir bandang.
Sebuah masjid di Jorong Gelapung, Kabupaten Agam, hanya tampak atap akibat tertimbun banjir bandang. (TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR)

Live Streaming: Alat Berat Dikerahkan Membuka Akses Jalan Pasca Banjir Bandang di Kabupaten Agam

Ditetapkan Tanggap Darurat

Bupati Agam Indra Catri menetapkan masa tanggap darurat bencana banjir bandang Agam menjadi 15 hari.

Sebelumnya, masa tanggap darurat banjir bandang yang melanda Jorong Gelapung, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam hanya ditetapkan 3 hari.

Namun, setelah melihat kondisi di lapangan, masa tanggap darurat bencana banjir bandang Agam diperpanjang jadi 15 hari.

Selama 15 hari itu, Bupati Agam meminta apa yang menjadi potensi longsor kembali terulang diselesaikan.

"Mana yang retak dan mana yang berpotensi longsor kita rontokkan betul. Dan, saya tetapkan lagi tanggap daruratnya menjadi 15 hari," sebutnya.

Warga saat melihat proses pembersihan jalan dari material yang dibawa banjir bandang.
Warga saat melihat proses pembersihan jalan dari material yang dibawa banjir bandang. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Pasca Banjir Bandang di Agam, 49 Warga Masih Mengungsi di Rumah Tetangga dan Kerabat

"Dengan catatan dilihat betul dan dicek betul ke lapangan. Saya maunya setelah ini tidak ada lagi longsor dan tidak ada lagi bencana," ujarnya, Jumat (22/11/2019).

Indra Catri mendapat informasi bahwa harus dilakukan penyisiran ke atas bukit yang menjadi titik awal datangnya banjir bandang.

Masa tanggap darurat tersebut ditetapkan sejak kemarin Kamis (21/14/2019).

"Selama 15 hari ke depan ini, kita tetap menyelamatkan masyarakat, disediakan dapur umum, disediakan pelayanan lainnya," ujarnya.

BPBD Kabupaten Agam Imbau Masyarakat Tetap Waspada akan Banjir Bandang

Disebutkannya bahwa akan juga dilakukan penyisiran lereng-lereng.

Tebing-tebing yang berpotensi longsor akan dirontokan.

Disebutkannya bahwa untuk rehab rekontruksi akan dilakukan setelah dilakukan evakuasi menyeluruh dan dibersihkan lokasi dari material banjir bandang.

Detik-detik longsor

Masih terbayang di inggatan Salman Endan saat banjir menerjang Jorong Galapung Tanjung Sani Kecamatan Tanjung Raya, Kab Agam

Kala itu pria 67 tahun ini sedang menunaikan shalat Magrib.

Ketika banjir bandang menerjang, dirinya pun dipanggil oleh sang anak untuk segera keluar rumah.

Beruntung Salman bisa selamat walaupun dinding rumahnya jebol diterjang banjir dan menganyutkan isi rumah yang menjadi tempat dirinya dan keluarga berlindung.

Salman Endah (67), warga yang terdampak banjir bandang di Agam, Kamis (21/11/2019).
Salman Endah (67), warga yang terdampak banjir bandang di Agam, Kamis (21/11/2019). (TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR)

Kesaksian Salman Saat Detik-detik Banjir Bandang Melanda Agam: Anak Saya Teriak, Longsor Datang

"Hanya baju di badan yang tersisa. Harta benda di rumah tidak ada yang selamat. Ini pun masih pakaian kemarin yang saya gunakan," ujarnya saat didatangi TribunPadang.com.

Salman adalah satu dari sejumlah warga yang rumahnya rusak akibat banjir bandang menerjang Kabupaten Agam, Rabu (21/11/2019) malam.

Kejadian banjir yang terjadi di Jorong Gelapung, Kenagarian Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumateta Barat, membuatnya harus menginap di rumah tetangga yang tidak terkena dampak banjir bandang.

Banjir bandang melanda Jorong Galapung, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (20/11/2019).

Bupati Agam, Indra Catri Sebut Kerugian Akibat Banjir Bandang Ditaksir Rp 2 Miliar

Belasan rumah warga, masjid serta madrasah rusak akibat bencana ini.

Pemukiman warga dipenuhi lumpur dan bebatuan yang longsor dari bukit.

Detik-detik kejadian tersebut disaksikan langsung oleh Salman Endah (67), warga setempat.

Salman bercerita, sempat bertahan di dalam rumah ketika air sudah mulai turun dari kawasan bukit.

Awalnya ia tak mengira akan turun batuan dan lumpur yang meluluhlantahkan kampung mereka.

Dia menyebut, banjir bandang terjadi sekitar pukul 18.00 WIB lewat.

Kondisi rumah warga yang terdampak banjir bandang di Agam, Rabu (20/11/2019).
Kondisi rumah warga yang terdampak banjir bandang di Agam, Rabu (20/11/2019). (TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR)

Mesin Motor Honda GL 100 ternyata Bisa Disulap Jadi ATV, Berikut Plus-minusnya

Ketika banjir bandang terjadi, ia tengah menunaikan salat magrib di dalam rumahnya.

Sebelum banjir bandang, kata dia, sudah ada tanda-tanda. Di mana, pada pukul 17.00 WIB, air sudah mulai datang dari hulu.

“Cuma tidak begitu besar, sekitar pukul 18.00 WIB mulai besar,” katanya.

Saat itu, anak-anak dan istrinya sudah mulai khawatir, ditambah pula hujan semakin deras.

Lalu, istri dan empat orang anaknya mulai mengungsi ke tempat yang aman. Salman tinggal sendirian di rumah.

Tiba-tiba, saat ia sedang salat magrib, air besar berlumpur serta batuan-batuan besar datang.

“Tetangga saya mendengar ada bunyi dentuman keras. Tapi saya tak mendengarnya,” ujar dia.

Saat itulah, anak Salman berteriak agar dirinya menyelamatkan diri, dan keluar dari rumah.

Kota Pariaman Raih Penghargaan dari Kementerian, Genius Umar: Sehat Itu Investasi Masa Depan

"Pada saat itu anak saya memanggil saya. Anak saya berteriak, longsor sudah datang, katanya. Anak saya meminta saya untuk keluar dari rumah," sebutnya.

Akibat bencana tersebut, dinding rumahnya mengalami jebol akibat longsor disertai batu.

"Sekarang saya numpang tinggal di tempat saudara, dekat dari sini, dan di sana kami dari semalam,” ujarnya.

“Harta benda saya habis dan hampir semuanya tidak ada lagi yang tersisa," tutur Salman.

Pantauan TribunPadang.com, rumah Salman terlihat mengalami rusak parah.

Bagian dinding rumahnya pada sebelah kiri jebol. Batu-batu besar, tanah hingga air masuk ke rumahnya.

Pada bagian depan rumahnya terlihat sejumlah batu besar yang belum dipindahkan.

Terlihat juga alat berat tengah membersihkan puing-puing banjir bandang di sekitar rumah Salman.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved