Berita Sumbar Hari Ini
Istri dan Anak Tewas, Perantau Minang Ini Selamat karena Pura-pura Mati saat Tragedi Wamena Papua
Erizal, perantau Minang yang harus rela ditinggal untuk selamanya oleh istri, anak, dan keponakannya karena tewas saat tragedi Wamena, Papua.
Penulis: Merinda Faradianti | Editor: Saridal Maijar
Erizal, perantau Minang yang harus rela ditinggal selamanya oleh istri, anak, dan keponakannya karena tewas saat tragedi Wamena, Papua.
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Merinda Faradianti
TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Tragedi yang terjadi di Wamena Papua pada 23 September 2019 lalu, menyisakan duka yang mendalam bagi banyak pihak.
Setidaknya sudah lebih 30 orang yang tewas dalam kerusuhan tersebut.
9 Orang di antaranya adalah perantau Minang.
Erizal (42), seorang perantau Minang yang selamat saat kerusuhan Wamena Papua tersebut.
• Istri dan Anak Tewas, Perantau Minang Ini Selamat karena Pura-pura Mati saat Tragedi Wamena Papua
• DPRD Sumbar Gelar Peringatan Hari Jadi Sumatera Barat ke- 74, Tanpa Perayaan
Namun, istri, anak, dan keponakannya meninggal saat kerusuhan itu.
Dirinya hanya menderita luka bakar di bagian kepala dan kedua tangannya.
Saat ditemui di kantor ACT Sumbar, Selasa (1/10/2019), Zal panggilan akrabnya menceritakan kembali bagaimana kondisi pada saat terjadi kerusuhan tersebut.
"Waktu itu ada yang menginformasikan pada saya bahwa ada kerusuhan dan ia menyuruh saya untuk menutup toko. Karena di depan sana sudah ada yang berkelahi," katanya terbata-bata.
Ia melanjutkan, saat tokonya sudah dikepung lebih kurang sebanyak 30 orang, ia dan keluarganya yang lain sudah pasrah.
"Kami sudah pasrah mati semua," kenangnya.
• 1.470 Perantau Minang di Wamena Ingin Pulang Kampung, Wagub Sumbar Ajak Semua Ikut Membantu
• 300 Warga asal Minang Mulai Tinggalkan Wamena, Tercatat 600 Lebih Perantau Lainnya Masih Bertahan
Saat itu, pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang sembako tersebut, menuturkan istri dan anaknya sempat diselamatkan penduduk setempat.
"Hubungan kami dengan penduduk pribumi sekitar sangat baik, bahkan istri dan anak saya diselamatkan mereka," ujarnya.
Walaupun sudah diselamatkan penduduk asli tanah Papua, hal tersebut tak membuat istri dan anak bungsunya selamat pada insiden tersebut.
Zal sempat pura-pura mati demi menyelamatkan diri.
Ia disiram dengan bensin kemudian api menyambar tubuhnya sehingga meninggalkan luka bakar di bagian kepala dan kedua tangannya.

• Wagub Nasrul Abit Minta Masyarakat Tak Terprovokasi Pasca Kerusuhan Wamena Papua
• TRAGEDI - Zal Saksikan Langsung Anak, Istri dan Keponakannya Dihabisi saat Kerusuhan Wamena
"Istri, anak dan keponakan tidak bisa diselamatkan. Pada waktu itu saya langsung menelpon ke anak saya yang sulung.
Saya mengatakan ibu dan adik sudah tidak ada lagi. Kemudian anak saya bertanya, sekolahnya bagaimana? Saya katakan sekolah kamu lanjutkan," kata Zal.
James Lugian Rizal (13), anak Erizal yang mendapat kabar bahwa kedua orang tua dan adiknya mengalami tragedi pada saat itu, sedih dan menangis.
"Pertama sedih dan nangis sekitar 10 menit lah, tahu awalnya dari tante," kata James Lugian Rizal.
Walaupun bencana menimpa keluarga kecilnya, James tetap bersyukur karena ayahnya masih selamat hingga ke kampung halamannya.
"Tetap bersyukur ayah selamat dan ibu adik juga sudah pulang," ujar James.
• LIVE STREAMING - Jenazah Korban Kerusuhan Wamena Tiba di Bandara Internasional Minangkabau
ACT Sambangi Rumah Duka
Sebelumnya, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumbar menyambangi rumah duka korban kerusuhan Wamena Papua di Sungai Rampan, Koto Nan Tigo IV Koto Hilie, Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar.
ACT menyambangi rumah Erizal (42), korban selamat, namun istri, anak dan keponakannya tewas.
"Bapak Zal (42) merupakan korban yang selamat dari tragedi kemanusian di Wamena-Papua ini, namun istri dan anak beliau tidak dapat selamat," kata Branch Manager ACT Sumbar, Zeng Wellf, Senin (30/9/2019).
Dari keterangan Zal, lanjut Zeng Wellf, waktu itu ia melihat orang berkerumunan mendatangi kios-kios, termasuk ke kiosnya.
Rumah Zal dikepung di dalam rumah yang ada di belakang kios, jumlahnya sekitar 30-an.
Sementara keponakannya menahan pintu. Namun kerumunan di luar memaksa untuk membuka pintu.
• DPRD Sumbar Gelar Peringatan Hari Jadi Sumatera Barat ke- 74, Tanpa Perayaan
“Kami dilempari dan ditembaki dengan panah,” ungkap Zeng Wellf menceritakan kembali.
Zal yang menjadi korban menyaksikan istri dan anaknya dianiaya hingga meninggal dunia.
Sedangkan, Yoga keponakannya yang berusaha menghalangi massa juga dihabisi di hadapannya secara langsung.
Mendengar cerita tragedi kemanusiaan tersebut, Zeng Wellf mengungkapkan di Jayapura Papua, Tim ACT sudah berada untuk memberikan bantuan pada korban bencana.
"Insyaallah kami akan terus berkomitmen untuk membantu keluarga korban yang menjadi tragedi kemanusiaan di Wamena Papua,” ujarnya.
• Simon McMenemy Panggil 12 Pemain Baru dan Lakukan Rotasi Besar-besaran Timnas Senior
Saat ini tim ACT juga sudah berada di Posko Kemanusiaan Jayapura, Papua.
Di posko tersebut, telah dibuka layanan kesehatan dan memberikan bantuan logistik untuk para pengungsi.
“Kami akan terus mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan dari para pengungsi termasuk mencoba memfasilitasi yang ingin balik ke kampung halamannya," tutur Zeng.
1.470 Perantau Minang Ingin Pulang Kampung
Wakil Gubernur Sumatera Barat ( Sumbar) Nasrul Abit baru saja kembali dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Ia telah memastikan secara langsung kondisi masyarakat Sumbar yang ada di Wamena pascakerusuhan 23 September 2019 lalu.
Selain itu, ia juga bertemu Wakapolda, Komandan Korem, Pemkab, dan Walikota Jayapura di hari pertama kunjungannya ke sana.
Setelah itu, baru ia membesuk seorang korban luka kerusuhan Wamena.
• Akhir Pekan Ini Persib Bandung akan Melawan Madura United Tanpa Andik Rendika Rama dan Ante Bakma
"Ada satu orang korban yang masih dirawat di rumah sakit. Lukanya cukup parah. Putri namanya," terang Nasrul Abit di hadapan sejumlah wartawan saat konferensi pers di lobi kantor gubernur Sumbar, Senin (30/9/2019).
Nasrul Abit menyebut, dari data yang ia himpun, hingga kini 172 perantau Minang berada di pengungsian di Sentani Jayapura.
"Sebagian dari mereka minta pulang dan ada juga yang tidak. Nah, warga yang tidak pulang ini menyampaikan mereka tidak punya ongkos untuk pulang dan kios mereka sudah terbakar," ujar Nasrul Abit.

Nasrul Abit melanjutkan, keesokan harinya, Minggu (29/9/2019) dirinya bersama rombongan menyambangi warga Minang di Wamena.
Di sana, sebutnya, ada 300 orang warga Minang yang mengungsi di kantor Kodim.
Mereka didampingi pengurus IKM yang benar-benar kompak luar biasa untuk membantu.
Terlepas dari itu, Nasrul Abit mengatakan 172 perantau Minang yang berada di Sentani sudah diperbantukan dokter dari Angkatan Laut.
Sementara, untuk makan semua perantau Minang saling bahu-membahu dan bergotong royong.
Kemudian, untuk makan warga di posko pengungsian di Wamena didrop dari TNI.
Nasrul Abit menjelaskan, dari diskusi yang dilakukan dengan berbagai pihak termasuk perantau Minang, rata-rata mereka ingin pulang ke kampung halaman.
• Berikut Sembilan Etape Tour De Singkarak 2019, Melewati 14 Kabupaten Kota di Sumbar dan 2 di Jambi
"1.470 orang yang terdata, semua ingin pulang. Awalnya ada 200-an orang katanya tidak mau pulang, tapi hari tadi mereka semua ingin pulang," kata Nasrul Abit.
Menanggapi permintaan warga Minang tersebut, Pemprov Sumbar sudah mengambil keputusan.
Namun, pihaknya meminta jumlah pasti perantau Minang yang akan pulang ke kampung halaman.
Ada beberapa opsi pemulangan perantau Minang.
"Jika jumlah perantau Minang yang akan pulang ke kampung halaman hanya sekitar 200 orang, bisa difasilitasi menggunakan pesawat.
• Berikut Sembilan Etape Tour De Singkarak 2019, Melewati 14 Kabupaten Kota di Sumbar dan 2 di Jambi
Namun, jika lebih dari 200 orang, maka perantau Minang tersebut akan pulang dengan kapal laut," papar Nasrul Abit.
Nasrul Abit menyebut, untuk memulangkan perantau Minang butuh pembiayaan yang cukup besar.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat Minang dari seluruh dunia turut membantu.
"Sebagian warga kita masih dalam kondisi trauma. Mereka minta diselamatkan. Kami Pemprov Sumbar bersama komunitas Minang yang ada di perantauan berkomitmen akan membantu," tutur Nasrul Abit.(*)