Kabupaten Lima Puluh Kota

Usai Tinjau Pabrik Gambir di India, Bupati Safni Ungkap Potensi Besar Hilirisasi di Limapuluh Kota

Kalau sawit, banyak daerah lain yang bisa produksi. Tapi gambir? tidak banyak saingan di Indonesia.

Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto
BUPATI- Bupati Limapuluh Kota, Safni Sikumbang, menjelaskan hasil kunjungan kerjanya ke pabrik pengolahan gambir di India, Selasa (18/11/2025). Bupati Safni Sikumbang mengungkapkan besarnya potensi hilirisasi gambir di daerah yang dipimpinnya. 

Ringkasan Berita:
  • Bupati Limapuluh Kota, Safni Sikumbang, sebut besarnya potensi hilirisasi gambir di daerah yang dipimpinnya usai melakukan kunjungan kerja ke India untuk melihat langsung salah satu pabrik pengolahan gambir tertua di negara tersebut.
  • Pabrik yang dikunjunginya telah berdiri sejak tahun 1919 dan menggunakan bahan baku dari Kabupaten Limapuluh Kota.
  • Bupati Safni Sikumbang menilai untuk gambir tidak banyak saingan di Indonesia, dan menjadi peluang besar kalau dikelola dengan serius.

TRIBUNPADANG.COM, LIMAPULUH KOTA – Bupati Limapuluh Kota, Safni Sikumbang, mengungkapkan besarnya potensi hilirisasi gambir di daerah yang dipimpinnya.

Hal itu ia sampaikan saat diwawancarai TribunPadang.com di Istana Gubernur Sumbar, Selasa (18/11/2025) setelah ia melakukan kunjungan kerja ke India untuk melihat langsung salah satu pabrik pengolahan gambir tertua di negara tersebut.

Safni mengatakan kunjungan tersebut membuka wawasan baru baginya tentang nilai ekonomi gambir jika dikelola secara modern.

Ia menyebut pabrik yang dikunjunginya di India telah berdiri sejak tahun 1919 dan menggunakan bahan baku salah satu dari Indonesia khususnya Kabupaten Limapuluh Kota.

Baca juga: Hilirisasi Gambir Sumbar, Bupati Limapuluh Kota Terbang ke India Pelajari Pengelolaan

“Pabrik gambir itu sudah berdiri lebih dari 120 tahun, dan bahan bakunya sebagian besar dari Indonesia, termasuk dari Limapuluh Kota. Sementara tanaman gambir ini adalah potensi besar bagi kita untuk kita lakukan hilirisasi,” ujar Safni.

Menurutnya, temuan itu membuktikan bahwa gambir adalah komoditas strategis yang tidak memiliki banyak pesaing, bahkan berbeda dengan komoditas pertanian lain seperti sawit yang diproduksi di banyak daerah.

“Kalau sawit, banyak daerah lain yang bisa produksi. Tapi gambir? tidak banyak saingan di Indonesia. Ini peluang besar kalau dikelola dengan serius,” tegasnya.

Dalam kunjungannya, Safni juga membandingkan disparitas harga gambir di tingkat petani dengan harga di India. Ia menyebut petani di Limapuluh Kota saat ini hanya mendapat sekitar Rp40 ribu per kilogram.

Baca juga: Mendag Dorong Hilirisasi Gambir Sumbar agar Tembus Pasar Baru Lewat Perjanjian Dagang

“Di India, saya lihat sendiri harganya 8 sampai 10 dolar per kilo untuk bahan mentah seperti yang kita buat. Kalau dihitung, itu bisa sampai Rp160 ribu. Artinya, nilai tambah yang hilang dari petani kita sangat besar karena harga kita hanya Rp40 ribu,” jelasnya.

Ia menilai hilirisasi menjadi satu-satunya cara untuk meningkatkan pendapatan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Terkait wacana pembangunan pabrik hilirisasi gambir di Kabupaten Limapuluh Kota yang diinisiasi Menteri Pertanian, Safni mengaku sudah menyampaikan laporan lengkap setelah kembali dari India.

“Setelah pulang, kami sudah laporkan ke Pak Menteri dan Dirjen. Beliau akan mengkaji ulang,” ungkap Safni.

Baca juga: Pemerintah Percepat Hilirisasi Gambir Sumbar, Ekspor ke Eropa dan Asia Mulai Dibidik

Ia mengakui proses pembangunan pabrik tidak mudah karena membutuhkan biaya besar dan persiapan panjang. Namun ia memastikan pemerintah daerah siap mengawal proses ini.

“Tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi intinya, Bupati Limapuluh Kota siang malam bermimpi tentang gambir dan kesejahteraan petani. Kami sangat ingin ini terwujud,” ujarnya.

Safni optimistis hilirisasi gambir akan menjadi tonggak baru ekonomi masyarakat Limapuluh Kota. Dengan dukungan pemerintah pusat dan potensi komoditas yang unik, ia yakin gambir dapat menjadi sumber nilai tambah yang berkelanjutan.

“Kita yakin kalau hilirisasi berjalan, ekonomi petani akan meningkat tajam. Ini komoditas yang luar biasa besar peluangnya,” tutupnya. (TribunPadang.com.Muhammad Afdal Afrianto)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved