Film "Iko Minang" Ajak Generasi Muda Kembali ke Jati Diri dan Nilai Adat Minangkabau

Ardi menyebut, film ini tidak hanya untuk pelajar, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Minangkabau yang ingin memahami kembali akar budayanya.

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman
FILM IKO MINANG- Puluhan siswa bersama guru serta tenaga pendidik SDN 35 Padang Sarai saat hendak menonton bersama film "Iko Minang" di bioskop, Selasa (4/11/2025). Film "Iko Minang" diharapkan menjadi film yang bisa mengenalkan Budaya Alam Minangkabau, terutama kepada kalangan anak sekolah. 
Ringkasan Berita:
  • “Iko Minang”, film dakwah budaya yang mengajak generasi muda kembali ke akar Minangkabau.
  • Bukan sekadar hiburan, film “Iko Minang” jadi kelas budaya bagi siswa SDN 35 Padang.
  • Sutradara rela jual kendaraan pribadi demi selesaikan film.
  • Film ini menggambarkan pentingnya surau, mamak, dan kemenakan dalam menjaga tatanan sosial Minang yang kini mulai renggang.

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Film berjudul “Iko Minang” karya sutradara Ardi Syahid menjadi sarana edukasi baru untuk mengenalkan nilai-nilai adat Minangkabau yang berlandaskan falsafah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah kepada generasi muda.

Sebagai bagian dari upaya menanamkan nilai budaya tersebut, sebanyak 45 siswa kelas tiga hingga enam SD Negeri 35 Padang Sarai bersama 12 guru dan tenaga pendidik diajak menonton film ini di bioskop.

Sutradara Iko Minang, Ardi Syahid, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kembali identitas orang Minang yang bersumber dari nilai agama dan adat.

Ia menilai, pendidikan karakter berbasis nilai islami dan adat Minangkabau dapat menjadi benteng moral bagi anak-anak di era modern.

Baca juga: Film “Iko Minang” Ajak Masyarakat Kembali ke Falsafah Adat dan Agama Minangkabau

“Kami ingin anak-anak memahami bahwa jati diri orang Minang ada pada falsafah dan tatanan hidup yang berlandaskan agama,” jelas Ardi kepada TribunPadang.com.

.Jika nilai-nilai itu tertanam, karakter mereka akan lebih kuat dan jauh dari perilaku negatif seperti perundungan atau tawuran.

Ardi menyebut, film ini tidak hanya untuk kalangan pelajar, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Minangkabau yang ingin memahami kembali akar budayanya.

“Film Iko Minang ini untuk semua orang Minang. Siapa pun yang merasa bagian dari Minangkabau wajib menontonnya, karena di film ini kita bisa melihat siapa sebenarnya diri kita sebagai orang Minang,” tambahnya.

Baca juga: Anies Baswedan Soroti Tradisi Surau Minangkabau Saat Salat Jumat di Padang

FILM IKO MINANG- Puluhan siswa guru serta tenaga pendidik SDN 35 Padang Sarai berfoto bersama saat hendak menonton bersama film
FILM IKO MINANG- Puluhan siswa guru serta tenaga pendidik SDN 35 Padang Sarai berfoto bersama saat hendak menonton bersama film "Iko Minang" di bioskop, Selasa (4/11/2025). (TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman)

Perwakilan guru SDN 35 Padang Sarai, Ayu Fiorinika, menilai film Iko Minang sangat relevan dengan materi pembelajaran di sekolah, terutama pelajaran budaya daerah.

“Film ini penuh nilai pendidikan. Ada tentang Sumbang Dua Baleh, Sifat Dua Puluh, dan peran laki-laki dalam menjaga kampung melalui ilmu agama dan silat," ungkap Ayu.

Materinya selaras dengan apa yang diajarkan di sekolah, sehingga menjadi media belajar yang menarik bagi siswa.

Baca juga: Wawako Maigus Nasir Dorong Ormas Islam Dukung Optimalisasi Program Smart Surau

Ia juga mengajak sekolah-sekolah lain untuk menonton film ini sebagai sarana pembelajaran karakter berbasis budaya.

Film ini bercerita tentang bagaimana orang Minang bersikap dan menempatkan diri dalam masyarakat.

"Nilai-nilai seperti Sumbang Dua Baleh perlu dikenal dan diamalkan agar menjadi benteng moral anak-anak kita,” tambahnya.

Film Iko Minang resmi tayang perdana di bioskop CGV Raya Padang pada Jumat (24/10/2025) dan mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan.

Film berdurasi 1 jam 15 menit ini menggambarkan kehidupan masyarakat Minangkabau dengan pesan moral yang kuat.

Menurut Ardi, film ini juga menyoroti pergeseran nilai adat dan agama di tengah masyarakat Minang modern.

Ia mengingatkan pentingnya kembali ke surau dan memperkuat pemahaman agama sebagai inti dari kehidupan bermasyarakat.

Baca juga: Jejak Buya Hamka di Surau Lubuak Bauak, DPK Padang Panjang Telusuri Naskah Islam Kuno

“Sekarang ini banyak generasi muda yang jauh dari falsafah Minang. Lewat film ini saya ingin mengajak mereka kembali ke akar, memahami sifat 20, sumbang 12, dan silek sebagai identitas moral orang Minang,” ujarnya.

Diproduksi selama satu bulan dengan pascaproduksi tiga bulan, film Iko Minang dibuat dengan keterbatasan dana dan dukungan sponsor dari Bank Nagari sebesar Rp100 juta.

Ardi bahkan mengaku harus menjual kendaraan pribadinya demi menyelesaikan film ini.

“Ini film dakwah, bukan politik. Saya membuatnya karena cinta terhadap Minang dan ingin masyarakat sadar siapa dirinya,” tegasnya.

Film ini juga menyoroti hubungan antara mamak dan kemenakan dalam sistem kekerabatan Minangkabau yang kini mulai renggang.

Baca juga: Hari Jadi ke-80 Sumbar, Ketua DPRD Ingatkan Pentingnya Melestarikan Budaya Minangkabau

Ardi berharap, melalui film ini masyarakat kembali memperkuat hubungan tersebut dengan nilai adat dan agama.

“Jika mamak dan kemenakan saling menguatkan dengan nilai adat dan agama, Minang akan tetap kokoh,” ujarnya.

Ardi menutup dengan harapan agar Iko Minang menjadi cermin bagi generasi muda untuk memahami dan menghidupkan kembali falsafah Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari.

“Saya ingin anak-anak muda menerapkan nilai Minangkabau bukan hanya sebagai slogan, tapi sebagai pedoman hidup,” tegasnya.

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved