Film “Iko Minang” Ajak Masyarakat Kembali ke Falsafah Adat dan Agama Minangkabau
Menurut Ardi, film ini juga menggambarkan adanya pergeseran nilai adat dan agama dalam kehidupan masyarakat Minangkabau masa kini.
Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Film berjudul Iko Minang resmi diputar perdana di bioskop CGV Raya Padang, Jumat (24/10/2025) malam.
Pemutaran film yang berlatar budaya dan kehidupan masyarakat Minangkabau ini disambut antusias oleh ratusan penonton dari berbagai kalangan.
Film karya sutradara Ardi Syahid ini mengangkat pesan moral dan nilai-nilai adat Minangkabau yang berlandaskan falsafah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.
Melalui film Iko Minang, Ardi ingin mengingatkan masyarakat bahwa esensi budaya Minangkabau bukan hanya soal kuliner, rumah gadang, atau pepatah adat, tetapi pada nilai agama dan moral yang menjadi dasar kehidupan orang Minang.
Baca juga: Viral! Kisah Cinta Pasangan Beda Usia 50 Tahun di Pacitan, Mahar Rp3 Miliar dan Mobil Mewah
“Film Iko Minang ini menjelaskan bagaimana orang Minang seharusnya. Minang itu bukan bicara rendang, rumah adat, atau petatah-petitihnya. Itu hanya bunga-bunga. Inti dari Minang adalah falsafah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah,” ujar Ardi Syahid kepada TribunPadang.com usai pemutaran film.
Menurut Ardi, film ini juga menggambarkan adanya pergeseran nilai adat dan agama dalam kehidupan masyarakat Minangkabau masa kini.
Ia menilai, banyak generasi muda yang sudah jauh dari pemahaman falsafah Minang, bahkan tidak mengenal nilai-nilai dasar seperti sifat 20, subang 12, dan silek yang menjadi identitas spiritual dan moral orang Minang.
“Sekarang ini ada pergeseran, terutama dalam hal agama. Karena itu lewat film ini saya ingin mengajak masyarakat untuk kembali ke surau, memperkuat iman, dan menanamkan nilai sifat 20 kepada generasi muda,” jelasnya.
Baca juga: Eks Pekerja Migran Diarahkan Bangun Bisnis Lokal, PMI Purna Bisa Dapat Pelatihan
Film berdurasi 1 jam 15 menit ini diproduksi selama satu bulan, dengan proses pascaproduksi sekitar tiga bulan.
Ardi menyebut, Iko Minang sengaja dibuat dengan akhir cerita yang menggantung untuk melihat respon masyarakat dan membuka peluang sekuel berikutnya.
“Saya memang sengaja menggantung film ini. Saya ingin tahu tanggapan masyarakat. Kalau banyak yang tertarik dan mendukung, kita bisa lanjutkan. Tapi kalau tidak ada sponsor, mungkin ini film terakhir saya,” katanya.
Ia mengaku, produksi Iko Minang dilakukan dengan keterbatasan dana. Film ini hanya mendapat dukungan sponsor dari Bank Nagari sebesar Rp100 juta, sementara biaya produksi mencapai ratusan juta rupiah.
Baca juga: Kisah Haru Kembar Siam Putri dan Dewi dari Garut: Tetap Ceria dan Penuh Semangat
“Saya sampai harus menjual kendaraan dan berutang untuk menyelesaikan film ini. Tapi saya lakukan karena cinta terhadap Minang. Ini film dakwah, bukan film politik. Saya ingin orang Minang sadar siapa dirinya, kembali pada jati diri yang sesungguhnya,” ucap Ardi.
Selain sarat makna budaya, Iko Minang juga menyoroti hubungan antara mamak dan kemenakan dalam sistem kekerabatan Minangkabau.
Menurut Ardi, hubungan tersebut kini mulai renggang dan perlu diperkuat kembali melalui pemahaman nilai adat dan agama.
| Cuaca Padang Senin 27 Oktober 2025 Cerah Berawan Sepanjang Hari |
|
|---|
| Peringatan Dini Cuaca Jumat 24 Oktober 2025 Waspada Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah Sumbar |
|
|---|
| Perkiraan Cuaca Mentawai Jumat 24 Oktober 2025 Didominasi Cerah Berawan Sepanjang Hari |
|
|---|
| Perkiraan Cuaca Padang Jumat 24 Oktober 2025 Berpotensi Hujan Ringan Pagi dan Malam Hari |
|
|---|
| Cuaca Mentawai Kamis 23 Oktober 2025 Cerah Berawan, Warga Diminta Waspada Perubahan Mendadak |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.