Cabai Merah hingga Emas Jadi Pemicu Utama Inflasi Sumbar, Pasaman Barat Catat Angka Paling Tinggi

Inflasi Sumatera Barat (Sumbar) pada Oktober 2025 melonjak mencapai 4,52 persen secara year on year (y-on-y).

Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman
HARGA EMAS - Kondisi salah satu toko emas yang ada di kawasan Pasar Raya Padang, Selasa (28/10/2025). Kenaikan harga cabai merah, emas perhiasan, dan mobil menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Inflasi Sumatera Barat (Sumbar) pada Oktober 2025 melonjak mencapai 4,52 persen secara year on year (y-on-y).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Sumbar ini didorong kenaikan harga signifikan pada sejumlah kelompok pengeluaran.

Kenaikan harga cabai merah, emas perhiasan, dan mobil menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar.

Angka tertinggi inflasi y-on-y provinsi ini terjadi di Kabupaten Pasaman Barat yang mencapai 6,67 persen. Sementara itu, Kota Padang mencatat angka terendah sebesar 3,90 persen.

Inflasi y-on-y Provinsi Sumatera Barat terjadi karena naiknya indeks harga konsumen (IHK) dari 106,24 pada Oktober 2024 menjadi 111,04 pada Oktober 2025.

Baca juga: Haraku Ramen dan The People’s Cafe Resmi Buka di Padang, Hadirkan Menu Halal dan Promo Menarik

Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau mencatat kenaikan tertinggi sebesar 8,55 persen. 

Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mengalami lonjakan harga sebesar 14,79 persen.

Kenaikan harga pada kedua kelompok ini menyumbang andil besar terhadap angka inflasi Sumbar.

Secara bulanan (month to month atau m-to-m), inflasi Sumatera Barat juga bergerak naik sebesar 0,40 persen pada Oktober 2025.

Selain cabai merah dan emas perhiasan, kenaikan harga juga terjadi pada ikan cakalang/ikan sisik, sewa rumah, daging ayam ras, wortel, pepaya, dan angkutan udara.

Baca juga: Sudah Berbenah Usai Kalah 6 Beruntun, Semen Padang FC Yakin Hentikan Tren Buruk Saat Jamu Arema FC

Sebaliknya, komoditas seperti bawang merah, ikan gembolo/ikan aso-aso, buncis, dan tomat memberikan andil deflasi m-to-m.

BPS merilis, secara year to date (y-to-d) hingga Oktober 2025, inflasi Sumbar telah mencapai 3,87 persen.

Kenaikan harga barang dan jasa ini memengaruhi daya beli masyarakat dan menuntut pemerintah daerah mengambil langkah stabilisasi.

Kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang andil inflasi y-on-y paling besar, yaitu sebesar 2,80 persen.

Kelompok lain yang turut menyumbang andil inflasi y-on-y termasuk transportasi sebesar 0,27 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,26 persen.

Komoditas seperti cabai merah, emas perhiasan, dan mobil mendominasi daftar pemberi andil inflasi y-on-y.

Kenaikan harga komoditas-komoditas tersebut menjadi perhatian utama dalam upaya menekan laju inflasi di daerah ini.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved