Keracunan MBG di Agam
Guru di Agam Diduga Keracunan Makanan hingga Dirawat Usai Cicipi Nasi Goreng dari Menu MBG
Hanya saja setelah menyantap makanan tersebut, malamnya Weri merasakan pusing dan mual berkepanjangan.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
Antusiasme siswa bukan tanpa alasan, Program MBG yang baru dimulai 1 September 2025 itu membawa harapan akan asupan makanan yang menyenangkan dan bergizi.
Menu di hari nahas itu, Rabu (1/10/2025), adalah nasi goreng yang disajikan bersama telur dadar dan jeruk.
Makanan yang digemari anak-anak ini membuat 85 siswa di MTs Muhammadiyah Manggopoh melahapnya tanpa curiga, sebagaimana juga yang terjadi di SDN 09 Balai Satu dan SMPN 2 Manggopoh.
Selama sebulan penuh, menurut Yuli, tidak ada keluhan sama sekali.
Siswa bahkan tampak bersemangat. Namun, suasana ceria itu runtuh hanya dalam semalam.
Menu itu, ternyata membuat para siswa harus menjalani perawatan di Puskesmas Manggopoh sejak pukul 17.00 WIB, pada Rabu (1/10/2025).
Bahkan sejak pukul 08.00 WIB pagi hari ini (Kamis), terus berdatangan ke Puskesmas Manggopoh didampingi orang tua dan guru, mengeluhkan gejala yang sama, pusing, mual, dan demam.
Tujuh siswa pertama yang datang di pagi hari adalah gelombang kedua korban.
Gelombang pertama, yang mencapai 56 orang, sudah dirawat sejak sore hingga dini hari.
Total korban pun melonjak menjadi 63, empat di antaranya harus dirujuk ke RSUD Lubuk Basung karena kondisi yang lebih serius.
"Persis satu bulan sejak program diterima, ternyata berdampak pada sejumlah siswa," kata Yuli.
Ia harus bergegas membawa tiga siswanya ke puskesmas, sementara satu siswa lain dibawa pulang oleh orang tuanya.
Gejala yang dialami siswa sangat mengkhawatirkan, muntah, pusing, demam, hingga sesak napas.
Akibat insiden ini, program MBG dari dapur yang sama telah dihentikan sementara waktu.
Pengakuan Orang Tua Korban Keracunan MBG di Agam

Dua korban diduga keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjalani perawatan di Puskesmas Manggopoh, Agam, sudah memiliki gejala muntah, pusing dan demam sejak Rabu (1/10/2025) malam.
Orang tua siswa Nola Tilaarmarcania, mengatakan anaknya yang masih duduk di kelas 1 SDN 09 Balai Satu Manggopoh, sudah muntah-muntah sejak pulang sekolah.
“Baru sampai rumah saja kemarin anak saya langsung muntah, banyak. Suhu badannya langsung panas dan lemas,” ujarnya.
Baca juga: PKM UNP Dorong UMKM Maninjau Agam Naik Kelas Lewat Manajemen Usaha dan Inovasi Kemasan
Total hingga malam tadi anaknya sudah empat kali muntah-muntah, tapi ia tidak curiga kalau anaknya keracunan.
Malah ia berpikir anaknya sakit karena kondisi cuaca yang beberapa hari terkahir cukup berubah-ubah.
“Makanya sejak malam saya beri minyak kayu putih, bawang putih dan air panas saja,” ujarnya.
Bahkan sejak pagi ia memilih untuk meliburkan anaknya sekolah karena melihat kondisi tubuh anak laki-lakinya tersebut.
Namun, kondisi anaknya terus memburuk hingga pukul 08.00 WIB, anaknya kembali muntah hingga tiga kali.
“Makanya saya bawa akhirnya ke Puskesmas saya takut kenapa-kenapa. Ditambah adanya informasi keracunan,” ujarnya.
Ternyata dugaannya benar anaknya mengalami dugaan keracunan sesuai keterangan dari pihak puskesmas berdasarkan gejala yang dialami anaknya.
Orang tua siswa lainnya, Jonedi membenarkan hal serupa terjadi pada anaknya yang duduk di bangku SMPN 2 Manggopoh.
Bedanya anaknya baru mengalami gejala muntah, demam dan pusing sejak malam hari.
“Awalnya saya yakinkan saja kalau dia sakit demam biasa, lalu saya antar ke sekolah. Tapi ternyata tambah parah dan saya ditelepon pihak sekolah,” ujarnya sembari mendampingi anaknya yang sedang diperiksa.
Jumlah Tembus 108 Orang

Total korban keracunan yang diduga berasal dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, melonjak tajam hingga mencapai 108 orang pada Kamis (2/10/2025) siang.
Lonjakan kasus keracunan ini bertambah dibanding data Rabu malam (1/10/2025) yang hanya mencatat 86 korban, namun bertambah 22 orang baru pada hari Kamis.
Data terbaru ini mencakup pasien yang tersebar di wilayah Nagari Manggopoh dan Kampung Tangah, dengan perawatan dilakukan di RSUD Lubuk, RSIA Rizki Bunda, dan Puskesmas Manggopoh.
Para korban yang jatuh sakit sangat beragam, mulai dari pelajar (TK, SD, MTs, SMP), guru, hingga orang tua, dan lainnya.
Dari total 108 korban tersebut, tercatat, 41 orang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan puskesmas.
Baca juga: 28 Korban Keracunan Massal MBG di Agam Masih Menjalani Perawatan di Rumah Sakit dan Puskesmas
Serta 67 orang telah diizinkan pulang ke rumah setelah kondisi mereka membaik.
Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Agam, Roza Syafdefianti, semua korban telah menerima layanan kesehatan yang diperlukan di fasilitas-fasilitas tersebut.
"Pihak berwenang terus memantau situasi setelah lonjakan kasus keracunan ini," katanya. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)
Hari Kedua Keracunan MBG di Agam Korban Bertambah, Jumlah Tembus 108 Orang |
![]() |
---|
24 Korban Keracunan MBG Masih Dirawat di RSUD Lubuk Basung Agam, Kondisi Mulai Membaik |
![]() |
---|
Distribusi Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara Usai Kasus Keracunan Massal, Investigasi Dilakukan |
![]() |
---|
Keracunan Masal MBG di Agam Usai Santap Nasi Goreng, Siswa Muntah Pusing hingga Sesak Napas |
![]() |
---|
28 Korban Keracunan Massal MBG di Agam Masih Menjalani Perawatan di Rumah Sakit dan Puskesmas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.