Kasus Tanpa Kewarganegaraan di Sumbar
WNA Nur Amira yang Didetensi di Imigrasi Agam Tak Ingin Dideportasi ke Malaysia karena Sang Anak
Ia beralasan, ada tanggung jawab yang harus ia laksanakan di Indonesia, yaitu sang anak.
Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Nur Amira, Warga Negara Asing (WNA) yang didetensi di Imigrasi Agam hanya berharap tidak dideportasi ke Malaysia.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Nur Amira saat ditemui Tribunpadang.com di luar ruangan detensi Imigrasi Agam, Senin (29/9/2025).
Nur Amira mengatakan bahwa saat sekarang dirinya hanya berharap untuk tidak dideportasi.
"Saya hanya ingin untuk tidak dideportasi," kata Nur Amira saat memberikan keterangan.
Baca juga: Jadwal Kapal KM Sabuk Nusantara 37 Berangkat dari Sigologolo ke Pulau Tello 1 Oktober 2025
Ia beralasan, ada tanggung jawab yang harus ia laksanakan di Indonesia, yaitu sang anak.
"Saya mempunyai tanggung jawab seorang anak di sini," bebernya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Agam, Budiman Hadiwasito, mengungkap bahwa pihaknya tengah menunggu travel document dari perwakilan Malaysia di Medan.
Pernyataan tersebut disampaikan Budiman saat ditemui Tribunpadang.com di kantornya, Senin (29/9/2025) sore.
Baca juga: Pria Hanyut di Sungai Batang Ombilin Sawahlunto Ditemukan Meninggal, Berjarak 2 Kilometer dari LKP
Kata Budiman, Imigrasi Agam saat ini masih menunggu surat perjalanan atau travel document dari perwakilan Malaysia yang ada di Medan.
"Kita menunggu, kalau seumpama dokumen itu sudah terbit, langkah selanjutnya mempersiapkan tiket untuk kepulangan Nur Amira," kata Budiman.
Budiman melanjutkan, setelah mempersiapkan tiket nantinya, Imigrasi Agam langsung memulangkan Nur Amira ke Malaysia.
"Bisa lewat Bandara Internasional Minangkabau (BIM), pelabuhan Dumai, atau Bandara di Pekanbaru," terangnya.
Zahira Kunjungi Ibunya di Kantor Imigrasi Agam

Zahira, anak dari seorang Warga Negara Asing (WNA) yang tengah menjalani proses detensi, mendatangi sang ibu, Nur Amira, di Kantor Imigrasi Agam, Sumatera Barat, Senin (29/9/2025) siang.
Pantauan Tribunpadang.com di lapangan, terlihat kedatangan Zahira dengan didampingi oleh bos ibunya, Fadhilla Putri dan adiknya sekira pukul 13:45 WIB.
Zahira terlihat mengenakan baju berwarna merah dengan jilbab berwarna maroon. Selain itu, terlihat juga pendamping hukum dari LBH Padang datang bersama Zahira.
Baca juga: Polres Kepulauan Mentawai Gelar Panen Raya Jagung Kuartal III, Dukung Swasembada Pangan
Ia langsung menuju ke ruangan detensi untuk menemui ibunya. Sementara itu, dua petugas Imigrasi Agam juga datang untuk membuka kunci pintu pagar berwarna biru tersebut.
Ruangan detensi dengan pagar berwarna biru tersebut memiliki dua pintu. Setelah dibuka, Zahira terlihat memasuki ruangan dan langsung berbicara dengan ibunya.
Bos Nur Amira, Fadhila Putri mengatakan kedatangannya bersama Zahira ialah untuk bertemu Nur Amira.
Tidak hanya itu, Fadhilla juga menjelaskan sudah membawa pendamping hukum dari LBH Padang untuk menangani kasus Nur Amira.
"Kedatangan kami untuk membawa pendamping hukum bagi ibu Zahira," ucapnya.
"Saat ini masih menunggu surat kuasa dari pihak imigrasi," tambahnya.
Ombudsman Pastikan Tak Ada Maladministrasi
Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Barat memastikan bahwa proses penanganan kasus Nur Amira, warga asal Payakumbuh yang kini berada di ruang detensi Imigrasi Agam, telah sesuai prosedur.
Hal itu disampaikan Kepala Ombudsman Sumbar, Adel Wahidi, usai melakukan pertemuan dengan pihak Imigrasi dan Kanwil Imigrasi Sumbar menindaklanjuti laporan dari Zahira, anak Nur Amira.
“Sejauh ini dari hasil klarifikasi, kami melihat prosedur sudah sesuai ketentuan. Seluruh dokumen seperti paspor, berita acara, hingga bukti deportasi sebelumnya sudah ditunjukkan pihak imigrasi,” kata Adel kepada TribunPadang.com, Sabtu (27/9/2025).
Adel menjelaskan, laporan yang masuk ke Ombudsman terkait dugaan kesalahan prosedur dalam penetapan detensi Nur Amira. Namun setelah dipelajari, pihaknya menilai langkah imigrasi sudah berjalan sesuai aturan.
Baca juga: Petani Lengayang Pessel yang Hilang Ditemukan pada Pencarian Hari Kedua, Operasi SAR Ditutup
“Imigrasi menjelaskan bahwa penempatan di ruang detensi bukan penahanan, melainkan bagian dari prosedur sebelum deportasi. Semua proses administrasi juga sudah dilengkapi,” ujarnya.
Meski begitu, Ombudsman tetap akan memberikan ruang bagi pihak pelapor untuk menyampaikan tanggapan terkait penjelasan imigrasi tersebut.
“Kami akan menyampaikan hasil klarifikasi ini kepada pelapor. Jika ada dokumen baru atau informasi tambahan, tentu akan dipelajari lagi. Tapi sejauh ini, masalahnya sudah cukup terang,” tegasnya.
Adel menambahkan, Ombudsman berkomitmen memastikan hak-hak publik tetap dilindungi, terutama dalam kasus yang menyangkut kewarganegaraan dan hak hidup seseorang. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)
Kasus Kewarganegaraan Ganda
Kantor Imigrasi Agam
Nur Amira
Zahira
Malaysia
Sumatera Barat
Deportasi
Budiman Hadiwasito
Imigrasi Agam Tunggu Surat Perjalanan dari Perwakilan Malaysia di Medan untuk Pulangkan Nur Amira |
![]() |
---|
Momen Zahira Peluk Sang Ibu Seorang WNA Ditahan di Detensi Imigrasi Agam, Bahas Pendamping Hukum |
![]() |
---|
Detik-detik Zahira Bertemu Ibunya Nur Amira Seorang WNA yang Ditahan di Detensi Imigrasi Agam |
![]() |
---|
Ombudsman Sumbar Pastikan Tidak Ada Maladministrasi dalam Kasus Nur Amira |
![]() |
---|
Kasus Kewarganegaraan:Zahira Anak WNA di Payakumbuh Minta Presiden Prabowo Hentikan Deportasi Ibunya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.