Harga Cabai Meroket Tembus Rp110 Ribu di Pekanbaru Efek Longsor Kelok 9 Sumbar

Sementara itu, Arman, warga Jalan Delima, mengaku terpaksa mengurangi sayur kol untuk jualan bakwannya.

Baca juga: Terjebak 9 Jam di Kelok 9, Sopir Sayur Merugi Besar, Perjalanan ke Pekanbaru Gagal Total

"Bukan hanya cabai, kol juga mahal. Saya biasanya belanja untuk jualan sudah ditakar modalnya. Sekarang nggak bisa lagi dengan modal biasa, ngeri naiknya. Saya jualan gorengan, bakwan itu pakai kol, kini harganya ngeri, terpaksa tepungnya yang dibanyakin, kolnya dikurangin," ujarnya.

Lonjakan harga cabai dan sayuran ini memperlihatkan betapa rentannya distribusi pangan di Pekanbaru terhadap gangguan jalur transportasi.

Ketergantungan pasokan dari Sumatera Barat membuat setiap kendala di jalan lintas Sumbar-Riau langsung berdampak pada harga di pasar.

Sejumlah pedagang berharap kondisi ini segera normal kembali setelah akses Kelok 9 bisa dilalui.

Mereka juga mengimbau pemerintah daerah untuk mencari solusi alternatif distribusi agar pasokan ke Pekanbaru tidak terlalu tergantung pada satu jalur.

Baca juga: Line Up Semen Padang FC vs Persebaya Surabaya di BRI Super League Malam Ini

Sampai Jumat sore, harga cabai dan sayuran masih bertahan tinggi di beberapa pasar tradisional maupun kedai kelontong.

Jika distribusi tidak segera pulih, bukan tidak mungkin harga akan terus melonjak dalam beberapa hari ke depan.

Masyarakat pun berharap ada intervensi pemerintah untuk menstabilkan harga, baik dengan membuka jalur distribusi alternatif maupun dengan mendatangkan pasokan dari daerah lain agar kebutuhan sehari-hari tetap terjangkau.

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Pasca Longsor Jalan Lintas Sumbar-Riau, Harga Cabai Tembus Rp 110 Ribu per Kg di Pekanbaru,