Berita Populer Sumbar

3 BERITA POPULER SUMBAR: Rekonstruksi Pembunuh Berantai, Pemuda Gantung Diri dan Banjir Alahan Mati

banjir melanda daerah Nagari Alahan Mati Hilia, Kecamatan Simpati, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Rabu (3/9/2025) sore.

Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
REKONSTRUKSI PEMBUNUHAN BERANTAI: Rekonstruksi kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Satria Juwanda alias Wanda (25) terhadap tiga korban, termasuk Siska Oktavia Rusdi alias Cika (23), digelar pada Rabu (3/9/2025) di Padang Pariaman, Sumatera Barat. 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN -

Simak sejumlah informasi menarik seputar Sumatera Barat setelah tayang dalam 24 jam terakhir di TribunPadang.com.

Ada berita kasus pembunuhan berantai dengan tersangka Satria Jhuwanda Putra alias Wanda (25), kembali menguap saat Polres Padang Pariaman melakukan rekonstruksi.

Proses rekonstruksi ini berlangsung di tiga lokasi yang ada di kawasan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.

Selanjutnya, warga Jorong Tangah Padang, Nagari Jawi-jawi, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat digegerkan dengan penemuan pemuda gantung diri di dalam rumahnya.

Kapolsek Gunung Talang, AKP Edi Surya Darman membenarkan adanya peristiwa tersebut. Korban diketahui berinisial AT (22), seorang buruh tani yang merupakan warga Jorong Tangah Padang.

Terakhir, banjir melanda daerah Nagari Alahan Mati Hilia, Kecamatan Simpati, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Rabu (3/9/2025) sore.

Banjir ini terjadi akibat hujan yang turun dengan intensitas tinggi melanda wilayah tersebut.

Simak selengkapnya berikut ini:

1. Urutan Proses Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berantai yang Digelar 3 TKP di Padang Pariaman

Sempat tenggelam, kasus pembunuhan berantai dengan tersangka Satria Jhuwanda Putra alias Wanda (25), kembali menguap saat Polres Padang Pariaman melakukan rekonstruksi kasus tersebut, Rabu (3/9/2025).

Proses rekonstruksi ini menurut Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir akan berlangsung di tiga lokasi yang ada di kawasan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.

Ketiga lokasi tersebut merupakan rangkaian dari tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh Wanda.

Tempat kejadian perkara (TKP) pertama berlangsung di rumah tersangka, tempat ia menghabisi nyawa pacarnya bernama Siska Oktavia Rusdi dan sahabatnya Adek Gustina pada Januari 2024.

Baca juga: 10 Fakta Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berantai Wanda di Padang Pariaman, 155 Adegan Diperagakan

“Di TKP pertama, akan memperagakan proses keduanya bertemu dan bagaimana tersangka menghabisi nyawa keduanya dalam waktu berdekatan,” ujar AKBP Ahmad Faisol Amir.

Pada TKP pertama ini berlangsung sebanyak 42 adegan, dari proses pertemuan, pembunuhan hingga penguburan yang berlangsung di dalam sumur tua.

Proses rekonstruksi di TKP pertama berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB.

Setelah rekonstruksi di TKP pertama selesai, rekonstruksi berlanjut ke TKP kedua, yaitu di pabrik batako tempat tersangka Wanda bekerja.

Baca juga: Tuntut Hukuman Mati, Keluarga Korban Hadiri Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berantai di Batang Anai

“Di TKP kedua ini akan terlihat bagaimana tersangka bertemu dengan korban hingga menghabisi nyawa dan memutilasi korban,” ujar Kapolres.

Korban di TKP kedua merupakan Septia Adinda, korban merupakan sahabat dari Siska yang lebih dahulu dihabisi oleh Wanda.

Proses Rekonstruksi di TKP kedua ini hingga sore ini masih berlangsung, meski kondisi cuaca di lokasi turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

Pasca rekonstruksi di TKP kedua, rekonstruksi dilanjutkan di TKP ketiga, di Jembatan Kuliek.

Di TKP ketiga akan diperagakan bagaimana Wanda membawa potongan tubuh korban yang berjumlah 10 bagian dan membuangnya ke aliran sungai Batang Anai.

Terungkapnya Kasus Pembunuhan Berantai di Padang Pariaman

REKONSTRUKSI- Satria Juwanda alias Wanda saat rekonstruksi pembunuhan berantai yang dilakukan di rumahnya di Batang Anai, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (3/9/2025). Wanda langsung dihadirkan di lokasi tempat dirinya menghabisi korban dan memperagakan beberapa adegan.
REKONSTRUKSI- Satria Juwanda alias Wanda saat rekonstruksi pembunuhan berantai yang dilakukan di rumahnya di Batang Anai, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (3/9/2025). Wanda langsung dihadirkan di lokasi tempat dirinya menghabisi korban dan memperagakan beberapa adegan. (TribunPadang.com/RahmatPanji)

Terungkapnya kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wanda berawal dari penemuan potongan tubuh manusia di Kasang, Batang Anai, Padang Pariaman, Selasa (17/6/2025) silam. 

Mayat ditemukan oleh nelayan yang hendak pergi ke laut sekitar pukul 10.27 WIB.

Mayat dalam kondisi mengapung di dekat sejumlah kapal nelayan yang sedang bersandar.

Kali pertama melihatnya, nelayan melihat seperti boneka sedang mengapung.

Baca juga: Hujan Warnai Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berantai di Pabrik Batako Padang Pariaman

Namun saat didekati ternyata jenazah manusia.

Warga langsung melapor ke pihak kepolisian, untuk melakukan evakusasi dan identifikasi.

“Saat sampai di lokasi, kondisi mayat itu mengapung. Kondisinya tanpa tangan, kaki, kepala dan kelamin,” ujar Kapolsek Batang Anai, Iptu Wadriadi, kala itu. 

Sehari kemudian, Rabu (18/6/2025) masyarakat di aliran sungai Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat kembali dihebohkan dengan penemuan kaki manusia tanpa badan.

Kapolsek Batang Anai, Iptu Wadriadi, mengatakan, potongan kaki ini ditemukan di aliran sungai yang sama dengan penemuan badan tak berkepala, kaki dan tangan kemarin.

Lokasi penemuannya berada di korong Talao Mundam, Nagari Ketaping, Batang Anai, Padang Pariaman, Sumbar, pada pagi hari.

Baca juga: Rekonstruksi Wanda di Pabrik Batako Batang Anai Dipadati Warga, Serukan Hukuman Seberat-beratnya

Jarak lokasi penemuan kaki dengan badan kemarin kurang lebih 3 kilometer.

Kapolsek melihat potongan kaki yang ditemukan pagi ini, masih ada hubungan dengan penemuan badan kemarin.

“Kalau mengacu penemuan badan kemarin, ada indikasi ini bagian organ yang hilang dari penemuan kemarin,” ujarnya.

Masih di hari yang sama, giliran warga yang sedang menambang pasir di TPI Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat yang dibuat kaget. 

Mereka menemukan kepala dan tangan manusia, tanpa badan. 

Penambang pasir menemukan kepala manusia tersapu ombak di dekat kawasan bibir pantai.

Pantauan TribunPadang.com terlihat bagian kepala ini sudah dievakuasi oleh masyarakat.

Baca juga: Warga Padati Rekonstruksi Pembunuhan Berantai di Pabrik Batako Batang Anai, Polisi Larang Mendekat

Kepala dievakuasi dan dibawa ke lapak tempat penjualan ikan milik masyarakat.

Potongan kepala manusia ini terbungkus kain sarung kotak-kotak berwarna coklat.

Salah satu warga, Leni, mengatakan bahwa potongan tubuh manusia berupa kepala ditemukan sekitar pukul 07.00 WIB.

"Ditemukan sekitar pukul 07.00 WIB di dekat kawasan bibir pantai. Tersapu ombak," kata Leni.

Tersangka Disangkakan Pasal Pembunuhan Berencana

TERSANGKA KASUS PEMBUNUHAN- Satria Juanda alias Wanda (25) pada saat hadir dalam kegiatan konferensi pers pengungkapan kasus pembunuhan dan mutilasi di wilayah hukum Polresta Padang, Padang Pariaman, dan Solok Selatan di Halaman Mako Polda Sumbar, Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (26/8/2025).
TERSANGKA KASUS PEMBUNUHAN- Satria Juanda alias Wanda (25) pada saat hadir dalam kegiatan konferensi pers pengungkapan kasus pembunuhan dan mutilasi di wilayah hukum Polresta Padang, Padang Pariaman, dan Solok Selatan di Halaman Mako Polda Sumbar, Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (26/8/2025). (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Pihak kepolisian Polda Sumbar melalui penyidik Polres Padang Pariaman sangkakan pasal pembunuhan berencana pada pelaku pembunuhan berantai Satria Juanda, Selasa (26/8/2025).

Kapolda Sumbar Irjen Pol Gatot Suryanta, mengatakan, pasal pembunuhan berencana ini disematkan sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh pelaku pada tiga korban perempuan dalam kurun waktu 1,5 tahun.

“Kasus ini terungkap dari temuan tubuh korban terakhir berinisial SA di aliran sungai Batang Anai,” ujarnya.

Berdasarkan hasil penyidikan, terungkap bahwa satria Juawanda alias Wanda telah melakukan pembunuhan terlebih dahulu pada dua korban inisial SOR dan AG.

Baca juga: Tuntut Hukuman Mati, Keluarga Korban Hadiri Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berantai di Batang Anai

Kedua korban dibunuh 1,5 tahun silam, dengan motif cemburu antara Wanda dengan SOR yang saat kejadian sedang menjalani hubungan pacaran.

“Sedangkan AG dihabisi oleh pelaku guna menghilangkan jejak perbuatannya pada SOR,” ujar Kapolda.

Jasad keduanya dikubur Wanda dalam sumur tua di rumahnya dengan menimpali sumur tersebut bersama sejumlah material pasir.

Akibat perbuatan tersebut, Wanda terancam hukuman pembunuhan berencana dan Pasal 338 KUHP menghilangkan nyawa seseorang dengan sengaja.

 

2. Misteri Pemuda Tewas Gantung Diri di Solok, Keluarga Sebut Tak Ada Permasalahan

Warga Jorong Tangah Padang, Nagari Jawi-jawi, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat digegerkan dengan penemuan seorang pemuda yang meninggal dunia dengan cara gantung diri di dalam rumahnya, Selasa (2/9/2025).

Kapolsek Gunung Talang, AKP Edi Surya Darman membenarkan adanya peristiwa tersebut. Korban diketahui berinisial AT (22), seorang buruh tani yang merupakan warga Jorong Tangah Padang.

“Benar, korban ditemukan meninggal dunia dengan kondisi tergantung menggunakan tali berwarna hitam yang diikatkan pada kuda-kuda rumah,” kata Edi kepada TribunPadang.com, Rabu (3/9/2025).

Dari keterangan keluarga, kata Edi korban sebelumnya tinggal di Jakarta dan baru kembali ke kampung halamannya sekitar satu bulan terakhir.

Baca juga: Hindari Jalan Lintas Batang Anai Padang Pariaman, Ada Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berantai

"Pihak keluarga menyebut korban tidak memiliki permasalahan selama ini," ujarnya.

Mendapati informasi ini, Edi bersama jajarannya mendatangi rumah tempat bunuh diri itu dan langsung menelepon Unit Indentifikasi Satuan Reskrim Polres Solok.

Setelah polisi melakukan identifikasi, kata Edi, keluarga membawa jenazah AT untuk dimakamkan.

"Keluarga korban tidak mau jenazah korban diotopsi. Keluarga korban juga membuat surat pernyataan untuk tidak akan menuntut siapaun secara hukum atas kejadian itu," pungkas Edi.

Gegerkan Warga

Warga Jorong Tangah Padang, Nagari Jawi-jawi, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat digegerkan dengan penemuan jenazah seorang pemuda yang diduga meninggal dunia dengan cara gantung diri di dalam rumahnya, Selasa (2/9/2025).

Kapolsek Gunung Talang, AKP Edi Surya Darman membenarkan adanya peristiwa tersebut. Korban diketahui berinisial AT (22), seorang buruh tani yang merupakan warga Jorong Tangah Padang.

“Benar, korban ditemukan meninggal dunia dengan kondisi tergantung menggunakan tali berwarna hitam yang diikatkan pada kuda-kuda rumah,” kata Kapolsek kepada TribunPadang.com, Rabu (3/9/2025).

Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh kakak korban berinisial SW (25). Saat itu, ia datang ke rumah korban untuk membangunkan adiknya agar berangkat bekerja. Namun, setelah dipanggil berulang kali, tidak ada jawaban dari dalam rumah.

“Karena pintu rumah terkunci, saksi kemudian memanggil kakaknya yang lain, MS (29). Setelah pintu berhasil dibuka, korban ditemukan sudah dalam keadaan tergantung. Di samping korban juga ada kursi kayu berwarna kuning dengan tinggi sekitar 40 cm,” jelas Edi.

Baca juga: Turun dari Rantis Brimob Wanda Pembunuh Berantai Langsung Masuk Dalam Rumahnya di Padangpariaman

Selain itu, Kepala Jorong setempat, A (54), juga datang ke lokasi setelah mendapat kabar kejadian tersebut.

Mendapat laporan warga, personel Polsek Gunung Talang bersama Bhabinkamtibmas, Kanit Reskrim, Ps Kanit Intelkam, serta piket SPK langsung menuju lokasi kejadian. Tim Identifikasi Satreskrim Polres Solok juga melakukan pemeriksaan di TKP.

“Setelah dilakukan identifikasi oleh tim Inafis, jenazah korban diserahkan kepada pihak keluarga untuk proses pemakaman,” pungkas Edi.

 

3. Akibat Curah Hujan Tinggi, Banjir Merendam Wilayah Alahan Mati Hilia Pasaman

Banjir melanda daerah Nagari Alahan Mati Hilia, Kecamatan Simpati, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Rabu (3/9/2025) sore.

Banjir ini terjadi akibat hujan yang turun dengan intensitas tinggi melanda wilayah tersebut.

Akibatnya, areal sawah dan pemukiman warga di daerah itu terendam banjir yang berasal dari luapan sungai Batang pulan.

Wali Nagari Alahan Mati Hilia Sepri Imarial mengatakan untuk ketinggian air mencapai 1,5 meter. 

Baca juga: Pantau Sekolah Rakyat di Padang, Kakanwil KemenHAM Sumbar: Pengajar dan Bahan Ajar Masih Kurang

"Banjir juga membuat jembatan darurat hanyut terbawa arus," katanya.

Sehingga akses penghubung Kampung Marapak Kejorongan Guguak Salareh Aia, Nagari Alahan Mati Hilia, Simpati lumpuh.

Sedangkan sejumlah hektare sawah  masyarakat yang baru siap tanam juga terendam.

"Alhamdulillah, dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa. Namun kerugian materil mencapai ratusan juta rupiah," ungkapnya.

Baca juga: Wawako Padang Serahkan Hasil Sumbangan Rp182 Juta Bantu Korban Kebakaran Pasar di Payakumbuh

Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pasaman Desrianti mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan personil menuju lokasi kejadian untuk meninjau kondisi di lapangan.

"Kami imbau kepada masyarakat yang bermukim dibantaran sungai untuk tetap waspada dan jika ketinggian air terus bertambah agar segera mengungsi, supaya tidak ada korban akibat banjir tersebut," pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved