Citizen Journalism

MAN IC Padang Pariaman Menebar Harapan Jemput Masa Depan: Berakit-rakit ke Hulu, Berenang ke Tepian

Dinamika kehidupan di salah satu sudut Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat

Editor: Emil Mahmud
FOTO: ISTIMEWA/AGIF
UPAYA PEMBINAAN SPIRITUAL - Suasana aktivitas para pelajar MAN IC Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat yang terekam kamera. Mereka diproyeksikan guna menjadi generasi beriman, cerdas, dan berkarakter pemimpin masa depan. Fokus pada penguatan akademik, kreativitas, sekaligus pembinaan spiritual. Sekolah ini didirikan sebagai bagian dari pengembangan sekolah unggulan Insan Cendekia di seluruh Indonesia. 

Mereka diperkenalkan pada budaya madrasah yang tertuang dalam visi madrasah beriman, bertakwa, berakhlak mulia, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu bersaing secara global.

Dari visi ini kemudian diturunkan nilai-nilai seperti religiusitas, integritas, disiplin, kemandirian, prestasi, dan kepemimpinan.

Setiap hari mereka diberi waktu untuk menyelami lingkungan, berinteraksi dengan kakak kelas, dan mengenal guru bukan hanya sebagai pengajar, tapi juga pembimbing kehidupan.

Selama Uslah, siswa baru tidak hanya mendengar tentang OSIM–MPK atau organisasi asrama IKAS–MA tetapi juga menyaksikan langsung bagaimana roda organisasi itu berputar.

Para pengurus memperkenalkan program, kegiatan, dan semangat kepemimpinan yang dihidupi sehari-hari. Dari sinilah benih minat mulai tumbuh: ada yang tertarik pada robotik, jurnalistik, atau seni.

Ada pula yang menemukan panggilan jiwa di pramuka atau tahfiz. Uslah menjadi jendela pertama untuk melihat luasnya ruang pengembangan diri di MAN IC.

Dalam 40 hari ini, siswa baru ditempa untuk hidup dalam komunitas: berbagi kamar, menjaga kebersihan, menyesuaikan diri dengan aturan, dan menghargai privasi orang lain.

Tentu ada kejadian unik seperti berebutan masuk ke kamar mandi, perbedaan kebiasaan, atau masalah sepele lainnya. Namun di situlah pelajaran sejati berlangsung. Siswa belajar mengelola emosi, bernegosiasi, dan membangun solidaritas.

Uslah bukan sekadar orientasi masuk sekolah. Ia adalah transformasi: dari remaja lulusan SMP menjadi pelajar madrasah unggulan.

Yakni dari anak yang terbiasa hidup bebas di rumah menjadi pribadi mandiri yang tahu arti disiplin. 40 hari karantina ini mungkin terdengar panjang, tetapi justru di sinilah siswa merasakan “percepatan kedewasaan”. 

Saat keluar dari masa Uslah, mereka bukan lagi tamu di MAN IC, melainkan bagian dari keluarga besar yang siap berjuang bersama.

Ibarat perahu yang terus mendayung melawan arus, siswa-siswa MAN IC Padang Pariaman terus menapaki jalannya dengan tekad. Ia adalah tempat di mana harapan-harapan muda disemai, di mana masa depan mulai dijemput.

Dari sini, generasi yang lahir bukan hanya pintar, tapi juga bijak, siap mengarungi kehidupan dengan kompas iman dan ilmu.

Di tepian kelak, hasil perjuangan itu akan terlihat. Tapi hari ini, di ruang kelas, di Masjid, di lapangan olahraga, bibit-bibit masa depan itu sedang disiram, dipupuk, dan dijaga.

Terakhir, dari Padang Pariaman memasang harapan lalu menebar, hingga jauh melampaui batas kabupaten, provinsi, bahkan negeri di tanah air ini.(*)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved