Keracunan MBG di Agam

Cegah Kasus Keracunan Seperti di Agam, DPRD Padang Minta Dinkes Rutin Turun Awasi Dapur MBG

Ketua DPRD Padang Muharlion meminta Dinas Kesehatan Padang aktif turun ke lapangan untuk mengawasi pelaksanaan program Makan B

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto
MAKAN BERGIZI GRATIS- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Padang, Sumatera Barat. Ketua DPRD Padang Muharlion meminta Dinas Kesehatan Padang aktif turun ke lapangan untuk mengawasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah-sekolah. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Ketua DPRD Padang Muharlion meminta Dinas Kesehatan Padang aktif turun ke lapangan untuk mengawasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah-sekolah.

Muharlion, mendesak agar Dinkes tidak menunggu masalah muncul, melainkan segera memperketat pemantauan di lapangan

Ia menekankan, pengawasan harus dilakukan rutin bersama puskesmas dan ahli gizi agar dapur penyedia MBG tetap memenuhi standar kebersihan dan keamanan makanan.

Peringatan itu disampaikannya usai kasus keracunan makanan MBG di Kabupaten Agam, yang menjadi peringatan serius bagi seluruh pelaksana program serupa di Sumatera Barat.

Ia meminta seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga pelaksana lapangan, untuk memperhatikan setiap tahapan penyediaan makanan.

Baca juga: Angin Kencang Seperti di Solok Berpotensi Terjadi di Seluruh Wilayah Sumbar, BMKG Ingatkan Waspada

“Pelaksanaan MBG di Padang memang berjalan baik sejauh ini, tapi kewaspadaan jangan kendor. Kita tidak ingin kejadian seperti di Agam terulang di Padang. Karena itu, semua pihak harus memperketat pengawasan,” ujar Muharlion, Senin (6/10/2025).

Salah satu hal yang disorotnya adalah jumlah porsi masakan yang disiapkan oleh Satuan Pelaksana Pemberi Gizi (SPPG). Menurutnya, kapasitas yang terlalu besar berisiko menurunkan kualitas makanan.

“Sebenarnya jumlah porsi yang dimasak tiap SPPG perlu dikaji ulang. Saat ini bisa mencapai 3.000 porsi, sebaiknya cukup 2.000 saja. Kalau terlalu banyak, proses memasaknya terburu-buru dan berisiko cepat basi,” tegasnya.

Muharlion juga mengingatkan agar setiap dapur SPPG menjamin makanan tetap segar dan layak konsumsi hingga diterima siswa.

Ia meminta para ahli gizi untuk memperketat pengawasan dan memastikan waktu antara memasak dan menyajikan tidak terlalu lama.

Baca juga: Pemuda Lumajang olah Limbah MBG Jadi Produk Ramah Lingkungan

“Makanan yang diberikan harus benar-benar fresh. Jangan sampai hanya karena mengejar target, kualitasnya menurun. Ini menyangkut keselamatan anak-anak kita,” katanya.

Selain kepada pelaksana di lapangan, Muharlion juga mendorong Pemerintah Kota Padang, khususnya Dinas Kesehatan, agar memperkuat sistem pengawasan.

“Dinkes harus rutin turun bersama puskesmas dan ahli gizi memantau dapur-dapur penyedia MBG. Kita tidak ingin kasus keracunan seperti di daerah lain sampai ke Padang,” ujarnya.

Lebih lanjut, Muharlion menyebut DPRD Kota Padang juga akan ikut aktif dalam pengawasan langsung di lapangan.

“Komisi IV dan beberapa komisi lain akan meninjau SPPG. Ini bentuk tanggung jawab kami dalam memastikan program MBG aman dan berjalan sesuai tujuan,” jelasnya.

Baca juga: Bukan karena Korsleting Listrik, Polisi Akhirnya Ungkap Penyebab Kebakaran Pasar Payakumbuh

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved