Berita Populer Padang
3 BERITA POPULER PADANG: Sekolah Diliburkan, Anyaman Rotan Pitameh dan Harga Tiket Kabau Sirah
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang menghimbau agar para orang tua mengawasi anaknya saat pelaksanaan belajar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Simak sejumlah informasi menarik seputar Kota Padang yang telah tayang di laman TribunPadang.com dalam 24 jam terakhir dirangkum dalam populer Padang.
Pertama, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang menghimbau agar para orang tua mengawasi anaknya saat pelaksanaan belajar secara Daring pada hari Senin (1/9/2025).
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Yopi Krislova mengingat akan adanya aksi demonstrasi.
Selanjutnya, Yuni Hendrita (55), pengusaha kerajinan anyaman rotan di kawasan Pitameh, Kelurahan Tanah Sirah Piai Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang Sumatera Barat (Sumbar).
Selama lebih dari sepuluh tahun, ia menekuni usaha ini dengan keyakinan kuat bahwa rotan masih memiliki tempat di hati masyarakat.
Selanjutnya, suporter Semen Padang FC berharap manajemen klub memberikan kebijakan khusus terkait harga tiket untuk pelajar.
Hal ini menyusul sepinya dua laga kandang awal Kabau Sirah di Stadion Haji Agus Salim, Padang, saat menjamu Dewa United dan PSM Makassar.
Simak informasi lengkap berikut ini:
1. PAUD hingga SMP Diliburkan Besok Gegara Demo Besar, Orang Tua Diminta Awasi Anak hingga Malam Hari
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang menghimbau agar para orang tua mengawasi anaknya masing-masing saat pelaksanaan belajar secara Daring (Dalam Jaringan) pada hari Senin (1/9/2025) besok.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Yopi Krislova setelah keluarnya surat edaran yang memutuskan meliburkan siswa PAUD hingga SMP pada 1 September 2025.
"Himbauan terkait libur sekolah ini sudah kita sampaikan kepada para Kepala Sekolah dan Komite ya bahwa satu hari besok diliburkan," katanya, Minggu (31/8/2025).
"Kemudian, terutama bagi orang tua siswa di jenjang SMP, Tsanawiyah sederajat di negeri maupun swasta agar memperhatikan anak-anak kita hingga malam hari. Takutnya nanti ada pergerakan juga hingga malam, jangan sampai mereka terlibat dan hal yang tidak kita inginkan terjadi," sambungnya.
Kebijakan belajar dari rumah ini diambil menyusul rencana demonstrasi besar-besaran yang akan berlangsung di Kota Padang.
Baca juga: Gunung Marapi Sumbar Erupsi Lagi Malam Ini, Abu Vulkanik Capai 800 Meter
Keputusan ini untuk memastikan kenyamanan dan keamanan siswa.
Aksi demonstrasi diperkirakan menimbulkan kepadatan lalu lintas dan berpotensi mengganggu kegiatan belajar mengajar.
"Iya benar, besok kegiatan belajar di sekolah akan diliburkan dan diganti secara Daring selama satu hari besok," kata Yopi.
Keputusan tersebut diambil oleh Disdikbud karena mengingat kemungkinan aksi yang akan dilakukan terjadi di jam-jam pulang sekolah yang bisa saja membuat mobilitas terganggu.
"Biasanya kan pergerakan dari massa ini kan dimulai jam 10, kemudian jam 2 sampai jam 4 banyak orang tua yang pulang sekolah, atau anak SMP yang pulang sekolah," katanya.
Baca juga: Pakar Unand Soroti Istilah Nonaktif Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Keduanya Bisa Menjabat Lagi
"Jangan sampai nanti setelah pulang sekolah anak-anak kita ikut-ikutan demo. Apalagi SMP ya, kalau TK atau SD pasti dijemput orang tuanya, jadi agar siswa kita aman," sambungnya.
Belajar dari rumah dilaksanakan secara dalam jaringan (daring). Seluruh guru diharapkan memastikan kegiatan pembelajaran daring tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
"Khusus bagi siswa SMP, meskipun pembelajaran dilakukan secara daring, tetap berada dalam pengawasan pihak sekolah dan orang tua untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," sebut Yopi.
2. Anyaman Rotan Pitameh Padang, Bertahan dengan Keyakinan Masih Ada Tempat di Hati Masyarakat
Rotan, tumbuhan palem berduri yang tumbuh berumpun maupun tunggal dari famili Arecaceae, sejak dahulu sudah akrab dengan kehidupan masyarakat.
Tanaman yang bisa ditemukan di dataran rendah hingga dataran tinggi, terutama di bantaran sungai ini, hampir seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan.
Mulai dari bahan kursi, pengikat, hingga komponen desain.
Baca juga: Tenun Unggan Khas Sijunjung, Kain Istimewa Miliki Beragam Motif Mengandung Nilai Filosofi
Tak heran, rotan sejak lama menjadi andalan pengerajin dan pengusaha untuk diolah menjadi furnitur serta perlengkapan rumah tangga, seperti kursi, meja, hingga pintu.
Meski kini hadir berbagai produk furnitur dengan bahan baku lebih murah, sejumlah pengusaha anyaman rotan tetap bertahan dengan keyakinan bahwa kerajinan ini punya nilai seni yang tak lekang oleh waktu.
Salah satunya adalah Yuni Hendrita (55), pengusaha kerajinan anyaman rotan di kawasan Pitameh, Kelurahan Tanah Sirah Piai Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang Sumatera Barat (Sumbar).
Selama lebih dari sepuluh tahun, ia menekuni usaha ini dengan keyakinan kuat bahwa rotan masih memiliki tempat di hati masyarakat.
Baca juga: Indra Yeni, Merdekakan Kaum Perempuan, Lewat Tenun Unggan Lansek Manih Sijunjung
“Kalau untuk bersaing dengan bahan lain, saya tidak ragu. Anyaman rotan punya nilai seni yang tinggi, tidak termakan zaman. Semua kalangan menyukai, bahkan anak muda pun banyak yang tertarik karena estetik,” ujarnya, Kamis (28/8/2025) lalu.
Kecintaan Hendrita pada anyaman rotan berawal dari hobi.
Meski tak terlalu mahir membuat kerajinan, ia memutuskan membuka usaha, apalagi Pitameh memang dikenal sebagai pusat kerajinan rotan.
Tujuannya bukan sekadar bisnis, melainkan juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar yang memiliki keterampilan menganyam.
Kini, Hendrita mengelola dua toko kerajinan rotan dengan sejumlah karyawan.
Di tokonya, tampak beragam produk tertata rapi, mulai dari kursi, meja, pembatas pintu, ayunan, hingga keranjang buah. Dari sekian banyak, produk yang paling sering dibeli adalah ayunan, keranjang buah, serta pintu pembatas.
“Kita tidak punya motif khusus, biasanya hanya bermain di warna. Ada rotan yang dianyam lalu diberi warna agar lebih menarik,” jelasnya.
Harga kerajinan yang dijual Hendrita pun bervariasi, yaitu dari harga Rp15 ribu hingga harga Rp5 juta, tergantung bentuk dan ukurannya.
Dari sisi penjualan, usaha Hendrita masih tergolong stabil.
Setiap hari, selalu ada pembeli yang datang, meski jumlahnya tidak menentu.
Selain toko, ia juga memasarkan produk secara online. Produknya bahkan sudah merambah luar provinsi, ke Jawa hingga Bali.
“Paling jauh pernah kirim ke Jawa dan Bali. Bahkan beberapa orang terkenal juga pernah belanja di sini, termasuk istri Gubernur Sumbar, Mahyeldi,” kenangnya.
Berkat usaha ini, Hendrita bisa meraih omzet sekitar Rp35 juta hingga Rp40 juta per bulan.
Baginya, angka tersebut cukup untuk menghidupi keluarga sekaligus membayar gaji pengerajin.
Namun, tantangan tetap ada. Bahan baku rotan yang berkualitas kini semakin sulit didapat.
Harganya pun bervariasi, dari Rp3.500 hingga Rp15 ribu per batang dengan panjang sekitar satu meter, tergantung jenis dan kualitas.
“Kalau beli bahan rotan biasanya secukupnya saja, tidak bisa disimpan terlalu lama karena bisa lapuk,” katanya.
Meski begitu, Hendrita mengaku terkadang mendapat bantuan dari pemerintah.
Misalnya, pada masa pandemi Covid-19, ia sempat menerima bantuan bahan baku rotan.
Namun, ia berharap dukungan pemerintah bisa lebih maksimal agar usaha kerajinan rotan terus berkembang.
“Kalau ada perhatian lebih, tentu usaha ini bisa lebih maju dan bisa terus melibatkan banyak pengerajin,” tutupnya.
3. Suporter Minta Manajemen Semen Padang FC Turunkan Harga Tiket untuk Pelajar
Suporter Semen Padang FC berharap manajemen klub memberikan kebijakan khusus terkait harga tiket untuk pelajar.
Hal ini menyusul sepinya dua laga kandang awal Kabau Sirah di Stadion Haji Agus Salim, Padang, saat menjamu Dewa United dan PSM Makassar.
Ketua Umum Anak Rantau Cinta Kabau Sirah (Spartacks), Bonario, mengatakan harga tiket saat ini dipatok Rp50 ribu, naik 100 persen dari musim lalu yang hanya Rp25 ribu.
Menurutnya, meski harga tersebut masih tergolong paling murah di antara klub peserta BRI Super League, pelajar cukup terbebani.
“Kalau Rp50 ribu sebenarnya masih pas untuk umum, tapi kita berharap ada kebijakan khusus untuk pelajar. Mayoritas suporter kita ini pelajar, jadi kalau bisa mereka dapat harga khusus dengan menunjukkan kartu pelajar atau KTA,” ujar Bonario kepada TribunPadang.com, Minggu (31/8/2025).
Baca juga: Awal Kecintaan Yuni Hendrita pada Anyaman Rotan dan Tetap Bertahan di Tengah Gempuran Furnitur Murah
Ia menilai, kebijakan itu penting agar tribun Stadion Haji Agus Salim kembali penuh.
Selain itu, langkah tersebut bisa meningkatkan semangat generasi muda dalam mendukung tim kebanggaan Ranah Minang.
“Kita tidak mempersalahkan harga Rp50 ribu ini. Hanya saja, untuk pelajar sebaiknya ada potongan khusus. Dengan begitu, stadion akan lebih ramai dan dukungan buat tim juga lebih maksimal,” tambahnya.
Menatap laga pekan kelima melawan PSBS Biak, Bonario berharap manajemen segera menimbang opsi penyesuaian harga tiket pelajar, selain juga memperjuangkan jadwal pertandingan agar tidak dimainkan sore hari.
“Kalau bisa, jadwal melawan Biak digelar malam. Jadi selain harga tiket yang ramah pelajar, waktu bertanding juga tidak berbenturan dengan sekolah maupun jam kerja,” tutupnya.(*)
Berita populer
Padang
libur sekolah
Aksi Demo
anyaman rotan
Tanjung Saba Pitameh
Harga Tiket
Semen Padang FC
3 BERITA POPULER PADANG: Aksi Demo di Mapolda Sumbar Memanas dan Pencurian Uang di Ruang Guru |
![]() |
---|
3 Berita Populer Padang: Hujan Disertai Angin Kencang, Pohon Tumbang Tutup Jalan, Info Cuaca |
![]() |
---|
3 Berita Populer Padang: Pencuri Beraksi, 8 Anggota Polda Sumbar Terima Umrah Gratis, Info Cuaca |
![]() |
---|
3 Berita Populer Padang: Update Kondisi Robohnya Gapura, Tuntutan Hukuman Mati Dadang Iskandar |
![]() |
---|
3 Berita Populer Padang: Damkar Tegaskan Layanan Gratis dan Harga Emas Stabil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.