Anyaman Rotan

Awal Kecintaan Yuni Hendrita pada Anyaman Rotan dan Tetap Bertahan di Tengah Gempuran Furnitur Murah

rotan sejak lama menjadi andalan perajin diolah menjadi furnitur serta perlengkapan rumah tangga, seperti kursi, meja, hingga pintu

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: afrizal
TribunPadang.com/FajarAlfaridho
ANYAMAN ROTAN: Seorang perajin membuat anyaman rotan berupa pembatas ruangan di salah toko di kawasan Pitameh, Kota Padang, Kamis (28/8/2025). Para pengusaha dan pengrajin rotan tetap bisa bertahan di tengah gempuran furnitur dengan bahan baku lebih murah. 

“Kalau ada perhatian lebih, tentu usaha ini bisa lebih maju dan bisa terus melibatkan banyak pengerajin,” tutupnya.

Jumlah Perajin Terbatas

 Jumlah perajin rotan di Kota Padang saat ini tercatat masih terbatas. 

Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang, terdapat sekitar tiga kelompok usaha dengan total kurang lebih 15 orang perajin aktif.

Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang, Nasdwi Yelly, mengatakan bahwa pusat kegiatan perajin rotan berada di kawasan Pitameh, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barar (Sumbar).

“Untuk perajin rotan di Padang memang terpusat di Pitameh. Mereka berkelompok, dan tiap kelompok terdiri dari sekitar lima orang,” jelasnya, Jumat (29/8/2025).

Sebagai bentuk dukungan, Pemko Padang melalui Dinas Koperasi dan UMKM memberikan pembinaan sejak tahap awal.

Mulai dari legalitas usaha, pelatihan dasar pengelolaan bisnis, hingga perhitungan harga pokok produksi.

Para perajin juga diikutkan dalam program rumah inkubasi yang rutin dilaksanakan dinas.

“Program inkubasi ini mencakup banyak hal, mulai dari pelatihan, pendampingan manajemen usaha, hingga pembuatan konten promosi. Beberapa perajin rotan di Pitameh sudah menjadi peserta aktif,” katanya.

Selain pembinaan, dinas juga membantu dalam aspek pemasaran. 

Salah satunya melalui promosi produk dan pembuatan video yang dapat dipublikasikan di media sosial.

Meski begitu, produk rotan Padang saat ini baru dipasarkan secara nasional dan belum menembus pasar ekspor. 

Menurut Nasdwi, hal itu karena sebagian besar perajin belum memenuhi persyaratan ekspor.

“Terkait ekspor, memang ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Kami sedang berupaya membina perajin agar bisa menyesuaikan dengan ketentuan tersebut. Jika nanti lolos kurasi di provinsi, mereka bisa masuk ke tahap ekspor,” terangnya.

Ia menambahkan, proses pelatihan melalui program inkubasi masih terus berjalan di masing-masing kecamatan.

Harapannya, semakin banyak perajin yang ikut serta agar bisa meningkatkan keterampilan sekaligus memperluas pasar.

“Kami berharap perajin rotan tetap semangat mengikuti pelatihan. Dengan begitu, mereka mendapat ilmu baru yang menjadi energi untuk mengembangkan usaha,” tutupnya.

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved