Kata Ibnu Asis, saat sekarang di kota Bukittinggi terdapat 153 hektar lahan pertanian basah yang tersebar di tiga kecamatan.
Baca juga: UNP Serahkan Sensor IoT untuk Dukung Optimalisasi Budidaya Hidroponik di Padang
"Saat ini indeks pertanian di Kota Bukittinggi baru berada di angka 2,2 atau dalam setahun petani dapat melakukan panen dua kali," ungkapnya.
Ibnu Asis menjelaskan, pemerintah membagikan beras kepada 4.937 kk pada periode Juni-Juli 2025.
"Untuk kali ini, bantuan beras diserahkan khusus kepada 102 orang warga di Kelurahan Koto Selayan, karena daerah lainnya telah diserahkan," sebutnya.
Anggota komisi IV DPR RI, Cindy Monica, mengatakan bahwa dirinya mendapati di lapangan jika eras yang melimpah di gudang tidak cepat sampai ke rakyat.
Harga beras di pasar sempat melonjak di atas HET (Harga Eceran Tertinggi), sehingga mencekik kantong masyarakat, terutama keluarga dengan banyak tanggungan.
"Beras yang tersimpan lama dikhawatirkan menurun kualitasnya, sempat pula kita dihebohkan dengan adanya beras oplosan," terangnya.
Baca juga: Lokasi Pencarian Korban Hanyut di Sungai Batang Pasaman Sumbar Diperluas, Tim Dibagi Tiga Kelompok
Kata Cindy, situasi seperti itu menandakan produksi melimpah saja tidak cukup.
Cindy menyebut, pangan harus dihadirkan di meja makan rakyat dengan harga terjangkau dan kualitas terjaga.
"Kami di Komisi IV mengawal ketat mitra kami, seperti Kementerian Pertanian, Bapanas, dan Bulog. Kami juga memastikan beras yang diproduksi melimpah harus didistribusikan melimpah pula," bebernya.
"Kami juga telah memanggil Menteri Pertanian, Kepala Bapanas dan Kepala Bulog untuk memastikan masalah ini tidak dibiarkan," sambungnya. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)