TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Simak sejumlah berita menarik yang disajikan TribunPadang.com setelah tayang dalam 24 jam terakhir di TribunPadang.com.
Pertama, Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi mencatat penambahan erupsi Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Juli 2025.
Sebelumnya rentang 1 hingga 30 Juli 2025, Pos PGA Bukittinggi mencatat 11 erupsi Gunung Marapi.
Kedua, Satreskrim Polresta Bukittinggi mengamankan seorang satpam SMK lantaran melakukan persetubuhan dan cabul terhadap anak di bawah umur, pada Kamis (24/7/2025) lalu.
Perbuatan tersebut dilakukan seorang satpam inisial RC (41) terhadap anak berinisial B yang masih berusia 11 tahun.
Selanjutnya, seorang remaja laki-laki berusia 18 tahun ditemukan tidak bernyawa dengan jarak sekitar 300 meter dari rumahnya di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Korban diketahui bernama Berri Lian Saputra (18) yang ditemukan tewas di dalam aliran irigasi yang alirannya airnya dangkal.
Simak informasi lebih lengkap dengan membaca artikel di bawah:
1. Update Erupsi Gunung Marapi Sumbar Juli 2025, Pos PGA Bukittinggi Catat Sebanyak 13 Kali
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi mencatat penambahan erupsi Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Juli 2025.
Sebelumnya rentang 1 hingga 30 Juli 2025, Pos PGA Bukittinggi mencatat 11 erupsi Gunung Marapi.
Namun pada tanggal 31 Juli 2025, erupsi Marapi bertambah sebanyak dua kali, sehingga totalnya berjumlah 13.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Pos PGA Bukittinggi, Ahmad Rifandi, saat dikonfirmasi oleh Tribunpadang.com, Sabtu (2/8/2025).
Baca juga: Cuaca Sumatera Barat 2-4 Agustus 2025, Potensi Hujan Sedang hingga Lebat di Solok Selatan
Ahmad Rifandi mengatakan bahwa selama Juli 2025, pihaknya mencatat erupsi Marapi sebanyak 13 kali.
"Data tersebut terhitung sejak 1 Juli hingga 31 Juli 2025," ungkapnya saat memberikan keterangan.
Penambahannya terjadi pada tanggal 31 Juli 2025 sebanyak dua kali. Sebelumnya rentang 1 Juli sampai 30 Juli hanya 11 kali.
Ia lalu menjelaskan, erupsi Marapi pertama terjadi pada tanggal 7 Juli 2025 pada pukul 13.59 WIB.
Baca juga: Persikopa Terabaikan Akibat Polemik Pengurus dan Pendanaan, Wali Kota Pariaman Dipertanyakan
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,1 mm dan durasi kurang lebih 46 detik," kata Ketua Pos PGA tersebut.
"Kolom abu tidak teramati lantaran tertutup kabut," sambungnya.
Lalu, erupsi Marapi kembali terjadi dalam selang waktu empat hari, yaitu pada tanggal 11 Juli 2025.
"Erupsi ini terjadi pada pukul 00.22 WIB, namun tinggi kolom abu tidak teramati lantaran tertutup kabut," terangnya.
Baca juga: 3 Aturan Kibarkan Bendera One Piece Jelang 17 Agustus, Pakar: Jangan Lebih Tinggi dari Merah Putih
Erupsi selanjutnya masih di hari yang sama, namun terjadi pada pukul 00:46 WIB.
"Kolom abu juga tidak teramati karena terhalang kabut," pungkasnya.
Kata Ahmad Rifandi, setelah 3 hari berlalu, Gunung Marapi kembali erupsi pada tanggal 14 Juli 2025 sebanyak 2 kali.
"Erupsi pertama pada pukul 03:18 WIB dan kedua 19.15 WIB. Tinggi kolom abu keduanya tidak tampak lantaran tertutup kabut," tuturnya.
Erupsi selanjutnya terjadi pada tanggal 15 Juli 2025, sekira pukul 10:23 WIB. Namun kolom abu juga tidak teramati.
Ahmad Rifandi menerangkan, Gunung Marapi kembali erupsi pada tanggal 16 Juli 2025, pukul 10.42 WIB.
Baca juga: Makna Bendera One Piece, Viral Dikibarkan Jelang 17 Agustus 2025, Ini Kata Pakar hingga DPR
"Kolom abu dari erupsi Marapi ini tercatat pada ketinggian 1.200 meter," jelasnya.
Pada 18 Juli 2025, Gunung Marapi kembali erupsi sekira pukul 18.51 WIB dan muntahkan kolom abu setinggi 1.000 meter.
Ahmad Rifandi menjelaskan, setelah 5 hari, pada tanggal 23 Juli juga kembali erupsi.
"Kolom abu teramati setinggi 1.600 meter. Erupsi tercatat pada pukul 07.23 WIB," ungkapnya.
Ia menambahkan, erupsi Marapi kembali terjadi pada tanggal 25 dan 27 Juli 2025.
Baca juga: Gubernur Sumbar Ajak Semua Pihak Jaga Ketahanan Pangan Daerah
"Kolom abu dari erupsi Marapi pada tanggal 25 Juli dan 27 Juli 2025 sama-sama tidak teramati, lantaran tertutup kabut," pungkasnya.
Terakhir, erupsi Gunung Marapi terjadi pada 31 Juli 2025 sebanyak dua kali.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 01.00 WIB, namun tinggi kolom abu tidak teramati lantaran tertutup kabut.
"Sedangkan erupsi kedua terjadi pukul 07.41 WIB, kolom abu teramati setinggi 400 meter," tambahnya.
2. Satpam di Bukittinggi Diduga Cabuli Anak 11 Tahun, Aksinya Diduga Lebih dari Satu Kali
Tim Jatanras dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bukittinggi berhasil mengamankan seorang satpam (satuan pengamanan) SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) lantaran terduga melakukan persetubuhan dan cabul terhadap anak di bawah umur, pada Kamis (24/7/2025) lalu.
Perbuatan tersebut dilakukan seorang satpam inisial RC (41) terhadap anak berinisial B yang masih berusia 11 tahun.
Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi, AKP Idris Bakara, mengatakan penangkapan tersebut berlangsung di kawasan Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Kota Bukittinggi.
"Korban berhasil ditangkap tim Jatanras Polresta Bukittinggi sekira pukul 10.20 WIB," ujar AKP Idris Bakara, Sabtu (2/8/2025).
Baca juga: Seorang Warga Padang Bantah Curhatan Rekening Diblokir PPATK hingga Menyebabkan Orang Tua Meninggal
Ia lalu menjelaskan, pengungkapan kasus bermula ketika ibu korban LG (30) memergoki terduga pelaku menindih tubuh korban B (11) pada Jumat (4/7/2025).
"Kejadian tersebut terjadi di rumah mereka di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, sekitar pukul 04.30 WIB," sebutnya.
AKP idris melanjutkan, kala itu pelapor tidak langsung menuduh lantaran pakaian terduga pelaku dan korban masih utuh.
"Lalu, ketika pelapor bertanya kepada tersangka siapa yang ditindihnya, ia mengatakan adalah anak tiri dari tersangka," pungkasnya.
Baca juga: Cerita Ahmad Lubis, Rekening Diblokir PPATK hingga Tak Bisa Beli Kebutuhan Anak di Padang
Akibat kejadian tersebut, pelapor mulai curiga dan menyelidiki dengan pendekatan kepada korban.
Akhirnya, korban menceritakan bahwa terduga pelaku sudah beberapa kali melakukan perbuatan cabul dan persetubuhan kepadanya.
"Namun setelah tersangka dilakukan penangkapan dan pemeriksaan, ia baru mengakui sudah beberapa kali melakukan perbuatan cabul kepada korban," terangnya.
"Untuk saat ini, tersangka diamankan ke Mako Polresta Bukittinggi dan akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," bebernya.
3. Ditemukan 300 Meter dari Rumahnya, Remaja Laki-Laki di Pessel Tewas dalam Irigasi
Seorang remaja laki-laki berusia 18 tahun ditemukan tidak bernyawa dengan jarak sekitar 300 meter dari rumahnya di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Korban diketahui bernama Berri Lian Saputra (18) yang ditemukan tewas di dalam aliran irigasi yang alirannya airnya dangkal.
Irigasi adalah sistem atau usaha untuk mendatangkan dan mengatur air ke lahan pertanian, termasuk sawah dan ladang, melalui bangunan dan saluran-saluran.
Dimana lokasi tepatnya di Kampung Kepala Bandar, Nagari Kudo-Kudo Inderapura, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan.
Baca juga: 3 Aturan Kibarkan Bendera One Piece Jelang 17 Agustus, Pakar: Jangan Lebih Tinggi dari Merah Putih
Korban sebelumnya dilaporkan hilang oleh pihak keluarga sejak Sabtu (26/7/2025).
Kapolsek Pancung Soal, Iptu Hendra, mengatakan bahwa korban ditemukan tidak bernyawa sekitar 300 meter dari rumahnya pada Jumat (1/8/2025) sekitar pukul 18.00 WIB.
Jenazah korban rencananya akan dilakukan autopsi di RS Bhayangkara guna menyelidiki penyebab kematian.
Polisi telah membuat laporan resmi dengan dugaan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lanjutan untuk mengungkap penyebab pasti kematian korban.
Baca juga: Makna Bendera One Piece, Viral Dikibarkan Jelang 17 Agustus 2025, Ini Kata Pakar hingga DPR
Kronologi Penemuan Korban
Iptu Hendra mengatakan bahwa korban awalnya dilaporkan hilang.
Kronologi kejadian bermula ketika Eki, kakak sepupu korban, mendatangi rumah kepala kampung, pada Jumat sekira pukul 16.30 WIB.
"Eki menyampaikan bahwa berdasarkan informasi dari "orang pintar" (dukun), korban masih berada di sekitar Kampung Hilalang," katanya, Sabtu (2/8/2025).
Menindaklanjuti hal tersebut, kepala kampung mengerahkan warga untuk melakukan pencarian, yang dibagi menjadi dua tim, satu tim menyisir daerah Hilalang dan satu lagi di Kapalo Bandar.
Baca juga: Gubernur Sumbar Ajak Semua Pihak Jaga Ketahanan Pangan Daerah
Sekitar pukul 18.00 WIB, seorang warga bernama Junai, yang tergabung dalam tim pencari, menemukan jasad korban di dalam irigasi ladang milik masyarakat, sekitar 300 meter dari rumah korban.
"Korban ditemukan oleh warga yang melakukan pencarian bersama aparat dan tokoh masyarakat setempat," katanya.
Setelah menemukan jenazah, Junai memanggil warga lain bernama Zal yang berada tidak jauh dari lokasi, lalu masyarakat berdatangan ke tempat kejadian.
Ibu korban kemudian melaporkan penemuan tersebut ke Polsek Pancung Soal.
Kecamatan Pancung Soal berjarak sekitar 188 kilometer dari pusat Kota Padang. (TribunPadang.com)