Sebagai mantan kepala daerah, Mukhlis mengingatkan agar Wako dan jajarannya fokus pada kemajuan daerah daripada menikmati fasilitas semata.
Nasib Kapal Perang Teluk Bone 511 menjadi contoh paling konkret dari carut-marutnya manajemen pembangunan di Kota Pariaman.
Setelah berlabuh sejak tahun 2023, kapal perang yang kaya sejarah ini kini terlantar tanpa kejelasan, seolah kehilangan arah setelah pergantian kepemimpinan.
Mukhlis menekankan bahwa dana daerah sudah terpakai untuk kapal ini, dan pemerintah saat ini memiliki tanggung jawab moral untuk memperjuangkan nasibnya.
Ini bukan sekadar soal efisiensi, melainkan cerminan kurangnya prioritas, inisiatif, dan tanggung jawab dari kepemimpinan Kota Pariaman saat ini.
Rakyat Pariaman menunggu, sampai kapan pembangunan kota ini akan terus tersandera alasan efisiensi.(*)