"Josi kalau untuk belajar sangat antusias makanya kami selalu mendukungnya," jelas ibunya.
Baca juga: Lewat Telepon, WNI Korban Pembunuhan di Jepang Sempat Izin Pergi Kerja ke Nenek di Padang Pariaman
Selain cerdas Josi juga sosok yang mandiri, anak pertama dari dua bersaudara itu, sejak kelas 5 SD sudah tinggal bersama neneknya.
Ibu Josi bekerja di Malaysia dan ayahnya di Jakarta. Jauh dari orang tua tidak menyurutkan niat Josi, ia berhasil melewati tahun demi tahun bersama adiknya.
Bahkan tanpa ragu Josi memberanikan diri untuk menimba ilmu hingga ke negeri Jepang.
Meski akhirnya, baru empat bulan di Jepang Josi harus kehilangan nyawanya. Ia ditemukan meninggal di sebuah apartemen berjarak 3 Km dari asrama sekolahnya.
Janji Terakhir Josi
Dasmawati mengungkap janji terakhir anaknya sebelum hilang kontak dan ditemukan meninggal dunia.
Ia mengatakan dirinya sempat berkomunikasi dengannya Josi, Kamis (17/8/2023) pagi.
Tak hanya dengan dirinya, Josi juga berkomunikasi dengan Mak Ciknya di Jakarta dan neneknya di Padang Pariaman, Sumbar.
Lewat telefon, ujar Dasmawati, Josi mengatakan, ia memasuki masa libur sekolah selama satu bulan. Jadi ia ingin bekerja untuk mengisi waktu libur.
"Kami mendengar itu, tentu hanya mengiyakan dan memberinya semangat," jelas Dasmawati.
Sebelum menutup telefon Josi mengatakan pada neneknya akan mengirimi uang, Kamis (17/8/2023) siang (waktu Jepang) saat istirahat bekerja.
Janji tersebut memang ditepati Josi, hanya saja, itu janji terakhir Josi pada keluarganya.
Pasca telefon tersebut, Josi tidak lagi bisa dihubungi. Bahkan ia tidak pulang lagi ke asrama sekolahnya.
Lima hari setelah telefon tersebut, Josi ditemukan pihak Kepolisian Jepang dalam kondisi tidak bernyawa di sebuah apartemen berjarak 3 km dari asrama sekolahnya.