TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Jurnalis dari Kabupaten Pasaman Barat menyerahkan bantuan berupa makanan dan pakaian kepada warga Air Bangis yang sudah tiga hari berunjuk rasa di Kota Padang.
Penggalangan donasi tersebut digagas oleh sejumlah jurnalis asal Pasaman Barat yang prihatin atas kondisi massa yang berdemo selama dua hari terakhir.
Perwakilan jurnalis, Andika mengatakan, bantuan kemanusiaan ini dikumpulkan atas rasa kemanusiaan.
Baca juga: Dapur Umum Masyarakat Air Bangis Masak 2.000 Bungkus Nasi untuk Demo Hari Ini, Lauk Mulai Kurang
"Ini adalah donasi kemanusiaan yang digalang di Pasaman Barat oleh warga, baik yang di sana maupun yang di rantau," kata Andika saat menyerahkan paket bantuan di Masjid Raya Sumbar, Rabu (2/8/2023).
Andika menuturkan donasi ini dikumpulkan karena kondisi masyarakat yang kedinginan dan kekurangan makanan pasca unjuk rasa Selasa kemarin.
"Kami melihat di berbagai pemberitaan banyak warga yang kedinginan dan kekurangan pakaian. Tadi malam mulai kami kumpulkan donasi dan menyerahkannya hari ini," kata Andika.
Adapun paket bantuan yang diserahkan yaitu 90 bungkus nasi dan satu karung pakaian dari masyarakat Ophir, Pasaman Barat.
Selain itu juga ada bantuan berupa makanan ringan, obat-obatan dan popok bayi.
Diberitakan sebelumnya, lebih kurang 1.500 warga dari Jorong Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis, berdemo di kantor gubernur Sumbar sejak Senin (31/7/2023).
Baca juga: Ketua DPRD Sumbar Minta Gubernur Temui Warga Air Bangis, Supardi Sebut Dewan akan Pelajari Masalah
Aksi unjuk rasa saat ini sudah memasuki hari ketiga. Warga yang berdemonstrasi menginap di Masjid Raya Sumatera Barat dan mendirikan dapur umum di sana.
Tuntutan Massa
Empat tuntutan yang dilayangkan masyarakat Air Bangis yaitu membebaskan lahan masyarakat dari kawasan hutan produksi.
Lalu menolak hadirnya Proyek Strategi Nasional yang berpotensi mengancam lingkungan dan ruang hidup, dan pembebasan dari Koperasi KSU ABS HTR.
Kemudian memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menjual sawit kepada pihak mana pun.
Masyarakat menilai selama ini pemerintah terkesan membiarkan konflik agraria di Air Bangis berlarut-larut, tanpa penyelesaian yang jelas.
Baca juga: PBHI Sumbar Nilai Tuntutan Masyarakat Air Bangis Sangat Realistis, Bisa Dikabulkan Gubernur