Berita Populer Sumbar

POPULER SUMBAR: Kisah Mantan Pelaku Ilegal Logging di Tapan dan Kapal Mati Mesin di Mentawai

Editor: Fuadi Zikri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proses evakuasi nelayan yang mengalami mati mesin kapal di Kepulauan Mentawai, Sumbar, Minggu (18/6/2023).

Potongan kayu ini lumayan berukuran besar hal itu terlihat dari pohon yang ditebang yang mana ukuran diameternya yang luas. Lalu juga tampak di jalan tanah yang dilewati ada bekas kayu yang ditarik ke luar hutan.

Bekas batang kayu yang diduga ditebang oleh para pembalak liar di kawasan hutan TNKS Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (TribunPadang.com/Mona Triana)

Saat ini Ahmadi menjalani kehidupannya selain berladang, ia juga membuka warung di depan rumahnya menjual makanan yang dibantu istrinya. Dari sanalah Ahmadi sekeluarga mendapatkan tambahan biaya kebutuhan sehari-hari dan juga biaya untuk sekolah bagi anak-anaknya.

Sementara itu Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional (BPTN) Wilayah II Sumbar, Ahmad Darwis menyebutkan luas wilayah Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) secara keseluruhan mencapai 1,5 juta Ha yang meliputi 4 provinsi, yakni Jambi, Sumbar, Sumsel dan Bengkulu. Untuk wilayah Sumatera barat memiliki luas 358.000 ha yang tersebar di empat kabupaten Pesisir Selatan, Solok Selatan, Solok, Dharmasraya.

Ahmad Darwis melanjutkan ada beberapa masyarakat yang sudah melakukan keterlanjuran aktivitas di dalam kawasan TNKS.

“Kalau kita tangkap, mereka hanya untuk mempertahankan hidup, tetapi ketika mereka menggarap untuk memperjualbelikan akan diproses,” ucap Ahmad Darwis.

TNKS telah melakukan pendataan lahan-lahan garapan masyarakat di dalam kawasan TNKS.

Setelah pendataan kalau ada kerusakan akan dilakukan penanaman tanaman produktif di zona-zona pemanfaatan.

Begitupula kalau lokasi masyarakat berada di zona rehabilitasi, akan penanaman, misal, kalau menanam kopi, tetap diizinkan dengan syarat jarak 10 meter ada tanaman berkayu. Begitupun, kalau tanaman palawija, diselingi tanaman keras seperti petai, jengkol, kemiri, dan lain-lain.

Selain itu untuk pengamanan kawasan TNKS dilakukan patroli rutin setiap bulannya antara petugas resort dengan masyarakat mitra Polhut. Kemudian juga ada sosialisasi hukum terkait pengelolaan taman nasional dan mitra konservasi bagi masyarakat yang sudah tinggal di kawasan. Hal ini bertujuan untuk pemulihan ekosistem dengan bisa menanam lahan dengan tanaman bernilai ekonomi tetapi tetap ada tanaman kayu termasuk jenis endemik.

Mengelola hutan secara berkelanjutan dan menghentikan deforestasi adalah tantangan global yang membutuhkan kerjasama dari semua pihak, termasuk pemerintah, organisasi lingkungan, masyarakat lokal, dan individu. Dengan menjaga kelestarian hutan, dapat memastikan warisan alam yang berharga ini tetap ada untuk generasi mendatang dan mendukung keberlanjutan bumi.

2. Proses Evakuasi Tiga Nelayan Mentawai yang Mengalami Kapal Mati Mesin di Perairan Sawo Desa Bosua

Kapal nelayan yang ditumpangi tiga orang nelayan dilaporkan mati mesin di Perairan Sawo Desa Bosua, Kecamatan Sipora Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (18/6/2023).

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai, Akmal, mengatakan menerima informasi adanya kapal nelayan mati mesin pukul 03.40 WIB.

"Kejadian ini dilaporkan oleh masyarakat kepada kami. Berdasarkan keterangan masyarakat ini, kapal nelayan ini mengalami mati mesin pukul 00.20 WIB," kata Akmal.

Baca juga: Seorang Bocah Tewas Diserang Buaya di Mentawai, BKSDA Sumbar Keluarkan Imbauan

Ia mengatakan, kapal ikan berukuran 15 meter ini ditumpangi oleh Zulfikar (47), Viktor (35), dan Jufri (20).

Lanjutnya, kapal nelayan ini berangkat dari Dermaga Tuapejat menunu Sikakap pada Sabtu (17/6/2023) Pukul 10.00 WIB.

"Pasa saat perjalanan kapal mengalami mati mesin di sekitar perairan Sawo Desa Bosua, Kecamatan Sipora Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai," katanya.

Baca juga: Jenazah Bocah Diterkam Buaya di Mentawai Berhasil Ditemukan, Operasi SAR Ditutup

Akmal menjelaskan pukul 04.00 WIB Tim Rescue berangkat menuju Dermaga Tuapejat untuk menuju lokasi kejadian.

"Pukul 07.06 WIB, Tim SAR Gabungan tiba dan langsung menemukan korban di lokasi kejadian. Selanjutnya dievakuasi menuju Dermaga Tuapejat," ujarnya.

Dikatakannya korban bersama tim sampai di Dermaga Tuapejat pukul 14.30 WIB.

"Karena korban ditemukan selamat semuanya, Operasi SAR diusulkan ditutup, semua unsur kembali ke satuan masing-masing dengan ucapan terimakasih," pungkasnya.

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News

Berita Terkini