Kota Pariaman

Ciri Khas Batik Sampan Asli dari Dusun Sampan Kota Pariaman

Penulis: Panji Rahmat
Editor: Rahmadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dewi sartika (36) menunjukan batik sampan tulis yang sudah ia canting di halaman rumahnya, Rabu (24/5/2023).

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Batik Sampan di Dusun Sampan, Punggung Ladiang, Pariaman Selatan, Kota Pariaman merupakan satu-satunya produk batik dari daerah tersebut.

Batik dari daerah ini memiliki cara pembuatan dan motif yang khas.

Batik sampan ini kata pembatik Dewi Sartika (36) terdiri dari dua macam, yaitu batik tulis dan batik cap.

Batik tulis sampan kata Dewi, pembuatannya berlangsung secara manual menggunakan tangan. Cara membuat batik tulis, menggunakan  lilin cair dan alat bantu canting pada kain yang sudah ada coraknya.

"Jadi pembuatan batik tulis ini agak memakan waktu, mulai dari menggambar dan menulisnya," jelas Dewi.

Baca juga: Perjuangan Dewi Sartika Lestarikan Batik Sampan Khas Kota Pariaman

Dalam pembuatannya pembatik harus telaten dan sabar, karena jika melakukan kesalahan sedikit saja dapat memengaruhi hasil akhirnya. 

Inilah yang menjadi alasan kenapa harga batik tulis jauh lebih mahal dibanding batik lainnya.

Sedangkan batik cap dibuat menggunakan cap atau stempel bermotif batik. Biasanya, cap ini terbuat dari tembaga, cap ini menjadi pengganti fungsi canting di batik tulis.

"Kalau batik cap pengerjaannya lebih agak cepat dari batik tulis," jelasnya.

Meski cepat, motif yang terdapat di batik cap terbatas, semua tergantung motif cap yang tersedia.

Baca juga: Sepenggal Cerita Sejarah Batik Sampan di Dusun Sampan Kota Pariaman

Kendati ada perbedaan dalam membuat kedua jenis batik itu, dalam pengerjaannya Dewi mengaku pembatik harus tetap teliti bekerja. Menimbang setelah proses batik tulis atau cap ada proses pewarnaan yang butuh kehati-hatian.

Selain itu dalam pengerjaan batik, Dewi menilai kondisi cuaca juga menentukan. Mengingat dalam setelah proses pewarnaan batik dijemur, jadi perlu cahaya matahari yang optimal.

"Kalau terlalu panas hasilnya jadi tidak bagus, cuaca yang pas itu agak seperti cerah berawan," terangnya.

Dewi sendiri mengaku suka membuat batik sampan tulis ketimbang batik cap. Menurutnya melalui batik tulis, ia bisa lebih berkreasi dalam memadukan motif.

Selain jenisnya, batik sampan juga memiliki motif yang cukup terkenal yaitu motif sirih gadang, kaluak paku, pucuk rabuang, burung Hong dan carano.

Baca juga: Kelompok Batik Sarumba Ramaikan Event Pedati ke 12 di Bukittinggi, Jajakan Beragam Produk Batik

Selain lima motif awal batik sampan, belakangan kata Dewi sudah ada motif Tabuik Pariaman, yang merupakan salah satu ikon kota tersebut.

Dewi yang sering membuat batik sampan tulis, membanderol harga batiknya bervariasi. Mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 500 ribu tergantung ukuran.

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News.

Berita Terkini