Kota Pariaman

Perjuangan Dewi Sartika Lestarikan Batik Sampan Khas Kota Pariaman

Pengrajin batik sampan di Dusun Sampan, Punggung Ladiang, Pariaman Selatan Kota Pariaman harus tetap bertahan agar batik ini tetap ada.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Dewi Sartika (36) pembatik sampan yang tersisa di Dusun Sampan Punggung Ladiang Pariaman Selatan Kota Pariaman sedang mengembangkan hasil batik sampan buatannya di halaman rumah, Rabu (24/5/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Pengrajin batik sampan di Dusun Sampan, Punggung Ladiang, Pariaman Selatan Kota Pariaman harus tetap bertahan agar batik ini tetap ada.

Kondisi pembatik sampan di Dusun Sampan beberapa tahun belakang bisa dibilang mati suri. Masyarakat daerah tersebut tidak ada yang ingin melanjutkan warisan tersebut.

Seorang pembatik yang masih aktif, Dewi Sartika (36), mengaku minat masyarakat untuk belajar batik sampan di Dusun Sampan terus berkurang.

Ia yang sudah belasan tahun jadi pembatik menyebut, banyak anak muda di daerah itu belum mau bergelut membuat batik sampan ini.

"Kalau pelakunya terus berkurang, saya takut batik sampan di Dusun Sampan hanya tinggal nama saja," terang, ibu dua anak itu, Rabu (24/5/2023).

Baca juga: Sepenggal Cerita Sejarah Batik Sampan di Dusun Sampan Kota Pariaman

Bersandar pada sejarah, batik sampan dinamai demikian karena asal usul dan ciri khas pembuatannya. Kalau hanya nama batik sampan yang tersisa, tapi pembuatannya di daerah lain, akan membuat masyarakat Dusun Sampan rugi.

Menurutnya sejarah batik sampan ini harus kembali disampaikan pada masyarakat luas, terutama anak muda. Agar mereka mau belajar batik sampan dan menghidupkannya kembali.

Berdasarkan pengamatan Dewi, menurutnya pelaku batik sampan ini tidak terlepas dari proses pengerjaannya yang tidak instan.

Menjadi pembatik, Dewi mengaku harus sabar menghabiskan waktu sampai satu pekan untuk menyelesaikan satu pesanan. Jika pesanan itu bagus dan tidak terkendala barulah ia mendapat uang.

"Pengalaman saya setiap kelompok batik sampan yang pernah saya ikuti, proses itu yang tidak sabar mereka lewati," jelasnya.

Baca juga: Kunci Jawaban Tebak Gambar Level 26, Beranda Rumah, Kemeja Batik, Membabi Buta, Kasus Pidana

Pembatik sampan Dewi Sartika (36) memperlihatkan hasil pencantingan batik sampannya di Dusun Sampan, Punggung Ladiang, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (24/5/2023).
Pembatik sampan Dewi Sartika (36) memperlihatkan hasil pencantingan batik sampannya di Dusun Sampan, Punggung Ladiang, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (24/5/2023). (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Ia melihat banyak pembatik muda, ingin langsung mendapat uang sejak mulai memproduksi batik. Cara pikir ini harus diubah, agar pembatik muda bisa ikut ambil andil menghidupkan batik sampan di Dusun Sampan.

Minimnya minat pembatik baru ini, menurut Dewi sebenarnya tidak sejalan dengan dukungan pemerintah. Ia menilai selama jadi pelaku batik sampan ragam bantuan dari pemerintah sempat ia terima.

Mulai dari pelatihan, alat, bahan mentah hingga konsumen pernah ia dapat untuk menjalani usaha batik ini.

Kepala Desa Punggung Ladiang, Pariaman Selatan Kota Pariaman, Aulia Mardhani Arif mengatakan, batik sampan di Dusun Sampan harus terus dirawat.

Ia bersama perangkat desa lainnya mengaku sudah memiliki rencana untuk menghidupkan kembali batik di daerah itu.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved