TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pemerintah Kota (Pemko) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) memasang dua kubus apung di aliran Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.
Kubus apung ini merupakan yang kedua dipasang Pemko Padang melalui Dinas Lingkungan Hidup. Kubus apung pertama dipasang di aliran Banda Bakali, Padang Timur 2020 lalu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Mairizon mengatakan, kubus apung kedua ini dipasang pihaknya berdasarkan hasil evaluasi pemasangan kubus apung yang pertama.
Ia menuturkan dari hasil evaluasi itu, pihaknya melihat penurunan jumlah sampah yang sampai di muara, pantai, dan laut signifikan. Angkanya melebihi 50 persen.
"Kita melihat ini sebagai salah satu cara terbaik untuk mengatasi persoalan sampah di Pantai Padang yang selama ini menjadi persoalan," ujar Mairizon kepada TribunPadang.com, Sabtu (20/5/2023).
Baca juga: Minimalisir Sampah Hanyut ke Laut, Pemko Padang Pasang Kubus Apung di Batang Arau
Dia membeberkan kubus apung ini baru dipasang satu bulan belakangan, anggaran bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Padang.
Mairizon menyebut, terdapat dua kubus apung yang dipasang di aliran sungai terbesar di Kota Padang itu, yakni di depan Masjid Darussalam, Pasa Gadang dan di pertemuan air di dekat jembatan Koto Baru, Seberang Padang.
"Kubus apung yang berada di Pasa Gadang saat ini telah selesai dikerjakan dan sudah difungsikan. Sementara, kubus apung di Koto Baru sedang dalam tahap pemasangan," bebernya.
"Dari satu bulan itu, (di Pasa Gadang) rata-rata kita mengangkut sampah satu truk sehari. Ini menandakan dampak besar setelah kita pasang kubus ini," kata dia.
Ilham (36), seorang petugas kubus apung Batang Arau mengatakan dalam sehari minimal 500 kilogram sampah diangkut dari sungai. Paling banyak pernah melebihi angka satu ton.
Baca juga: DLH Padang Hanya Miliki Satu Kubus Apung di Sungai Banjir Kanal Padang Barat, Bantu Menjaring Sampah
Ia menyebut, rata-rata sampah yang tersangkut di kubus apung ialah sampah non organik dan terbanyak sampah plastik dan popok.
"Bisa dikatakan 80 persen itu sampah non organik. Sisanya kayu, ranting, daun, dan ada juga bangkai, seperti anjing, ayam, kucing," kata Ilham.
Ilham yang merupakan warga sekitar menyebut pemasangan kubus apung ini cukup berdampak mengurangi sampah di laut. Ia melihat, sejak kubus apung dipasang, jumlah sampah di kawasan Muara Padang mulai berkurang.
"Dulu sebelum ini (kubus apung dipasang), saya melihat sampah di sungai ini seperti orang tawuran, berlari ramai-ramai menuju laut, miris juga melihatnya," ungkap Ilham.
Ilham menambahkan, sedikit kekurangan dari kubus apung ini ialah ketika hujan tiba dan debit air meningkat, kubusnya harus dipinggirkan agar tidak hanyut terbawa air.