Mudik Lebaran 2023

Wasekjend DPP IKM Braditi Moulevey: Alhamdulillah Pulang Basamo IKM Sukses

Editor: Rahmadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wasekjend DPP Ikatan Keluarga MInang (IKM) Braditi Moulevey

TRIBUNPADANG.COM - Wasekjend DPP Ikatan Keluarga MInang (IKM) Braditi Moulevey menyebut penyelenggaraan acara pulang basamo ke Sumatera Barat (Sumbar) berjalan dengan sukses.

Dia juga merespons pernyataan peserta pulang basamo yang mengaku kecewa karena ditarik pembayaran oleh panitia.

Braditi Moulevey menyatakan bahwa bus yang digunakan dalam pulang basamo itu gratis.

Bus dikhususkan untuk keluarga besar Ikatan Keluarga Minang di daerah DKI Jakarta, Tangerang dan Tangerang Selatan.

"Jadi sesuai kesepakatan dalam keputusan rapat panitia, bahwa bagi pemudik yang ingin mengikuti Pulang Basamo diwajibkan membayar biaya administrasi sebesar Rp. 150.000,-/orang," katanya dalam keterangan tertulisnya kepada TribunPadang.com, Selasa (18/4/2023).

Dia melanjutkan, bagi yang sudah terdaftar menjadi anggota IKM wajib mempunyai KTA IKM. Bagi yang belum memiliki silahkan mengurus KTA ke masing-masing pengurus DPD IKM tempat mereka berdomosili untuk mengurus KTA tersebut.

Baca juga: Antar Pemudik ke Bukittinggi, Panita Pulang Basamo IKM Siapkan 6 Bus Transit di Terminal Bareh Solok

Adapun biaya KTA tersebut tergantung kebijakan masing-masing DPD IKM yaitu sebesar Rp. 60.000, sementara bagi yang telah memiliki KTA tentu tidak perlu membayar biaya pengurusan KTA.

Sementara biaya administrasi yang sebesar Rp. 150.000 ini diperuntukan untuk biaya baju kaos seragam peserta Pulang Basamo ditambah untuk keperluan lainnya seperti pembelian snack, air minum dan operasional acara pelepasan Pulang Basamo IKM dan juga untuk menunjukan keseriusan bagi anggota IKM peserta yang ingin mengikuti Pulang Basamo.

"Biiaya tersebut sudah disosialisasikan jauh-jauh hari sebelum penerimaan pendaftaran dan tidak ada peserta yang keberatan mengenai hal ini. Saya juga selalu memonitor posko pendaftaran Pulang Basamo, Alhamdulillah semua bus terisi full dan peserta tidak ada yang keberatan mengenai biaya pendaftaran tersebut,"ujarnya.

Pihaknya mengaku juga memahami karena waktu persiapan dari panitia yang sangat singkat dan ini juga pengalaman pertama bagi DPP IKM mengadakan Pulang Basamo tentu banyak kekurangan dan catatan untuk evaluasi kegiatan Pulang Basamo ini.

"Termasuk juga mengenai armada bus, dengan waktu yang sangat singkat dan jumlah bus yang cukup banyak tentu tidak mudah mencari armada tersebut," ujarnya.

Baca juga: Sopir Bus IKM Pulang Basamo Tidak Hafal Rute, Waktu Tempuh Jakarta-Padang Jadi 3 Hari

"Ada beberapa catatan yang menjadi masukan bagi DPP IKM dan panitia untuk kegiatan pulang basamo di masa yang akan datang. Insyaa Allah tahun depan kita akan lebih matangkan lagi persiapan dari panitia dan mohon doa dan dukungannya Insyaa Allah ditahun depan akan lebih banyak lagi bus yang akan IKM akan persiapkan," katanya.

Para pemudik baru tiba di Terminal Bareh Solok pada Selasa (18/4/2023)/Nandito Putra (TribunPadang.com/Nandito Putra)

Pengakuan Peserta Pulang Basamo

Sebelumnya diberitakan, puluhan pemudik asal Sumatera Barat yang ikut program pulang basamo pada Lebaran tahun ini merasa kecewa karena harus membayar Rp210 ribu per orang.

Kekecewaan itu diungkapkan salah seorang pemudik asal Bandung bernama Hasan Hendri dan sejumlah pemudik yang saat ini berada di Terminal Bareh Solok.

Hendri mengatakan, program pulang basamo yang diinisiasi oleh Ikatan Keluarga Minang (IKM) dijanjikan gratis kepada para perantau.

"Tapi kenyataannya per penumpang diharuskan membayar Rp210 ribu per orang," kata Hendri sambil melihatkan bukti transfer kepada TribunPadang.com, Selasa (18/4/2023).

Selain itu, kata Hendri, sopir yang ditugaskan tidak berpengalaman dan baru kali ini menempuh rute Sumatra.

Salah seorang pemudik dari Jawa yang ikut program mudik Pulang Basamo 2023 saat memperlihatkan bukti transfer untuk pembayaran mudik saat tiba di Terminal Bareh Solok, Selasa (18/4/2023) pagi. Diketahui, program mudik Pulang Basamo 2023 yang diinisiasi oleh Ikatan Keluarga Minang (IKM) itu dijanjikan gratis kepada para perantau.

Baca juga: Kedatangan Bus di Terminal Bareh Solok Meningkat Drastis, Hampir 100 Persen Asal Jakarta

"Tiga hari kami di jalan karena sopirnya orang Jawa yang tidak tahu trek dan kondisi jalan," ujar perantau asal Batusangkar ini.

Biasanya, kata Hendri, waktu tempuh dari Jakarta-Sumbar hanya 28 hingga 30 jam.

Selain itu, Hendri mengaku para penumpang juga diminta patungan membiayai uang makan dan rokok untuk sopir.

Hal serupa juga diutarakan Resti, pemudik asal Jakarta yang hendak menuju Bukittinggi.

Saat ini Resti dan para pemudik yang ikut program pulang basamo terlantar di Terminal Bareh Solok.

Baca juga: Puncak Arus Mudik di Terminal Bareh Solok Diprediksi H-3 Lebaran

Ada empat unit bus yang membawa pemudik tersebut dari Jakarta pada Sabtu (15/4/2023) lalu.

Alasannya karena bus yang ditumpangi hanya akan menuju Bukittinggi, sedangkan pemudik juga ada yang berasal dari Kota Padang.

"Harusnya kan dibagi dua, yang tujuan Padang dan Bukittinggi," ujarnya.

Saat berangkat dari Jakarta, kata Resti, para penumpang yang hendak menuju Kota Padang memang diminta untuk naik bus dengan tulisan Bukittinggi.

"Kata panitia akan dibawa sesuai tujuan saat mendaftar, tapi sekarang perantau yang mau menuju Padang tidak punya kejelasan dan terlantar begini," katanya.

Empat bus yang membawa para pemudik tersebut tiba di Terminal Bareh Solok sekira pukul 10.35 WIB tadi. (TribunPadang.com/Nandito Putra)

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News.

Berita Terkini