Gempa Sumbar 2009

Kisah Penyintas Gempa Sumbar 30 September 2009, Mahmud Amin : Setelah 10 Menit, Lalu Hening Seketika

Penulis: Hafiz Ibnu Marsal
Editor: Emil Mahmud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang Penyintas Gempa Sumbar 2009, Mahmud Amin menuturkan saat terjadinya tragedi bencana alam gempa itu dirinya sedang belajar di ruang kelas lantai tiga gedung C Bimbingan belajar (Bimbel) GAMA di Jalan Proklamsi, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Penyintas gempa Sumbar Tahun 2009 itu ditemui TribunPadang.com, Kamis (29/9/2022)

Tanpa pikir panjang, Uud langsung berlari ke sana dan kembali menuju bagian depan gedung GAMA.

Sesampainya di depan gedung GAMA, ia melihat kakak dari ibunya sudah terduduk mengeluarkan air mata sambil menunggu keponakanya keluar dari reruntuhan itu.

Uud kemudian menghampiri  kakak ibunya itu, lalu beranjak pulang untuk kembali berkumpul bersama keluraga.

Walaupun berhasil selamat, Uud masih berada dalam kondisi trauma mendalam.

Terlebih, saat kejadian gempa Sumbar 30 September 2009, runtuhnya gedung C Bimbel GAMA memakan puluhan korban jiwa.

“Orang tua saya  menceritakan, selama satu minggu pasca kejadian, saya tidak berinteraksi dengan siapapun,” kata Uud.

“Bahkan orang tua saya mengatakan, hanya raga anaknya yang hidup sementara jiwanya telah mati,” sambungnya.

Pasca kejadian hidupnya berubah, karena trauma yang mendalam ia rasakan.

Terkadang saat mendengar getaran akibat laju kendaraan, Uud langsung lari keluar rumah.

Baginya, kejadian itu sangat membekas dalam ingatan dan tidak akan pernah ia lupakan sampai kapanpun.(TribunPadang.com/ Muhammad Hafiz Ibnu Marsal)

 

Berita Terkini