BERITA POPULER SUMBAR

POPULER SUMBAR - Sound System Kemah Budaya di Padang Panjang Roboh| Ini Kata Saksinya

Penulis: Emil Mahmud
Editor: Emil Mahmud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Tower sound system di Lapangan Gor Khatib Sulaiman, Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Padang Panjang, Padang Panjang, roboh pada Minggu (25/8/2019).

Pramuka Sumbar, kata dia, sangat berduka atas insiden ini.

Dia menyebut, insiden ini terjadi saat gladi pembukaan Kemah Budaya Nasional yang digelar di Padang Panjang.

"Semoga korban yang saat ini dirawat di rumah sakit segera pulih," ujarnya.

Dia juga mendokan agar korban yang meninggal dunia diterima di sisi Allah.

“Semoga adik kita tersebut diterima di sisi-Nya serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan menghadapi musibah ini," ujarnya.

Terkait robohnya tower, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang untuk proses lebih lanjut.

Dia juga menjelaskan, Kwarda 03 Gerakan Pramuka Sumbar selaku Tim Asistensi atau pendamping dalam kegiatan KBN X 2019 berharap, akan tetap melayani semua tamu dari seluruh penjuru Indonesia.

“Meski kita semua dalam keadaan berduka, pascainsiden tersebut, kita akan layani tamu dengan baik," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, sound system yang roboh saat Kemah Budaya Nasional 2019 di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Minggu pagi, menimpa 5 orang.

Satu di antaranya meninggal dunia, empat lainnya luka-luka.

Dua korban luka-luka dilarikan ke rumah sakit setempat, sedangkan dua lagi dirujuk ke RSUP M Djamil Padang.

Satu korban meninggal dunia adalah Rara Rizkyatul Hanif (12), siswa SDN 03 Guguk Malintang, Padang Panjang.

Kapolsek Padang Panjang AKP Yuhendri mengatakan, insiden ini terjadi sekitar pukul 8.30 WIB di lapangan Gor Khatib Sulaiman, Kelurahan Koto Panjang.

Ia menjelaskan, ada tiga orang siswa SD, satu orang guru dan satu staf TU SD yang jadi korban.

Yuhendri mengatakan, satu guru dan satu staf SD yang jadi korban luka-luka dirujuk ke rumah sakit di Padang.

Berita selengkapnya klik di sini!

Berita Terkini